”Si Nyonya Besar” Turin Ujian Konsistensi ”Sang Dewi Maut” dari Bergamo
Konsistensi Atalanta akan mendapatkan ujian sesungguhnya ketika bertandang ke markas Juventus. Jika menang atas Juventus, Atalanta bisa membuat kejutan meraih Scudetto atau juara Serie A.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
TURIN, JUMAT — Setelah rentetan hasil gemilang ditandai dengan raihan sembilan kemenangan beruntun di Serie A, konsistensi Atalanta akan mendapatkan ujian sesungguhnya ketika bertandang ke markas Juventus dalam pekan ke-32 di Stadion Allianz, Turin, Italia, Minggu (12/7/2020) dini hari. Jika mampu menaklukan ”Si Nyonya Besar” di rumahnya, boleh jadi Sang Dewi Maut dari Bergamo bisa membuat kejutan meraih scudetto atau juara Serie A musim ini.
Atalanta benar-benar berada di atas angin. Setelah menaklukan Sampdoria 2-0 di kandang sendiri, Stadion Gewiss, Bergamo, Kamis (9/7/2020), skuad berjersei biru-hitam itu berhasil meraih enam kemenangan beruntun setelah Serie A musim ini dimulai kembali per 20 Juni atau total sembilan kemenangan beruntun di Serie A atau 11 kemenangan beruntun di seluruh kompetisi (Serie A dan Liga Champions).
Atalanta pun ditahbiskan sebagai klub terbaik di Serie A pascakompetisi musim ini dimulai lagi setelah penutupan Italia akibat pandemi Covid-19 per 10 Maret lalu. Klub yang berdiri sejak 17 Oktober 1907 itu menjadi satu-satunya klub yang melibas semua laga dengan kemenangan. Bahkan, Juventus yang sedang memuncaki klasemen sementara sudah menuai kekalahan, yakni ketika takluk 2-4 dari AC Milan di San Siro, Milan, Rabu (8/7/2020).
Bahkan, beberapa pelaku sepak bola Italia meramal Atalanta bisa membuat kejutan di musim ini. Tak sedikit yang optimistis, mungkin saja Papu Gomez dan kawan-kawan bisa meraih scudetto musim ini atau gelar juara Serie A pertamanya sejak berpartisipasi di liga sepak bola kasta tertinggi ”Negeri Pizza” pada 1928.
Atalanta sedang berada di peringkat ketiga dengan 66 poin dari 31 laga. Mereka hanya terpaut sembilan poin dari Juventus di peringkat pertama dengan 75 poin dari 31 laga. Raihan peringkat saat ini merupakan prestasi yang sama diraih Atalanta pada peringkat akhir Serie A musim lalu, atau prestasi terbaik mereka selama berkiprah di Serie A.
”Gian Piero Gasperini (pelatih Atalanta) sekarang adalah sosok menginsiprasi sepak bola Eropa. Dia hanya berada di belakang Jurgen Klopp (Pelatih Liverpool) dan Pep Guardiola (Pelatih Manchester City). Saya pikir, Gasperini sedang memikirkan scudetto musim ini (berpeluang meraih juara Serie A musim ini),” ujar Pelatih Hellas Verona sekaligus mantan asisten Gasperini di Inter Milan (2011) dan Palermo (2012) Ivan Juric dikutip Football-Italia, Jumat (10/7/2020).
Memilih merendah
Kendati dapat sejumlah pandangan positif mengenai peluang scudetto, kubu Atalanta memilih untuk merendah. Sang Dewi belum mau muluk-muluk memikirkan scudetto. Sebab, perjalanan mereka masih panjang dan mereka mesti melewati dahulu tantangan sesungguhnya ketika menghadapi Juventus.
Apalagi statistik mencatat, Atalanta inferior dari Juventus. Dari 45 pertemuan di Serie A, Atalanta hanya tiga kali menang atas Juventus dan semuanya terjadi di kandang mereka. Sementara itu, Juventus mendominasi kemenangan dengan 32 kemenangan. Bahkan, Si Zebra meraih 18 kemenangan dari 22 laga di kandangnya.
Untuk itu, Gasperini menegaskan, mereka tidak mau memikirkan peluang scudetto. Apalagi Juventus masih di atas angin memimpin klasemen sementara. ”Walau kalah 2-4 dari AC Milan kemarin, Juventus tetap tim terkuat. Menghadapi mereka, kami hanya mencoba menantang diri untuk mengamankan tempat Liga Champions musim depan dan mencoba melampaui rekor poin kami musim lalu (69 poin dari 38 laga),” katanya dikutip Sky Sport Italia, Rabu.
Pernyataan serupa diungkapkan Presiden Atalanta Antonio Percassi. Kepada Sky Sport Italia, Jumat, Percassi menyampaikan, Juventus tetap tim terbaik di Italia. Menghadapi peraih 35 gelar juara Serie itu, bagi Percassi, itu akan menjadi ujian sesungguhnya untuk klubnya setelah menjalani tren positif dengan meraih sembilan kemenangan beruntun di Serie A musim ini.
”Tujuan utama kami musim ini adalah untuk mengamankan posisi kami di Serie A. Jadi, apa pun yang diraih melebihi target tersebut, semua hanyalah bonus. Untuk itu, kami harus fokus hanya menyelesaikan musim sebaik mungkin dan siap untuk menghadapi semua laga yang ada,” tutur Percassi merendah.
Tidak anggap enteng
Kubu Juventus juga tidak bisa menganggap enteng tamunya yang notabene tercatat sebagai klub paling produktif di Serie A musim ini dengan 85 gol dari 31 laga dan salah satu tim paling menghibur di Eropa dengan raihan 102 gol di semua kompetisi yang mereka jalani musim ini.
Apalagi Juventus boleh dibilang sedang mengalami masalah dengan lini belakangnya walau mereka tetap tercatat sebagai klub dengan pertahanan terbaik di Serie A musim ini, yakni kebobolan 30 gol dari 31 laga. Dari tiga laga terakhir, mereka sudah kebobolan enam gol, yakni ketika menang 3-1 atas Genoa (Rabu, 1/7/2020), menang 4-1 atas Torino (Sabtu, 4/7/2020), dan takluk 2-4 dari AC Milan kemarin.
Pelatih Juventus Maurizio Sarri pun menyadari kondisi tersebut. Menurut dia, setelah mengontrol total permainan selama 60 menit awal saat melawan AC Milan, para pemain Juventus kehilangan konsentrasi setelah itu dan hilang fokus secara total selama 15 menit akhir laga.
Atas dasar itu, Sarri menengaskan, kekalahan yang dinilai aneh itu coba dijadikan pelajaran dan tidak boleh diulangi lagi, termasuk ketika menjamu Atalanta yang dinilai sangat agresif dan pandai mengoptimalkan semua peluang.
”Ini kekalahan yang sangat berbeda dengan kekalahan dari Verona (8 Februari) dan Napoli (26 Januari) lalu. Kami harus berbenah dan lebih fokus pada laga berikutnya (menghadapi Atalanta),” ujar mantan pelatih Napoli itu.
Pada Minggu dini hari, akan berlangsung pula laga antara Brescia dan AS Roma di Stadion Mario Rigamonti, Brescia. Bagi AS Roma, ini pun menjadi ujian apakah mereka benar-benar sudah lepas dari tren negatif. Serigala ibu kota berhasil meraih kemenangan 2-1 atas Parma di kandang mereka, Kamis (9/7/2020).
Kemenangan tersebut sedikit membuat lega setelah tim berjersei merah-oranye itu menuai tiga kekalahan beruntun, yakni 1-2 dari Napoli (Senin, 6/7/2020), 0-2 dari Udinese (Jumat, 3/7/2020), dan 0-2 dari AC Milan (Minggu, 28/6/2020). Namun, kalau menang atas Brescia nanti, itu akan lebih berarti karena dilakukan di kandang lawan.
”Setelah tiga kekalahan beruntun kemarin, penting untuk tim ini kembali ke jalur kemenangan. Kemenangan atas Parma menjadi pemulihan, tetapi kami harus melanjutkan kemenangan (menjaga konsistensi) itu ketika menghadapi Brescia,” ujar pahlawan kemenangan AS Roma ketika menghadapi Parma, Jordan Veretout, dikutip laman resmi AS Roma, Kamis.