Keberadaaan Arsenal, Chelsea, dan duo Manchester melambungkan gengsi kompetisi tertua di dunia, Piala FA. Empat tim itu akan menghadirkan semifinal idaman.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Gelaran Piala FA ke-139 bertransformasi dari kompetisi yang usang menjadi sarat gengsi. Ajang sepak bola tertua di dunia ini menghadirkan partai semifinal antara empat tim terbesar dari Kota Manchester dan London. Rivalitas tim-tim terbaik itu akan mewarnai pertarungan yang diselenggarakan di tempat penuh sejarah, Stadion Wembley.
Undian semifinal telah dilakukan oleh legenda hidup tim nasional Inggris, Alan Shearer, pada Senin (29/6/2020). Juara bertahan Manchester City ditantang tim peraih terbanyak Piala FA (13 kali), Arsenal. Sementara itu, partai ulangan final 2018 akan tersaji lagi antara Manchester United dan Chelsea.
Kepastian laga semifinal ini didapatkan setelah empat tim tersebut berhasil melaju mulus dari babak perempat final. Arsenal, Chelsea, dan City meraih kemenangan tipis untuk menyusul MU yang telah lolos terlebih dulu.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, Piala FA tahun ini amat bergengsi. Biasanya, piala tertua ini lebih sering dijadikan ajang unjuk gigi pemain muda. Namun, tidak dengan tahun ini. Tim-tim besar serius dengan menampilkan skuad inti mereka.
Contohnya, Chelsea dan City. Kedua tim tersebut baru bertemu pada Jumat. Namun, dua hari berselang, mereka tetap menurunkan skuad utama, kecuali kiper, saat City mengalahkan Newcastle (2-0) dan Chelsea menaklukkan Leicester City (1-0).
Faktor utama meningkatnya gengsi Piala FA karena tidak ada trofi yang bisa dimenangi dalam waktu dekat. Liga Inggris, meski tersisa 7 pekan, telah berakhir dengan Liverpool sebagai juara, sedangkan Liga Champions baru akan berlangsung pada Agustus nanti.
Bagi tiga manajer tim semifinalis, Mikel Arteta (Arsenal), Ole Gunnar Solskjaer (MU), Frank Lampard (Chelsea), gelar juara dalah harga mati. Trofi Piala FA akan menjadi gelar pertama mereka bagi klub masing-masing. Hal itu akan berpengaruh terhadap masa depan klub.
”Sangat penting bagi tim ini untuk memenangi trofi pertama atau setidaknya mencapai final pertama mereka. Itu akan menumbuhkan budaya kemenangan karena kami harus mulai memenangi sesuatu kompetisi,” kata Solskjaer yang masih nirgelar setelah 15 bulan menjadi manajer.
Trofi Piala FA tidak kalah pentingnya bagi City. Sang Manajer Josep Guardiola menyatakan juara dalam kompetisi tersebut sebagai sesuatu yang wajib. Apalagi, setelah mereka kehilangan gelar juara Liga Inggris pada pekan lalu.
Selain bisa mengobati sedikit luka, gelar juara bisa menumbuhkan percaya diri tim berjuluk ”The Citizen” tersebut jelang Liga Champions. City masih akan melakoni laga kedua 16 besar melawan Real Madrid yang sempat tertunda akibat pandemi.
”Kami memiliki dua kompetisi yang bisa dimenangi. Kami membuat langkah pertama hari ini (Piala FA). Sangat bagus bisa melawan Madrid dengan kondisi terbaik. Memenangi kompetisi adalah cara terbaik kami mempersiapkan diri untuk Madrid,” tutur Guardiola setelah laga melawan Newcastle.
Keseriusan para semifinalis mengiringi sejarah panjang rivalitas mereka. Hal itu bisa menciptakan persaingan terbaik dalam empat besar yang akan berlangsung pada 18-19 Juli di Stadion Wembley.
Angin segar lebih berpihak ke duo Manchester. Sepanjang musim ini, Arsenal selalu kalah dari City dalam enam pertandingan terakhir. Chelsea, di tangan Lampard, sudah tiga kali takluk dari MU pada musim ini.
Sebaliknya, sejarah pertemuan di Piala FA justru lebih menguntungkan duo London. Terakhir kali bertemu di kompetisi tersebut, pada 2017, Arsenal mengalahkan City 2-1. Sementara itu, dalam laga final 2018, Chelsea berhasil mengangkat trofi di depan hadapan skuad MU, usai menang, 1-0.
Meski begitu, rekor pertemuan tidak akan banyak berbicara. Piala FA dikenal sebagai turnamen magis. Sejarah membuktikan, banyak tim besar yang tersingkir oleh tim dari divisi bawah. Apalagi laga semifinal nanti akan berlangsung di Wembley, stadion sejak 1923, yang terkenal begitu sakral.
Semua opsi final Piala FA dari empat besar saat ini akan sangat menarik. Derbi Manchester ataupun Derbi London kemungkinan besar tercipta di final yang akan berlangsung 1 Agustus. Jika Arsenal dan MU yang lolos ke final, akan terjadi perebutan tim tersukses di kompetisi tersebut. Adapun MU hanya butuh satu trofi lagi untuk menyamai rekor Arsenal.
Sementara itu, potensi laga final antara City dan Chelsea tak kalah menarik. Laga ini akan menyajikan pertarungan antara dua tim paling agresif menyerang di Inggris. (AP)