Fernando Alonso mewariskan kisah manis di Renault dengan mempersembahkan dua gelar juara Formula 1 pada 2005 dan 2006. Di masa transisi menjelang musim 2022, Renault memboyong Alonso untuk menyemai tradisi kemenangan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
PARIS, KAMIS — Renault menghadapi kondisi sulit dan sempat dikabarkan berpotensi meninggalkan Formula 1 seiring pukulan ekonomi selama pandemi Covid-19. Namun, tim asal Perancis itu terus bergerak maju dan menyambut era baru Formula 1 sejalan dengan perubahan aturan mulai 2022. Ini gelanggang baru yang membuka peluang semua tim untuk juara.
Renault menyambut masa depan dengan menghadirkan kembali kebanggaan masa lalu mereka, Fernando Alonso. Pebalap yang akan berusia 39 tahun Juli ini diumumkan sebagai pebalap Renault untuk musim 2021, dengan opsi lanjut hingga 2022, pada Rabu. Dia akan menjadi rekan setim pebalap muda Esteban Ocon, yang akan memperbarui kontraknya pada akhir musim ini.
Hubungan Alonso dan Renault bernuansa romantis. Alonso mengawali karier F1 dengan menjadi pebalap penguji Renault pada 2002 dan setahun kemudian menjadi pebalap utama di tim itu. Dia mempersembahkan dua gelar juara dunia pebalap dan konstruktor pada 2005 dan 2006 yang menjadi gelar terakhir bagi Renault di Formula 1.
Dia kemudian meninggalkan Renault dan berharap bisa meraih lebih banyak gelar juara bersama McLaren pada 2007. Tetapi hubungan di internal tim serta ketegangan dengan Lewis Hamilton membuat pebalap asal Spanyol itu kembali ke Renault pada 2008-2009.
Dia belum juga menemukan kembali atmosfer yang tepat untuk meraih gelar ketiga juara dunia hingga bergabung dengan Ferrari pada 2010-2014. Dia digantikan oleh Sebastian Vettel pada 2015 karena gagal mempersembahkan gelar juara dunia.
Alonso kembali ke McLaren pada 2015 dan bertahan empa musim di tim asal Inggris itu. Namun, mobil yang kurang kompetitif serta masalah keandalan mesin membuat Alonso memutuskan pensiun pada akhir musim 2018. Dia menjauh dari Formula 1 dan membalap di sejumlah ajang balap mobil dunia. Alonso meraih dua kali juara Balap Ketahanan Le Mans bersama Toyota, bersaing di IndyCar, dan Reli Dakar. Tahun ini dia akan tampil di Indianapolis 500 bersama tim Arrow McLaren SP.
Meninggalkan Formula 1 seperti terapi detoksifikasi bagi Alonso yang mengalami banyak kekecewaan pada tahun-tahun terakhirnya di ajang balap ”jet darat” itu. Manajernya sejak awal meniti karier, Flavio Briatore, menegaskan Alonso siap kembali ke F1 dengan mentalitas baru dan motivasi membara. Api semangat dalam dirinya belum padam.
”Saya pikir tahun-tahun dia jauh dari sirkuit kemungkinan menjadi kesempatan bagi dia untuk memulai dari awal, untuk mengukur benar-benar betapa beruntungnya atau istimewanya kita semua bisa bekerja dan berprestasi di Formula 1 dan kemungkinan menghasilkan pola pikir yang segar,” ujar Kepala Tim Renault Cyril Abiteboul kepada Motorsport, Kamis (9/7/2020).
”Jangan lupakan bagaimana persaingan, ini bisa menjadi racun bagi orang, pada individu-individu, Anda tahu itu. Tidak peduli seberapa keras Anda berusaha, atau seberapa keras Anda bekerja, Anda tidak bisa menang. Dan ini olahraga yang seperti itu,” tegas Abiteboul.
Dia juga mengungkapkan arti penting kepulangan Alonso ke Renault. Talenta alami, mental juara, dan etos kerja menjadi faktor-faktor kunci yang diharapkan bisa ditularkan oleh Alonso ke seluruh anggota tim. Karakter itu mirip dengan yang dimiliki oleh para pebalap senior, seperti Valtteri Bottas dan Sebastian Vettel, yang terus memiliki motivasi untuk menyukseskan proyek tim.
”Menurut saya, itu di atas faktor lainnya, saya ingin menempatkan motivasi dan kerangka mental di sini. Talenta ada bersama Fernando dan hal itu juga ada bersama Vettel dan Bottas. Tidak ada keraguan tentang itu. Tetapi, Anda tahu, perpaduan antara pola pikir dan motivasi adalah elemen penting, ditambah juga dengan masa krisis,” tegas Albiteboul.
Misi juara
Mendatangkan Alonso merupakan proyek besar yang digulirkan oleh Renault untuk menyambut musim 2022 dengan aturan baru Formula 1. Era baru F1 itu akan membuat persaingan lebih ketat, dan lebih banyak tim berpeluang juara, termasuk Renault. Mereka sudah terlalu lama terlempar dari papan atas, bahkan musim lalu melorot ke posisi lima dalam klasemen konstruktor tim. Renault ingin menyuntikkan motivasi dan harapan baru ke dalam tim.
”Kehadirannya ke dalam tim kami adalah aset yang sangat besar pada tataran olahraga, tetapi juga bagi merek yang sangat melekat pada dirinya. Pengalaman dan tekadnya akan membuat kami bisa membuat semua orang mengeluarkan yang terbaik untuk membawa tim menuju kegemilangan yang diinginkan oleh F1 modern,” ujar Albiteboul dikutip Crash.
”Dia juga akan membawa tim kami, yang berkembang sangat pesat, sebuah tradisi balapan dan kemenangan. Dia akan mendorong semangat bagi para staf. Banyak karyawan di Enstone (markas Renault) masih pelajar ketika Fernando memenangi gelar juara bagi kami, jadi mereka bisa mengenal dia dan budaya kemenangannya, kami jelas akan berusaha meraih kesempatan terkait apa yang bisa dia bawa ke tim,” lanjut Albiteboul.
Alonso pun menegaskan dirinya akan membantu Renault menjalankan proyek mereka untuk kembali ke kejayaan. Bahkan, dia bersedia membimbing pebalap muda tim untuk bisa menaikan levelnya dalam persaingan. Seiring dengan itu, dia pun tetap berjuang untuk meraih gelar ketiga juara dunia.
”Renault adalah keluarga saya, kenangan terindah saya dalam Formula Satu dengan dua gelar juara dunia saya, tetapi kini saya menatap ke depan,” tegasnya.
Alonso dalam motivasi yang tinggi untuk kembali bersaing meraih gelar juara dunia. Dia merasakan getaran yang sama dengan saat awal meniti karier di mana Renault memberi peluang untuk dirinya. ”Sekarang memberi saya kesempatan untuk kembali ke level tertinggi,” tegasnya.
”Saya memiliki prinsip dan ambisi yang sejalan dengan proyek tim. Kemajuan mereka musim dingin ini menumbuhkan kepercayaan pada target untuk musim 2022 dan saya akan membagi semua pengalaman membalap saya dengan semua orang dari insinyur mesin hingga para mekanik dan rekan setim saya,” tegas Alonso.
”Tim ingin dan memiliki sarana untuk kembali ke podium, begitu juga saya,” pungkas Alonso.
Mengelola Alonso
Alonso memang memiliki potensi besar untuk menjadi katalisator dalam kinerja tim dan pengembangan mobil. Namun, dia juga memiliki karakter yang keras dan sering membuat sulit para pemimpin tim. Ini bisa menjadi kendala, jika ternyata pengembangan mobil RS20 tidak sejalan dengan harapan Alonso.
Albiteboul menyadari itu dan dia sudah siap menghadapi semua risiko bekerja dengan Alonso. Salah satu langkah yang dia lakukan untuk mengelola Alonso adalah belajar pada Briatore. ”Menurut saya, satu-satunya orang yang berhasil dalam hal itu adalah Flavio (Briatore), dan saya pikir ini bukan rahasia bahwa saya mengembangkan diri saya bersama Flavio,” tegasnya.
”Saya juga pernah melihat beberapa hal yang dia lakukan bersama Fernando dan saya terus berkomunikasi dengan Flavio,” lanjutnya.
”Saya mengambil inspirasi dari itu terkait apa yang akan saya lakukan tahun depan, dalam hal bagaimana saya akan mengelola Fernando. Tetapi bagi saya, sekali lagi, Fernando yang baru, segar setelah setahun berhenti dari F1, saya pikir akan menjadi Fernando yang lebih baik,” tegas Albiteboul.
Satu kunci mengelola Alonso adalah selalu terbuka dan transparan. ”Karena dia orang yang cerdas. Dia memahami dan tahu banyak tentang F1, jadi satu hal yang tidak akan pernah saya lakukan adalah berbohong pada dia atau berjanji muluk dan tidak bisa dipenuhi. Jadi mengelola harapannya, ekspektasi pribadinya, mungkin akan menjadi titik awal hubungan yang kuat dan membuahkan hasil,” pungkas Albiteboul.