Kemenangan atas Atletico Madrid menjadi harga mati bagi Barcelona untuk menjaga peluang meraih gelar juara Liga Spanyol musim ini. Namun, kondisi mereka sedang tidak ideal.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
BARCELONA,SENIN - Barcelona merasakan suasana yang mencekam saat menanti kedatangan Atletico Madrid di Stadion Camp Nou, Rabu (1/7/2020) pukul 03.00 WIB. Kondisi Barcelona sedang tidak ideal karena terjadi konflik di ruang ganti. Pada saat bersamaan, peluang mereka menjuarai Liga Spanyol musim ini terancam hilang jika Atletico masih bisa tampil konsisten.
Barcelona sudah kehilangan posisinya di puncak klasemen sementara setelah Real Madrid bisa mengalahkan Espanyol, 1-0, Senin (29/6/2020) dini hari WIB. Real kini memimpin klasemen dengan 71 poin, sedangkan Barcelona berada di peringkat kedua dengan 69 poin.
Baik Barcelona maupun Real kini masih memiliki tujuh laga tersisa. “Kalau dihitung secara matematis, situasi kami (di klasemen) tidaklah bagus. Namun, kami harus tetap memenangi setiap laga dan apa yang terjadi, terjadilah,” kata Pelatih Barcelona Quique Setien dikutip AS.
Situasi Barcelona memburuk terutama karena mereka kehilangan poin saat ditahan imbang Celta Vigo, 2-2, pada laga sebelumnya. Mereka hampir memenangi laga itu dengan skor 2-1 tetapi penyerang Celta Vigo, Iago Aspas, menyamakan kedudukan pada menit ke-88.
Selain kehilangan poin, ketegangan internal Barcelona terjadi antara asisten pelatih Eder Sarabia dengan sang bintang, Lionel Messi. Sarabia bermaksud berbicara dengan Messi saat laga dihentikan untuk jeda minum. Namun, Messi mengabaikan Sarabia dan Setien hanya bisa terdiam di belakang mereka.
Setien lantas membantah bahwa hubungan antarpemain dan staf sedang retak. Ia menyebut kejadian itu merupakan sebuah proses yang biasa terjadi di dalam sebuah tim. “Tidak ada sesuatu yang terjadi antara mereka (Messi dan Sarabia),” katanya.
Namun, perselisihan antara pemain bintang dengan staf maupun manajemen di Barcelona bukan hal yang baru. Februari lalu Messi juga bersitegang dengan Direktur Olahraga Barcelona, Eric Abidal yang dinilai mengkambinghitamkan para pemain. Messi “menyerang” Abidal secara terbuka melalui tulisan di media sosial.
Penulis sepak bola, Simon Kuper, melalui artikelnya di ESPN pada pertengahan Januari lalu mengatakan bahwa di Barcelona, pelatih bukanlah bos. Para pemain bintang, terutama Messi, merupakan pihak yang bisa mengatur segala hal. “Gaya permainan tim lebih banyak dipengaruhi oleh para pemain, terutama Messi,” tulis Kuper.
Bahkan, Marca juga menyebut ada ketidakharmonisan antara Setien dengan gelandang Arthur Melo yang bersiap hijrah ke Juventus. Arthur dikabarkan sudah menandatangani kontrak selama lima tahun dan sebagai gantinya, Barcelona mendapatkan gelandang Juventus, Miralem Pjanic.
“Arthur masih jadi pemain Barcelona hingga akhir musim dan sudah berjanji akan memberikan yang terbaik agar tim mencapai target,” ujar Setien. Arthur masih terdaftar dalam skuad saat menjamu Atletico.
Masa depan Setien
Pada akhirnya, Setien yang baru melatih Barcelona sejak Januari lalu akan menanggung beban berat dan kariernya bisa terancam jika Barcelona gagal meraih gelar juara musim ini. Padahal, Setien sudah memiliki banyak kemudahan terutama karena ia memiliki banyak pemain bintang di skuadnya.
Barcelona juga sudah diuntungkan dengan pengaturan jadwal yang membuat mereka bisa memegang kendali perburuan gelar juara. Mereka mendapat jadwal berlaga lebih dulu dari pada Real sehingga mampu memberi tekanan setiap pekannya. Namun, hasil laga kontra Celta Vigo telah mengubah situasi.
Kini Barcelona menghadapi Atletico, tim yang lebih tangguh dibandingkan Celta Vigo. Atletico sekarang berada di peringkat ketiga dengan 58 poin. Masalah bagi Barcelona adalah Atletico sedang dalam performa terbaiknya dan baru saja memenangi empat laga terakhir mereka.
“Kami sangat menikmati kemenangan beruntun ini dan harus melanjutkannya,” kata gelandang bertahan Atletico, Saul Niguez, usai mengalahkan Deportivo Alaves, 2-1, Minggu (28/6/2020). Kepercayaan diri menjadi modal besar bagi Atletico saat datang ke Camp Nou.
Kepercayaan diri itu bisa digali lagi jika mengingat pertemuan terakhir mereka dengan Barcelona pada laga semifinal Piala Super Spanyol di Jeddah, Arab Saudi, Januari lalu. Pada laga itu, Atletico menang 2-1 sehingga dapat melaju ke babak final menghadapi Real Madrid dan akhirnya kalah.
Kali ini, Atletico bisa membantu memuluskan jalan Real ke trofi La Liga apabila bisa mengalahkan Barcelona di Camp Nou. Jika Barcelona kalah, Real pada laga selanjutnya bisa berpeluang untuk memperlebar jarak lima poin.
Namun, kesulitan yang dihadapi Real saat menghadapi tim papan bawah seperti Espanyol membuat pelatih Real Madrid Zinedine Zidane lebih waspada. Mereka menang berkat gol tunggal Casemiro pada menit ke-45. “Kami tidak merasa sudah bisa memenangi liga. Gelar juara ini masih akan ditentukan hingga akhir musim,” kata Zidane. (AFP/REUTERS)