Meski Pemerintah Perancis membatasi jumlah penonton 5.000 orang pada Perancis Terbuka, penyelenggara berharap turnamen Grand Slam tanah liat ini bisa disaksikan langsung hingga 10.000 penonton.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
PARIS, MINGGU — Menyebarnya virus Covid-19 pada turnamen ekshibisi Adria Tour di Serbia dan Kroasia tak menyurutkan panitia Perancis Terbuka untuk menggelar Grand Slam di lapangan tanah liat itu dengan penonton. Panitia bahkan ingin menambah kuota penonton yang telah dibatasi oleh Pemerintah Perancis.
Presiden Federasi Tenis Perancis (FFT) Bernard Giudicelli pada laman Tennis World USA, Senin (29/6/2020), mengatakan akan meyakinkan Pemerintah Perancis untuk menambah kuota 5.000 penonton menjadi 10.000 orang. Turnamen itu akan digelar di Roland Garros, 27 September-11 Oktober, diundur dari jadwal semula, 24 Mei-7 Juni, karena pandemi Covid-19.
FFT bersikukuh menggelar turnamen dengan kehadiran penonton meski pandemi Covid-19 masih berlangsung. Mereka juga tak terpengaruh kejadian terinfeksinya empat petenis dan tiga pelatih setelah mengikuti Adria Tour, turnamen ekshibisi yang digelar Novak Djokovic dan timnya di Serbia dan Kroasia, 13-14 Juni dan 20-21 Juni.
Djokovic, Grigor Dimitrov, Borna Coric, dan Viktor Troicki adalah empat petenis yang dinyatakan positif terinfeksi virus, selain istri Djokovic dan istri Troicki. Pelatih Dimitrov dan dua pelatih Djokovic juga terinfeksi, termasuk mantan juara Wimbledon, Goran Ivanisevic.
Meski Pemerintah Serbia telah melonggarkan peraturan karantina, turnamen digelar tanpa protokol kesehatan. Penonton yang memenuhi stadion tak mengenakan masker dan duduk berdekatan. Pemain bersalaman dan berpelukan setelah pertandingan.
Djokovic, ditemani Dimitrov dan Coric, diwawancarai di tengah kerumunan publik. Pemain-pemain itu bahkan bermain basket bersama dan hadir dalam pesta yang digelar Djokovic. Petenis nomor satu dunia itu dan petenis lain akhirnya meminta maaf atas perilaku mereka.
Kesepakatan
”Turnamen akan dihadiri penonton dengan persentase yang akan ditentukan melalui kesepakatan kami dengan pemerintah,” kata Giudicelli.
Awal pekan ini, Menteri Kesehatan Perancis Roxana Maracineanu mengatakan, pemerintah akan konsisten pada jumlah 5.000 orang yang telah mereka tetapkan untuk acara yang mengumpulkan banyak orang hingga September.
”Hingga saat ini, kami tetap pada jumlah itu. Ini bukan cuma olahraga, tetapi telah menjadi acara yang mengumpulkan banyak orang di ruang publik. Akan ada evaluasi tentang hal ini berdasarkan perkembangan kurva penyebaran virus di Perancis pada 11 Juli. Kita lihat nanti perkembangannya seperti apa,” tutur Maracineanu.
Atas dasar itulah, Giudicelli akan mencoba meyakinkan Pemerintah Perancis dan otoritas publik lain agar Perancis Terbuka bisa disaksikan maksimal 10.000 orang setiap harinya.
”Masih terlalu dini untuk memperkirakan kuota penonton pada saat ini. Saat ini, kami masih menyiapkan berbagai skenario untuk memasarkan tiket,” ujar Giudicelli.
Kompleks stadion di Roland Garros memiliki tiga stadion besar, yaitu Philippe Chatrier yang berkapasitas 15.500 penonton, Suzanne Lenglen (10.000 penonton), serta Simonne Mathieu (5.000 penonton). Lapangan lain memiliki kapasitas penonton lebih sedikit.
Pada 2019, Perancis Terbuka mendatangkan sekitar 520.000 penonton selama dua pekan. Artinya, ada sekitar 37.000 orang menonton di Roland Garros setiap hari.
Persiapan menggelar turnamen dengan penonton oleh FFT berbeda dengan yang dilakukan Asosiasi Tenis AS (USTA) untuk AS Terbuka, 31 Agustus-13 September. Grand Slam lapangan keras yang akan digelar di New York tersebut direncanakan tanpa penonton dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Tes Covid-19 akan dilakukan begitu petenis tiba di hotel serta minimal sekali dalam sepekan. Pengukuran suhu tubuh dilakukan setiap hari dan jaga jarak di antara partisipan juga akan diterapkan.