Liverpool harus membayar mahal perayaan dini gelar juara Liga Inggris musim ini. Manchester City menghancurkan Liverpool, 4-0, dalam laga di Stadion Etihad, Jumat dini hari WIB.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT — Kolaborasi dua gelandang serang, Kevin De Bruyne dan Phil Foden, menjadi kartu truf bagi Manchester City untuk mengembalikan sang juara Liga Inggris Liverpool membumi. Empat gol yang bersarang ke gawang Alisson Becker dalam laga di Stadion Etihad, Jumat (3/7/2020) dini hari WIB, menjadi pengingat untuk ”The Reds” agar melupakan sejenak euforia juara guna merampungkan kompetisi musim ini.
Dalam laga pekan ke-32 Liga Inggris itu, Liverpool memasuki laga dengan disambut guard of honor oleh seluruh pemain City. Akan tetapi, penghormatan itu justru menguapkan mentalitas dan semangat bertanding pemain The Reds.
Liverpool hanya mampu menunjukkan penampilan yang penuh determinasi dan memberi tekanan kepada lawan hingga menit ke-20. Sebuah sepakan kaki kiri Mohamed Salah di menit ke-18 yang membentur tiang gawang seakan menjadi titik balik The Reds di laga itu.
Setelah peluang itu, tekanan Liverpool mengendur, bahkan lini pertahanan yang berpredikat terbaik di Liga Inggris musim ini kehilangan konsentrasi. Kesempatan itu tidak disia-siakan De Bruyne dan Foden untuk berkolaborasi ”menghancurkan” lini belakang Liverpool yang dipimpin Virgil van Dijk.
De Bruyne membuka keunggulan melalui gol dari titik putih di menit ke-25. Lalu, melalui sebuah serangan balik, Foden memberikan umpan matang kepada Raheem Sterling untuk memperlebar keunggulan ”The Citizens” di menit ke-35.
Kemudian, kolaborasi bola pendek dan pergerakan rapat pemain City kembali menyulitkan Liverpool. Umpan De Bruyne mampu membuka ruang bagi Foden yang berdiri bebas di sisi kiri pertahanan Liverpool untuk mencetak gol ketiga ke gawang Alisson tepat di menit akhir babak pertama.
Di menit ke-66, sebuah serangan balik lagi-lagi memberi hukuman telak bagi anak asuhan Juergen Klopp. Foden kembali memberikan umpan kepada Sterling yang tidak kesulitan untuk menaklukan Alisson, tetapi bola yang sudah melewati Alisson sempat coba dihalau oleh gelandang The Reds, Alex Oxlade-Chamberlain. Meski begitu, bola justru semakin kencang melewati garis gawang Liverpool. City unggul 4-0 hingga peluit akhir.
Saya pikir mereka terlalu banyak minum bir pekan lalu.
”Saya pikir mereka terlalu banyak minum bir pekan lalu,” kata Pelatih City Pep Guardiola seusai laga. Tepat satu pekan lalu, City kalah dari Chelsea, 1-2, sehingga memastikan Liverpool mengunci gelar liga musim ini.
Secara khusus, Guardiola memuji penampilan dua pemainnya, De Bruyne dan Foden. Pelatih asal Spanyol itu menganggap De Bruyne sebagai pemain terbaik di timnya.
”Dia memiliki sesuatu yang unik dengan cara bagaimana dia berlari, visi permainannya, dan kepribadiaannya di atas lapangan. Dia terbaik di dunia saat ini,” kata Guardiola.
Foden pun tidak ketinggalan menerima pujian dari sang pelatih. ”Dia (Foden) memiliki kemampuan yang luar biasa sehingga saya tidak ragu bahwa dia akan melakukan banyak hal mengagumkan di dekade mendatang,” ujar Guardiola.
Sementara itu, sepanjang 90 menit, Klopp selalu memberikan semangat kepada anak asuhannya untuk keluar dari tekanan City. Namun, usaha itu tidak berhasil. Pada menit ke-85, Klopp tertangkap kamera menggelengkan kepala sebagai ungkapan ketidakpercayaannya dengan penampilan buruk Liverpool.
”Saya menyaksikan sikap yang brilian. Saya menyaksikan para pemain berjuang dengan kemampuan terbaiknya. Hanya saja, kami tidak bersikap seperti sebuah tim yang meraih gelar juara, pekan lalu,” kata Klopp.
Salah satu kelemahan The Reds, kata Klopp, ialah memberikan keleluasaan bagi City untuk melakukan serangan balik. Pasalnya, dua dari empat gol Citizens diawali skema serangan balik cepat.
Rekor buruk
Meskipun menang besar, kemenangan itu hanya membawa City memperkecil jarak poin dengan Liverpool menjadi 20 poin. Akan tetapi, Guardiola menambah rekor buruk bagi Klopp sejak mereka duel di Liga Inggris sejak 2016. Kemenangan 4-0 itu menjadi rekor gol terbanyak kedua City atas Liverpool di era Klopp.
Keunggulan terbesar The Citizens era Guardiola atas Liverpool tercipta pada September 2017. Ketika itu, Guardiola mengantarkan City menghancurkan Liverpool, 5-0, di Stadion Etihad.
Selain menambah daftar panjang kekalahan telak atas City, kekalahan itu juga menambah daftar panjang rekor buruk Liverpool yang selalu gagal mencetak gol di lima laga tandang di seluruh kompetisi.
Sebelum gagal membobol gawang City, The Reds tidak mencetak gol ke gawang Everton, Chelsea, Watford, dan Atletico Madrid.
Meski begitu, Klopp tidak terlalu menganggap kekalahan atas City sebagai suatu hasil yang harus disesalkan secara berlebihan. ”Kekalahan atas City memberi rasa sakit seperti sebuah kekalahan lain, tidak lebih dari itu,” kata pelatih berkebangsaan Jerman itu. (AFP)