Kekalahan 0-3 dari Sheffield United membuat Chelsea terancam merosot ke peringkat kelima dalam dua hari ke depan. Manajer Chelsea Frank Lampard pun khawatir melihat cara timnya bermain.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
SHEFFIELD, MINGGU — Persaingan di peringkat empat besar klasemen Liga Inggris semakin ketat setelah Sheffield United mengalahkan Chelsea, 3-0, di Stadion Bramall Lane, Minggu (12/7/2020) dini hari WIB. Dengan memenangi laga ini, Sheffield praktis membuka jalan bagi Leicester City dan Manchester United untuk melompati Chelsea.
Kekalahan ini membuat Chelsea sementara tetap berada di peringkat ketiga dengan 60 poin. Leicester atau ”Si Rubah” yang berada di peringkat keempat dengan 59 poin berpeluang menggusur Chelsea jika bisa memenangi laga kontra Bournemouth, Senin (13/7/2020) dini hari WIB.
Sementara MU berada di peringkat kelima dengan 58 poin. Jika tim ”Setan Merah” ini juga mampu mengalahkan Southampton pada laga Selasa (14/7/2020) dini hari WIB, Chelsea dalam bahaya besar karena bisa melorot ke peringkat kelima.
Nasib tim peringkat kelima di klasemen Liga Inggris bakal ditentukan pada Senin besok ketika Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) mengeluarkan putusan terkait pengajuan banding kasus pelanggaran financial fair play yang dilakukan Manchester City. Apabila City terbukti bersalah, tim peringkat kelima otomatis mengambil jatah tiket Liga Champions milik City yang kini masih berada di peringkat kedua. Chelsea tidak perlu terlalu cemas.
”Saya tidak terlalu khawatir terkait masalah peringkat empat besar. Apa yang saya lakukan hanyalah duduk, melihat laga, dan mempertimbangkan langkah kami berikutnya. Hari ini saya lebih khawatir melihat cara kami bermain,” kata Manajer Chelsea Frank Lampard.
Inkonsistensi tim menjadi perhatian utama Lampard. Setelah dikalahkan West Ham United, Chelsea bisa meraih dua kemenangan atas Watford dan Crystal Palace. Saat menghadapi Sheffield, Chelsea tidak bisa lagi mencetak tiga gol per laga ,seperti yang dilakukan saat bertemu Watford dan Palace.
Menurut Lampard, penampilan Sheffield memang jauh lebih baik. ”Mereka lebih bagus dibandingkan dengan kami dari segi fisik, mental, dan efektivitas. Mereka lebih kuat. Tanpa penonton, kami bisa mendengar semua suara (di stadion) dan yang saya dengar hanyalah suara (pemain dan pelatih) Sheffield,” katanya.
Dihancurkan McGoldrick
Kehancuran Chelsea pada laga itu terutama berkat penampilan gemilang striker Sheffield United, David McGoldrick, yang mencetak dua gol pada menit ke-18 dan ke-77. Satu gol lainnya dicetak oleh Oli McBurnie pada menit ke-33.
McGoldrick telah menantikan momen ini karena selama 11 bulan terakhir ia selalu gagal mencetak gol. Lebih tepatnya, ia telah menunggu selama 1.615 menit berlaga dan melakukan 42 tembakan pada musim ini. Gol terakhirnya terjadi saat Sheffield masih berada di Divisi Championship dan menang atas Hull City, 3-0, akhir April 2019.
”Saya telah mengatakan jika saya tidak khawatir kalau saya tidak bisa mencetak gol. Gol akan datang dengan sendirinya jika saya punya kesempatan. Semoga ke depan semakin banyak peluang yang saya miliki,” kata McGoldrick, dikutip BBC. Ia menekankan kemenangan tim jauh lebih penting sehingga mereka untuk sementara bisa berada di peringkat keenam dengan 54 poin.
Kemenangan atas Chelsea itu menjadi lebih penting karena langkah Sheffield pada tiga laga tersisa masih berat. Berturut-turut mereka akan menghadapi Leicester City dan Everton. Pada laga terakhir musim ini, mereka akan bertemu Southampton.
Manajer Sheffield United, Chris Wilder, telah meminta agar para pemain tidak terlalu cepat bergembira karena sudah berhasil mengalahkan tim-tim kuat dan berpeluang besar meraih tiket ke Liga Europa. ”Kami tidak akan bergembira dulu karena itu sangat berbahaya. Saya biarkan orang lain yang membicarakan (kompetisi) Eropa,” katanya. (AP/AFP)