Setelah tiga kali kalah beruntun, AS Roma bangkit. ”Serigala Ibu Kota" itu menang 3-0 atas tuan rumah Brescia, Minggu (12/7/2020). Kemenangan ini melanjutkan tren positif setelah unggul 2-1 atas Parma, Kamis lalu.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
BRESCIA, MINGGU — Setelah dinaungi awan mendung berupa tiga kekalahan beruntun, AS Roma akhirnya mulai melihat langit cerah tanda kebangkitan. Paling tidak, seusai meraih kemenangan 2-1 atas Parma di kandang sendiri, Kamis (9/7/2020), ”Serigala Ibu Kota” bisa melanjutkan tren positif dengan meraih kemenangan 3-0 atas tuan rumah Brescia dalam pekan ke-32 Serie A di Stadion Mario Rigamonti, Brescia, Minggu (12/7/2020) dini hari WIB.
Dalam laga itu, AS Roma mendominasi sejak awal pertandingan. Namun, serangan klub yang berdiri 7 Juni 1927 itu baru menuai hasil di babak kedua. Itu ditandai dengan tiga gol yang mereka lesatkan di paruh kedua, yakni gol bek Federico Fazio di menit ke-48, penyerangan Nikola Kalinic di menit ke-62, dan gelandang Nicolo Zaniolo di menit ke-74.
Kemenangan itu boleh jadi petanda kebangkitan AS Roma walau menang atas Brescia yang notabene sedang berjuang lepas dari zona degradasi. Namun, kemenangan klub berjersei merah-oranye itu diraih dari laga tandang. Apalagi sejak Serie A musim ini dimulai lagi per 20 Juni, Brescia belum kalah di kandang sebelum takluk dari AS Roma. Sebelum menjamu Roma, Brescia menjalani dua laga kandang dari lima laga yang ada. Hasilnya, mereka menang 2-0 atas Hellas Verona (Minggu, 6/7/2020) dan seri 2-2 dengan Genoa (Sabtu, 27/6/2020).
Lebih spesial itu merupakan kemenangan pertama AS Roma tanpa kebobolan atau clean sheet sejak lima bulan lalu. Terakhir kali Edin Dzeko dan kawan-kawan menang tanpa kebobolan ketika menang telak 4-0 atas Lecce dalam pekan ke-25 Serie A di Stadion Olimpico, Roma, Senin, (24/2/2020).
Secara keseluruhan, itu merupakan kemenangan kedua AS Roma dari dua laga terakhir atau kemenangan ketiga dari enam laga usai Serie A musim ini dimulai kembali. Kedua hasil positif itu pun mengakhiri fase krisis mereka setelah menuai tiga kekalahan beruntun, yakni 1-2 dari Napoli (Minggu, 6/7/2020), 0-2 dari Udinese (Jumat, 3/7/2020), dan 0-2 dari AC Milan (Minggu, 28/6/2020).
Dengan hasil itu, AS Roma berhasil mengamankan peringkat kelima klasemen sementara dengan 54 poin dari 32 laga. Mereka bisa melebarkan jarak hingga tiga poin dari Napoli di posisi keenam dengan 51 poin dari 31 laga dan lima poin dari AC Milan di urutan ketujuh dengan 49 poin dari 31 laga.
”Kemenangan itu sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri tim. Ini sangat penting untuk mempertahankan tempat kelima (mengamankan tiket ke Liga Eropa musim depan),” ujar Pelatih AS Roma Paulo Fonseca dikutip Football-Italia seusai laga tersebut.
Perubahan taktik
Fonseca mengatakan, dirinya tak memungkiri dua kemenangan tersebut diraih karena ada perubahan formasi dari biasanya menggunakan empat bek menjadi tiga bek. Sebelum menang atas Parma 2-1, AS Roma sempat mencoba beberapa formasi 5-3-2 ketika kalah 1-2 dari Napoli dan 4-2-3-1 di sejumlah laga sebelumnya.
Namun, ketika menghadapi Parma, Fonseca coba bereksperimen dengan mencoba formasi 3-4-2-1. Hasilnya, mereka berhasil meraih tiga poin atas Parma setelah menuai tiga kekalahan beruntun. Setelah itu, pelatih asal Portugal itu tetap mempertahankan pakem tersebut ketika menghadapi Brescia dan hasilnya pun sama positif.
Adapun AS Roma sudah lama tidak menggunakan tiga bek. Mereka sangat familiar dengan tiga bek ketika di bawah asuhan Fabio Capello di awal 2000-an dengan puncak capaian scudetto musim 2000/2001. Namun, selepas itu, sejumlah pelatih yang menukangi AS Roma lebih banyak menggunakan empat bek.
”Kami lebih agresif dengan tiga pemain belakang. Itu memberi kami peluang untuk maju lebih tinggi. Ada banyak area yang bisa diisi untuk melakukan improvisasi. Kami pun menciptakan banyak peluang di depan gawang,” kata Fonseca.
Kembalinya Zaniolo
Selain mengapresiasi kemenangan itu, Fonseca pun bersyukur karena pemain muda Zaniolo mampu mencetak gol kembali. Pemain berusia 21 tahun itu mencetak gol di menit ke-74 seusai menggantikan gelandang Lorenzo Pellegrini di menit ke-67. Dia mencetak gol lewat sepakan keras menggunakan kaki kiri di dalam kotak pinalti Brescia seusai menerima umpan terobosan dari gelandang Diego Perotti.
Itu menjadi gol pertama Zaniolo sejak terakhir kali mencetak gol sebelum mengalami cedera lutut atau robek ACL pada Januari lalu. Pemain terbaik Serie A musim 2018/2019 atau musim lalu itu terakhir mencetak gol ke gawang Fiorentina ketika Roma menang 4-1 atas tim asal Firenze itu dalam laga tandang pada 20 Desember 2019. ”Zaniolo adalah pemain penting. Jadi, kami menggunakannya semampunya (dalam kondisi belum bugar 100 persen setelah pemulihan cedera,” tutur Fonseca.
Zaniolo dalam laman resmi AS Roma menuturkan, dirinya sangat puas dengan gol tersebut di tengah kondisi kebugarannya yang belum 100 persen setelah pemulihan cedera. ”Gol itu menjadi titik balik, sebuah awal baru bagi saya setelah menjalani hari-hari penuh pengorbanan enam bulan terakhir (pemulihan cedera). Apalagi saya mengalami salah satu cedera terburuk dalam sepak bola dan saya senang bisa melewatinya dengan baik,” ujarnya.
Menurut Zaniolo, kondisi kebugarannya sekarang 60-65 persen. Dirinya belum bisa melakukan banyak gerakan secara leluasa, seperti membuat perubahan dalam arah pergerakannya. Namun, dia terus berusaha agar segera kembali ke 100 persen, terutama untuk membantu timnya bermain di Liga Europa, Agustus mendatang.
”Setiap hari, saya turun ke lapangan satu jam sebelum latihan dimulai untuk memanaskan lutut agar lebih siap. Saya berharap, saat Liga Eropa sudah dimulai (AS Roma menghadapi Sevilla), saya sudah kembali ke 100 persen dan bisa memberikan kontribusi nyata,” katanya.