Barcelona menatap masa depan dengan formasi berlian yang mampu mengeksploitasi kemampuan terbaik trio Messi-Suarez-Griezmann. Formasi itu mirip dengan resep milik Pep Guardiola saat masih melatih Barca.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
VILLARREAL, SENIN — Setelah sekian lama, Quique Setien akhirnya menemukan formula tepat untuk Barcelona. Formula sang pelatih itu berhasil memadukan trisula penyerang bintang Barca, yaitu Lionel Messi, Luis Suarez, dan Antoine Griezmann. Keberhasilan itu bisa menjadi ”cetak biru” Barca di sisa musim ini hingga ke musim depan.
Formula terbaik memadukan trio Messi-Suarez-Griezmann (MSG) itu diperlihatkan Setien ketika Barca mengalahkan Villarreal, 4-1, saat bertamu ke Stadion De La Ceramica, Senin (6/7/2020) dini hari WIB.
Resepnya adalah memainkan formasi 4-1-2-1-2 atau yang dikenal dengan formasi berlian. Formasi ini memungkinkan trio MSG bermain bersama. Itu tidak seperti formasi 4-3-3 yang membuat Setien harus memilih satu penyerang tengah, antara Griezmann atau Suarez.
Formasi berlian itu merevolusi peran MSG. Messi, yang biasa bermain di sayap kanan, beralih menjadi gelandang serang sekaligus penyerang lubang. Sementara itu, Griezmann dan Suarez memimpin lini depan. Mereka kerap berganti posisi, yaitu di kanan ataupun di kiri.
Permainan tim berjuluk ”Blaugrana” itu pun jadi sangat dinamis ketika menyerang. Penggunaan dua penyerang tengah membuat serangan Barca lebih dalam. Alhasil, serangan-serangan mereka jauh lebih efektif. Keberadaan Griezmann dan Suarez di depan sekaligus memberi celah bagi Messi mengeluarkan daya magisnya.
Messi, sebagai otak serangan, punya banyak pilihan. Pemain berjuluk ”Si Kutu” itu bisa menyuplai langsung dua penyerang atau mengoper ke sayap. Pilihan itu terbukti meningkatkan umpan kunci Messi hampir tiga kali lipat saat melawan Villarreal, yaitu dari rata-rata 2,3 menjadi 6 kali umpan.
Umpan kunci meningkat
Umpan kunci Barca secara tim pun ikut meningkat, yaitu dari rata-rata 10,2 menjadi 16 kali. Peningkatan itu berpengaruh ke percobaan tembakan yang dihasilkan, yaitu naik dari rata-rata 13 menjadi 18 kali.
Permainan mereka tidak lagi monoton seperti kritik dari sang legenda hidup Barca, Rivaldo.
Permainan dinamis dan lebih dalam pun membuat ”Blaugrana” menghasilkan banyak peluang yang berujung gol. Permainan mereka tidak lagi monoton seperti kritik dari sang legenda hidup Barca, Rivaldo.
Padahal, lawan yang dihadapi adalah Villarreal, tim dengan pertahanan terbaik sejak era normal baru. Mereka tidak kebobolan sekali pun dalam 5 dari 6 laga sebelum bertemu Barca. Namun, rekor itu dirusak Griezmann dan Suarez yang masing-masing mencetak satu gol serta Messi dengan dua asis.
Pujian datang langsung dari Setien. ”Kombinasi MSG luar biasa baik. Kami membuat bek dan gelandang bertahan mereka sangat kesulitan. Ini adalah sesuatu yang kami cari, bagaimana menghasilkan bahaya di area lawan,” katanya.
Sejak kedatangannya di Barca, Januari lalu, empat formasi telah dicobanya, yaitu 4-3-3, 4-4-2, 3-5-2, dan 4-1-2-1-2. Namun, formasi berlian adalah yang paling menjanjikan, yaitu dengan rekor 3 kali menang dan sekali imbang. Produktivitas golnya pun tinggi, yaitu rata-rata 3,6 gol per laga. Formasi itu nyaris sempurna dengan MSG.
Era Guardiola
Revolusi ala Setien ini mengingatkan kepada era masa jaya Barca di bawah asuhan Pep Guardiola (2008-2012). Guardiola memainkan pola yang hampir serupa dengan formasi berlian Setien, yaitu 4-3-3 ”false 9”.
Dalam formasi itu, Messi berperan sebagai penyerang false nine alias ”palsu” yang kerap mundur hingga posisi gelandang serang. Setelah ia mundur, posisi penyerang diisi dua pemain sayap, David Villa dan Pedro. Perbedaannya, Villa dan Pedro kompeten di posisi sayap. Adapun Griezmann dan Suarez kurang efektif di sektor sayap.
Resep baru Setien itu seperti menjadi solusi untuk badai masalah yang datang ke Barca. Situasi di ruang ganti Barca kurang kondusif sejak rentetan hasil buruk. Situasi itu diperparah dengan Griezmann yang tidak bahagia karena jarang tampil. Tak ayal, pola berlian bisa menjadi solusi mengharmoniskan kembali internal Barca.
Meski punya masa depan cerah, formasi berlian dengan trio MSG belum banyak teruji. Masih banyak potensi kelemahan yang bisa dieksploitasi lawan. Formasi berlian terlalu bergantung kepada Messi. Jadi, ketika ”La Pulga” bisa dimatikan lawan, pemain-pemain Barca lainnya akan kehilangan arah. Barca butuh pemain kreatif lainnya yang bisa mendampingi Messi.
Diakui bek tengah Barca, Gerard Pique, formasi berlian memang sangat potensial. Namun, pencarian formasi terbaik tidak akan berhenti begitu saja. ”Saya yakin tim lawan akan menonton laga ini dan mereka akan menyiapkan sesuatu (cara meredam) Barca,” ucapnya kepada Marca.