Bayern Muenchen kembali menuliskan tinta emas di sepak bola Jerman setelah mengalahkan Bayer Leverkusen di final Piala Jerman, Minggu dini hari WIB. Sebanyak 50 trofi kompetisi domestik telah dikumpulkan "Die Bayern".
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BERLIN, MINGGU — Bayern Muenchen sekali lagi menunjukkan supremasinya di Jerman dengan meraih gelar ganda untuk kali ketiga belas sepanjang sejarah klub. Capaian itu diraih setelah membenamkan Bayer Leverkusen 4-2 di final Piala Jerman, Minggu (5/7/2020) dini hari WIB, di Stadion Olimpiade Berlin.
Hasil laga final itu seperti déjà vu bagi Leverkusen. Pasalnya, pada pekan ke-29 Liga Jerman, 6 Mei lalu, ”Die Werkself” juga tumbang dari Bayern dengan skor identik. Gelar Piala Jerman itu secara total merupakan gelar ke-20 bagi ”Die Bayern” sekaligus melengkapi gelar liga ke-30 yang diraih musim ini. Alhasil, Bayern telah mengumpulkan 50 trofi di kompetisi domestik sepanjang sejarah klub itu.
Prestasi itu disambut sukacita oleh Presiden FC Bayern Karl-Heinz Rummenigge. ”Gelar itu adalah titel nasional ke-50 bagi kami. Saya pikir, itu hal yang terbaik dari laga final ini. Kami telah meraih gelar ganda dan masih berpeluang mendapatkan gelar ketiga, ini adalah a la bonne heure (momen dalam waktu yang tepat),” ujar Rummenigge seperti dikutip laman klub itu, Minggu.
Sementara itu, Pelatih Bayern Hans-Dieter ”Hansi” Flick juga tidak mau ketinggalan menuliskan sejarah dalam kariernya di sepak bola. Flick menjadi individu pertama yang meraih gelar ganda di Jerman sebagai pemain dan pelatih. Uniknya, prestasi itu diraih Flick di musim perdananya sebagai pemain dan pelatih Bayern. Sebagai pemain, Flick meraih gelar ganda pada musim 1985/1986.
”Saya senang dengan sikap seluruh pemain yang selalu tampil luar biasa. Setelah meraih gelar ganda, seluruh pemain bisa bersantai beberapa hari, lalu kami akan mempersiapkan diri untuk Liga Champions,” kata Flick yang mulai menangani Bayern pada November 2019 menggantikan Niko Kovac.
Setelah meraih gelar ganda, seluruh pemain bisa bersantai beberapa hari, lalu kami akan mempersiapkan diri untuk Liga Champions.(Hansi Flick)
Adapun ”Die Roten” akan menjalani laga kedua babak 16 besar Liga Champions melawan Chelsea, 7 Agustus mendatang. Pada laga pertama, 26 Februari lalu, Bayern unggul 3-0 di Stadion Stamford Bridge.
Serangan balik
Bayern unggul cepat di menit ke-16 melalui sepakan tendangan bebas yang dieksekusi bek tengah, David Alaba. Gol Alaba itu seakan membenamkan semangat juang skuad ”Die Werkself”.
Meskipun setelah tertinggal Leverkusen mencoba untuk mendominasi laga melalui operan bola pendek di lini tengah, permainan sabar ”Die Roten” justru lebih mematikan. Seperti di pertemuan kedua tim di Liga Jerman, Mei lalu, Bayern menghukum Leverkusem lewat tiga gol yang diciptakan melalui skema serangan balik.
Pada menit ke-24, Serge Gnabry mampu menambah keunggulan Bayern setelah menerima umpan Joshua Kimmich dari tengah lapangan. Kecepatan Gnabry tidak bisa dikejar oleh pemain belakang Leverkusen. Kemudian, pada menit ke-59, sebuah umpan jauh dari kiper Bayern, Manuel Neuer, diterima dengan baik oleh sang ujung tombak, Robert Lewandowski, yang mampu lolos dari perangkap offside Leverkusen di garis tengah lapangan.
Setelah mengontrol bola dengan sekali sentuhan, Lewandowski langsung melakukan tendangan keras dari luar kotak penalti yang mengarah ke kiper Leverkusen, Lukas Hradecky. Akan tetapi, bola hasil sepakan keras kapten tim nasional Polandia itu gagal ditangkap dengan sempurna oleh Hradecky.
Bola pun lepas dari tangkapannya dan bergulir ke dalam gawang. ”Kesalahan saya merusak segalanya,” tutur Hradecky penuh penyesalan setelah laga itu
Kapten Leverkusen, Sven Bender, sempat memperkecil ketinggalan di menit ke-63. Gol itu berawal dari sepak pojok yang mampu diselesaikan oleh Bender melalui tandukan kepalanya untuk mengecoh Neuer.
Gol pamungkas Bayern di laga itu kembali dicetak Lewandowski di menit ke-59. Skema serangan balik juga mengawali gol itu setelah ”Die Werkself” kehilangan penguasaan bola di sisi kiri pertahanan Bayern. Ivan Perisic mampu lolos dari jebakan offside, lalu mempersembahkan asis kepada Lewandowski di kotak penalti Leverkusen.
Total 50 gol
Lewat dwigol itu, Lewandowski telah menyumbangkan 50 gol bagi Bayern di musim ini. Alhasil, Lewandowski memimpin daftar penyerang tersubur di Benua Eropa pada musim 2019/2020 ini.
Pada menit akhir, talenta muda Leverkusen, Kai Havertz, memperoleh gol hiburan lewat eksekusi dari titik putih. Akan tetapi, gol itu tidak mampu menghadirkan senyum bagi Havertz yang gagal mempersembahkan gelar pertama bagi ”Die Werkself”.
”Kami telah kehilangan momentum sejak awal laga. Kami kurang berani, percaya diri, dan berpengalaman,” kata Bender.
Pelatih Leverkusen Peter Bosz mengakui Bayern unggul segalanya dan bermain lebih baik dibandingkan tim asuhannya selama 90 menit laga itu. ”Saya tidak akan mengkritik para pemain. Mereka telah memberikan kemampuan terbaiknya,” kata Bosz.
Kekalahan atas Bayern menjadikan Bosz sebagai pelatih berkebangsaan Belanda pertama yang kalah di laga final Piala Jerman. Tiga pendahulu Bosz selalu meraih kemenangan di pertandingan pamungkas Piala Jerman. Sebelum Bosz, Rinus Michels mengantarkan FC Koln juara pada 1983, lalu Huub Stevens meraih gelar pada 2001 dan 2002 ketika menangani Schalke 04, serta Louis van Gaal mempersembahkan gelar Piala Jerman untuk ”Die Roten” pada 2010. (AFP/REUTERS)