Persiapan Medina ke Piala Dunia Catur Putri Dimatangkan
Mental bertanding pecatur putri WGM Medina Warda Aulia membaik setelah menjalani dwitarung daring melawan pecatur putra Farid Firman Syah. Medina dipersiapkan untuk mengikuti Piala Dunia Catur Putri di Minsk, Belarus.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah wabah Covid-19, Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia tetap berupaya mematangkan persiapan pecatur putri andalan Indonesia, Grand Master Putri (WGM) Medina Warda Aulia (2.360), yang akan berlaga di Piala Dunia Catur Putri 2020 di Minsk, Belarus, 10 September-3 Oktober mendatang.
Percasi menggelar kejuaraan catur dwitarung daring dengan operator Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) di Bekasi, Jawa Barat, 4-5 Juli. Medina dihadapkan dengan Master Internasional (IM) Farid Firman Syah (2.405) untuk bertarung catur cepat berdurasi 15 menit plus 10 detik per langkah setiap babak, sebanyak empat babak dalam dua hari.
Dari empat babak itu, Medina meraih satu kemenangan, satu remis, dan dua kali kalah. Kekalahan langsung dialami Medina pada babak pertama karena permainan ceroboh pecatur kelahiran Jakarta, 7 Juli 1997, itu di langkah ke-31. Medina mengulur tempo di saat tidak tepat dengan menggerakkan benteng putih dari d1 ke h1. Langkah itu dinilai lemah karena serangan yang dibangun melalui lajur h yang kosong terlalu sederhana dan mudah ditangkis lawan. Seharusnya, dia menggerakkan kuda putih dari e3 ke g4 sehingga serangannya lebih kompleks dan variatif.
Medina kembali melakukan blunder di langkah ke-35. Kali ini, dia menggerakkan benteng putih dari h4 ke g4. Langkah itu membuka peluang lawan untuk menggerakkan pion hitam dari d5 ke d4 yang menjadi bidak bebas berbahaya mendekati petak promosi. Akhirnya, Medina pun menyerah di langkah ke-55.
Adapun kekalahan di babak ketiga yang berjalan imbang terjadi di langkah ke-34 karena kehabisan waktu. ”Saya cukup puas dengan dwitarung ini. Setidaknya kejuaraan ini mengobati rasa kangen saya untuk bertanding setelah tidak ada kejuaraan sejak muncul wabah Covid-19,” ujar Medina seusai laga, Minggu (5/7/2020).
Menurut Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem, mental bertanding Medina membaik. Walau sempat kalah di babak pertama, dia mampu bangkit untuk membuat remis di babak kedua. Lalu, setelah kalah lagi di babak ketiga, dia bangkit kembali dan menang di babak keempat.
”Kami sengaja membuat perlombaan dwitarung ini untuk simulasi Medina berlomba di Piala Dunia Catur Putri 2020 yang juga menerapkan dwitarung. Dalam dwitarung, mental bertanding yang diutamakan. Pecatur akan bertanding dengan lawan yang sama empat kali, atau empat babak. Biasanya, kalau sekali kalah dan mental buruk, pecatur itu tidak mampu bangkit dan kalah lagi. Tetapi, Medina bisa bangkit untuk remis dan menang,” tutur Kristianus.
Diasah pecatur putra
Medina mendapatkan tiket ke Piala Dunia Catur Putri 2020 setelah menjuarai Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia 2019 di Ulan Bator, Mongolia, April 2019. Bagi dia, ini adalah kesempatan pertamanya berpartisipasi di ajang dua tahunan tersebut. Secara keseluruhan, Medina menjadi pecatur putri kedua Indonesia yang lolos ke Piala Dunia Catur Putri setelah WGM Irene Kharisma Sukandar pada Piala Dunia Catur Putri 2015 di Rusia dan 2017 di Iran.
Agar bisa bersaing, Medina diasah lewat sejumlah perlombaan menghadapi pecatur putra sejak tahun lalu. Pada kejuaraan daring yang digelar SCUA kali ini, dia dipertemukan dengan Farid, juara dunia U-15 Kejuaraan Dunia Pelajar 2007 dan juara dunia U-18 Kejuaraan Dunia Pelajar 2009, keduanya di Yunani.
Secara keseluruhan, Medina mengatakan, dirinya fokus untuk memperdalam strategi pembukaan dan akhir laga. Bertanding menghadapi pecatur putra semakin memacu dirinya meningkatkan kemampuan bermain, terutama dari sisi pembukaan. ”Selama wabah Covid-19, saya lebih banyak berlatih sendiri. Dengan ada kejuaraan daring, saya bisa mengevaluasi hasil latihan tersebut,” tuturnya.
Kristianus menambahkan, PB Percasi berharap Medina bisa mencetak sejarah dalam Piala Dunia Catur Putri 2020 dengan lolos dari babak pertama. Selama ini, pecatur putra maupun putri Indonesia yang berpartisipasi di Piala Dunia Catur selalu terhenti di babak pertama. ”Melawan pecatur putra akan membuat Medina semakin terpacu untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Kalau lawan pecatur putri, terutama di Indonesia, dia sudah tidak ada lawan,” ujarnya.
Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto berpesan, setiap pecatur harus selalu sadar diri untuk meningkatkan kemampuannya. Pada dasarnya, catur adalah olahraga yang menuntut pemainnya selalu berjuang menjadi lebih baik. ”Hanya pecatur yang punya jiwa pantang menyerah untuk meningkatkan batas dirinya yang akan meraih kesuksesan di olahraga ini,” ujarnya.
Selain pertandingan Medina menghadapi Farid, kejuaraan dwitarung daring yang dioperatori SCUA juga menggelar tujuh pertandingan lain yang melibatkan 14 pecatur lainnya. Para peserta adalah pecatur-pecatur muda potensial lulusan SCUA. Secara keseluruhan, kejuaraan itu menjadi kejuaraan daring kedua setelah Turnamen Catur Daring yang digelar PB Percasi sebanyak 15 seri dari bulan lalu. Kejuaraan bersistem catur kilat itu diikuti ribuan peserta dengan beragam usia dari seluruh Indonesia.