Liga 1 Indonesia 2020 dipastikan akan kembali berlangsung mulai 1 Oktober 2020. Seluruh laga dipusatkan di Pulau Jawa dan tanpa penonton.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keputusan PT Liga Indonesia Baru untuk menggulirkan kembali Liga 1 2020 mulai 1 Oktober 2020 hingga 28 Februari 2021 disambut positif oleh mayoritas klub peserta. Menyusul kepastian kelanjutan kompetisi, klub-klub lantas berencana memulai latihan pada Agustus mendatang.
Dalam surat bernomor 244/LIB-COR/VII/2020 tentang Penyampaian Tindak Lanjut Surat Keputusan PSSI tertanggal Jumat (10/7/2020), PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah menentukan jadwal baru Liga 1 2020 yang akan dimulai pada 1 Oktober 2020 hingga 28 Februari 2021. Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita memastikan, Liga 1 akan dimulai kembali pada pekan keempat.
Sebelum dihentikan, Liga 1 yang dimulai pada 29 Februari lalu telah melangsungkan tiga pekan pertandingan. Awalnya, Liga 1 dijadwalkan berlangsung pada 29 Februari hingga 31 Oktober.
Meskipun berlangsung hanya sekitar empat bulan, PT LIB menjadwalkan Liga 1 akan berjalan penuh hingga pekan ke-34. Awalnya, PT LIB menjadwalkan Liga 1 2020 berjalan pada 29 Februari hingga 31 Oktober. Dengan jadwal baru itu, kompetisi hanya berjalan dalam 22 pekan.
PT LIB lantas akan memadatkan waktu kompetisi, yaitu pekan laga digelar setiap tiga hari sekali untuk merampungkan sisa 31 pekan di Liga 1 musim ini.
Tim musafir
Akibat kondisi yang luar biasa karena pandemi Covid-19, PT LIB juga memusatkan kompetisi hanya berlangsung di Pulau Jawa. Alhasil, enam tim yang berasal dari luar Pulau Jawa akan menjadi tim musafir dan akan ditempatkan di wilayah Yogyakarta. Keenam tim itu ialah Persiraja Banda Aceh, Barito Putera, Borneo FC, Bali United, PSM Makassar, dan Persipura Jayapura.
Selain itu, seluruh pertandingan akan dilangsungkan tanpa kehadiran penonton. Kebijakan ini sesuai rencana awal yang dirancang PSSI. Dengan absennya penonton di stadion, penyebaran Covid-19 di sepak bola diharapkan bisa ditekan.
PSM Makassar pun siap mengikuti aturan PT LIB itu. Media Officer PSM Sulaiman Abdul Karim menuturkan, pihaknya setuju dengan rencana PT LIB untuk menempatkan tim dari luar Jawa di Yogyakarta. Fasilitas pendukung, seperti lapangan, hotel, akomodasi, dan stadion, menjadikan Yogyakarta sebagai tempat yang cocok untuk menjadi markas sementara PSM.
Di sisi lain, Sulaiman menilai, jadwal Liga 1 yang akan dimulai pada Oktober juga ideal bagi ”Tim Juku Eja” untuk mempersiapkan diri. Pasalnya, PSM juga akan melanjutkan laga di babak grup Piala AFC.
Tiga laga Piala AFC akan berlangsung pada 23, 26, dan 29 September. AFC telah menetapkan Vietnam sebagai lokasi untuk menggelar tiga laga tersisa di dua grup Piala AFC zona Asia Tenggara.
”Oleh karena itu, manajemen dan jajaran pelatih telah melakukan komunikasi untuk merencanakan agenda tim jelang dua kompetisi itu. Rencananya, semua pemain PSM mulai berkumpul dan berlatih pada awal Agustus,” ujar Sulaiman yang dihubungi di Jakarta, Sabtu (11/7/2020).
Pelatih Bali United Stefano Cugurra alias Teco juga telah mengagendakan timnya kembali berlatih pada Agustus nanti. Seperti PSM, Bali United akan terlebih dahulu bertolak ke Vietnam untuk merampungkan tiga laga di Grup G Piala AFC, akhir September, sebelum kembali bertarung di Liga 1.
Sebelum menggelar latihan perdana, saya meminta kepada manajemen agar seluruh pemain, pelatih, dan ofisial lainnya mengikuti protokol kesehatan seperti anjuran pemerintah. (Teco)
”Sebelum menggelar latihan perdana, saya meminta manajemen agar semua pemain, pelatih, dan ofisial lainnya mengikuti protokol kesehatan seperti anjuran pemerintah untuk mencegah Covid-19,” kata Teco dalam siaran persnya yang dikeluarkan Bali United.
Pada awal Juli ini, baru dua tim yang telah mengumpulkan seluruh pemain dan staf pelatih, yaitu Persikabo Bogor dan Persib Bandung. Meski begitu, hanya Persikabo yang telah memulai latihan perdana tim sejak 5 Juli lalu, yaitu di Lapangan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Sementara Persib baru mengumpulkan pemain lokal untuk melakukan tes usap Covid-19.
Penolakan
Tiga klub telah mengeluarkan pernyataan resmi untuk menolak lanjutan kompetisi di tahun ini. Ketiga klub itu ialah Barito Putera, Persebaya Surabaya, dan Persik Kediri.
Presiden Persebaya Azrul Ananda menilai, kondisi pandemi masih penuh ketidakpastian sehingga pelaksanaan kompetisi akan mempertinggi risiko penularan Covid-19 ke seluruh pihak yang terlibat dalam pertandingan. Selain itu, juga berpotensi menambah beban klub.
Oleh karena itu, Persebaya tidak setuju dengan rencana PSSI dan PT LIB menggulirkan kembali Liga 1 2020.
”Segala keputusan terkait kompetisi harus dibuat dengan dasar kepentingan yang lebih luas, tidak sekadar berkaitan dengan nasib dan masa depan sepak bola nasional. Akan tetapi, juga harus menimbang dampak terhadap masyarakat,” ujar Azrul.
Untuk memberikan kepastian kepada 18 klub peserta Liga 1, PT LIB telah mengagendakan pertemuan virtual dengan seluruh manajer tim, 17 Juli.
”Kami akan berkomunikasi mengenai informasi dan perkembangan format kompetisi yang sudah kami siapkan. Kami juga akan berdiskusi dengan klub terkait rencana stadion yang akan digunakan klub, terutama klub dari luar Pulau Jawa,” kata Direktur Operasional PT LIB Sudjarno.
Sudjarno menambahkan, PT LIB dan PSSI juga akan berkomunikasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, baik di pusat maupun daerah, untuk membahas rencana serta linimasa Liga 1 2020.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menuturkan, lanjutan Liga 1 akan melakukan sejumlah penyesuaian, termasuk meniadakan degradasi di musim ini. ”Kami tidak ingin ada klub yang dirugikan di situasi sulit saat ini. Kalau Liga 1 dilanjutkan, lalu ada satu klub yang pemainnya menderita Covid-19 dan klub itu terdegradasi, situasi itu tentu tidak adil bagi klub yang bersangkutan,” kata Iriawan.
Iriawan menambahkan, peniadaan degradasi itu serupa dengan format yang diterapkan Liga Jepang atau J-League 2020. PSSI memastikan degradasi kepada tiga tim terbawah di Liga 1 akan kembali berlaku kembali pada musim depan. Di sisi lain, J-League akan memberlakukan degradasi untuk empat tim di musim 2021 atau dua kali lipat dibandingkan format normal.
Bertentangan dengan Statuta
Menurut Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali, keputusan meniadakan degradasi akan bertentangan dengan Statuta PSSI 2019 dan Regulasi Kompetisi 2020. Dalam Pasal 27 Ayat (1) poin a Statuta PSSI 2019 tertulis bahwa kontestan Liga 1 berjumlah 18 klub karena hal itu berkaitan dengan anggota Kongres PSSI.
Maka, apabila degradasi ditiadakan, Liga 1 2021 akan diikuti 20 tim. Ini tidak sesuai dengan isi statuta itu. Sementara itu, dalam Pasal 9 Ayat (6) Regulasi Kompetisi 2020 ditetapkan bahwa klub peringkat ke-16, ke-17, dan ke-18 di Liga 1 akan terdegradasi ke Liga 2 musim 2021.
”PSSI perlu membuat payung hukum yang jelas terkait kelanjutan kompetisi nasional yang direncanakan bergulir pada 1 Oktober. Kehadiran format baru itu akan berlawanan dengan rule of game yang telah disepakati dan dijalankan di awal musim,” kata Akmal.