Barcelona masih sangat membutuhkan keajaiban dari Lionel Messi. Surutnya gol sang kapten di laga tandang berdampak pada penampilan ”El Barca” yang sulit meraih poin penuh.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BARCELONA, MINGGU — Kegagalan Barcelona meraih poin penuh ketika bertandang ke markas Celta Vigo tidak hanya semakin mempersulit langkah untuk mempertahankan gelar Liga Spanyol, tetapi juga menunjukkan tuah sang kapten, Lionel Messi, telah memudar di luar Stadion Camp Nou. Di musim ini, Messi mencatatkan rekor gol terburuk di laga tandang dalam 10 musim terakhir.
Dalam laga melawan Celta, Sabtu (27/6/2020), di Stadion Municipal Balaidos, Messi memang berhasil mencatatkan dua asis untuk dua gol yang disarangkan sahabatnya, Luis Suarez. Namun, Messi gagal menunjukkan diri sebagai lumbung gol utama ”El Barca” yang telah menyumbangkan 21 gol di Liga Spanyol musim ini.
Selama 90 menit di lapangan, Messi gagal melakukan tembakan mengarah ke gawang Celta yang dikawal Ruben Blanco. Pada laga di pekan ke-31 melawan Athletic Bilbao di Camp Nou, Rabu lalu, Messi juga tidak mampu melakukan tembakan ke arah gawang.
Alhasil, dari lima laga yang telah dijalani Barcelona setelah jeda akibat wabah Covid-19, Messi baru mencetak dua gol dari dua laga awal melawan Real Mallorca dan Leganes. Adapun dalam tiga laga menghadapi Sevilla, Bilbao, dan Celta, sang pemain bernomor punggung 10 itu mengalami paceklik gol.
Kegagalan mencetak gol di tiga laga terakhir menambah daftar buruk Messi di era Quique Setien sebagai pelatih Barcelona. Sejak Setien memegang kendali ruang ganti El Barca, 13 Januari lalu, Messi sudah dua kali mengalami kemarau mencatatkan nama di papan skor dalam tiga laga beruntun. Pertama kali catatan minor itu terjadi dalam duel melawan Valencia, Levante, Real Betis, dan Getafe pada periode 25 Januari hingga 15 Februari.
Selain itu, Messi baru mencetak empat gol dari 16 laga tandang Barcelona di Liga Spanyol musim ini. Empat gol itu dihasilkan dari empat laga tandang El Barca ketika melawat ke kandang Eibar, Levante, Atletico Madrid, dan Real Mallorca.
Apabila melihat statistik Messi sejak musim 2009/2010, catatan empat gol di luar kandang adalah raihan gol terburuk. Peraih enam kali Ballon d’Or itu secara konsisten mencetak dobel digit gol setiap musim di pertandingan tandang. Bahkan, dalam satu dekade terakhir, Messi konsisten mencetak hattrick dan dwigol minimal satu kali ketika bermain di luar kandang. Rekor terbanyak Messi mencetak gol tersubur di luar kandang terjadi pada musim 2014/2015 dengan catatan 26 gol.
Sementara itu, pada musim 2015/2016, ia mencatatkan raihan gol tandang terendah dengan 10 gol. Namun, di musim itu, El Barca bisa tetap mengunci gelar juara liga atas penampilan luar biasa Suarez yang mencetak 40 gol dan meraih trofi ”El Pichichi” atau pencetak gol terbanyak. Adapun hingga pekan ke-32 di Liga Spanyol musim 2019/2020, Suarez baru mencetak 13 gol.
Pudarnya kesuburan Messi di laga tandang berimbas pula pada penampilan Barcelona. Dari 16 pertandingan tandang di musim ini, ”Blaugrana” baru meraih 23 poin dari 48 poin maksimal yang bisa diraih, termasuk telah lima kali menderita kekalahan.
Suarez pun memberikan tanggung jawab kepada Setien untuk segera mengembalikan performa terbaik Barcelona, termasuk Messi, di laga tandang agar menghasilkan penampilan maksimal serupa ketika berlaga di Camp Nou.
”Kami bermain luar biasa di kandang, tetapi kehilangan banyak poin dalam laga tandang. Ini adalah suatu kondisi yang harus dianalisis dan dicarikan solusi oleh pelatih,” kata Suarez dalam edisi Mundo Deportivo, Minggu (28/6/2020).
Sementara itu, Messi secara terbuka mengungkapkan ketidakcocokannya dengan skema permainan Setien. Menurut Messi, Setien belum mampu mengeluarkan seluruh potensi maksimal pemain El Barca yang sepatutnya mampu menguasai Spanyol dan Eropa.
”Saya pikir pelatih tidak mengerti apa yang saya ucapkan dan saya inginkan. Saya tidak pernah meragukan kemampuan rekan setim, tetapi harus saya akui bahwa kami tidak bermain seperti yang seharusnya ditampilkan di setiap pertandingan,” ujar Messi kepada Sport, Mei lalu.
Kehilangan pengaruh
Jurnalis Marca, Luis F Rojo, menulis bahwa buruknya penampilan El Barca di laga tandang, termasuk hasil tanpa kemenangan di dua pertandingan melawan Sevilla dan Celta, merupakan dampak dari buruknya komunikasi Setien dengan pemain bintangnya. Selama ini, Setien lebih memercayakan komunikasi dengan pemain kepada asistennya, Eder Sarabia. Sayangnya, Sarabia juga tidak disukai para pemain, terutama setelah laga El Clasico, 2 Maret lalu. Penyebabnya, Sarabia meneriakkan kalimat hinaan kepada sejumlah pemain Barca yang bermain buruk di laga itu, salah satunya Jordi Alba.
”Setien gagal memanfaatkan jeda kompetisi untuk meningkatkan hubungannya dengan pemain sehingga hal itu berimbas kepada pemahaman tentang skema permainan yang disukai pemain dan diinginkan Setien,” tulis Rojo.
Sementara itu, Setien menilai kegagalan anak asuhannya meraih tiga poin di dua laga tandang disebabkan oleh ketidakberuntungan. Ia menilai El Barca telah bermain menyerang dan menguasai laga, tetapi tidak beruntung dalam penyelesaian akhir.
Lebih lanjut, kegagalan meraih kemenangan, tambah Setien, tidak hanya didasari satu penyebab. ”Kami harus lebih solid. Namun, sebagai tim menyerang, kami juga perlu meningkatkan koordinasi di lini belakang dan menutup ruang kesalahan sedikit pun agar tidak memberi keuntungan bagi lawan,” ucap Setien.
El Barca masih memiliki enam laga sisa di liga musim ini, terdiri dari tiga laga kandang dan tiga pertandingan tandang. Hingga pekan ke-32, Barcelona telah mengumpulkan 69 gol.
Rival abadi Barcelona, Real Madrid, menjalani laga pekan ke-32, Senin (29/6/2020) dini hari WIB, melawan Espanyol. Kemenangan akan membawa Madrid unggul dua poin atas ”El Barca” di puncak klasemen. (AFP)