Manchester City kini mengincar trofi Piala FA sebagai target terdekat. City tidak mau kehilangan gelar lagi seusai melepas gelar Liga Inggris ke tangan Liverpool.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
NEWCASTLE, SENIN — Setelah terpukul akibat kehilangan gelar Liga Inggris, Manchester City mencoba bangun dari mimpi buruknya. Skuad asuhan Josep Guardiola menunjukkan rasa laparnya dengan melaju ke semifinal Piala FA seusai tampil beringas di markas Newcastle United.
City menaklukan Newcasle, 2-0, pada perempat final, Senin (29/6/2020) dinihari WIB, di Stadion St James Park. Turun dengan skuad terbaik, tim berjuluk ”The Citizens” itu tampil mendominasi sepanjang pertandingan. Mereka tampak serius mengincar trofi Piala FA.
”Selalu. Rasa lapar (gelar) mereka selalu ada. Bisa dilihat dari raihan kami musim lalu. Kami bermain untuk menang. Setelah apa yang terjadi di Liga Inggris, kami bangga lolos ke semifinal lagi,” kata Guardiola seusai pertandingan.
Pekan lalu, City baru kehilangan gelar Liga Inggris setelah ditaklukkan Chelsea di Stamford Bridge. Kekalahan itu memperlebar jarak poin sekaligus memastikan Liverpool sebagai juara dengan liga yang masih menyisakan 7 pekan.
Kami berhasil melangkah meraih salah satu tujuan itu hari ini.
Tim asal kota Manchester itu kini hanya menyisakan peluang juara di dua kompetisi, Piala FA dan Liga Champions. Di Piala FA, City akan bertemu dengan Arsenal di partai semifinal. Adapun di Liga Champions, mereka ditunggu Real Madrid pada laga kedua 16 besar yang sempat tertunda.
”Kami berhasil melangkah meraih salah satu tujuan itu hari ini,” tambah Guardiola.
Rasa lapar juara sangat terlihat dari permainan skuad termahal di seantero Inggris tersebut. Dipimpin jenderal lapangan tengah Kevin de Bruyne, City menyerang total sejak awal peluit pertandingan dibunyikan.
Permainan agresif itu memaksa tim tuan rumah mengurung diri di pertahanan. Skuad asuhan Steve Bruce memainkan strategi parkir bus, dengan semua pemain berada di garis pertahanan.
Dengan strategi bertahan 5-4-1, terkadang berubah menjadi 6-3-1, Bruyne dan rekan-rekan sempat kesulitan menembus kotak penalti lawan. Hingga setengah jam laga berlangsung, pemain-pemain City tampak frustrasi membongkar tembok pertahanan Newcastle.
Namun, jelang akhir paruh pertama, pertahanan tuan rumah membuat kesalahan fatal dengan menjatuhkan Gabriel Jesus di kotak penalti. Wasit Lee Mason tanpa ragu memberikan hadiah penalti untuk tim tamu. De Bruyne tanpa ragu mengeksekusi penalti itu sehinggs membuat City unggul saat turun minum.
Pada babak kedua, ”The Citizen” tidak mengendurkan serangan. Umpan di sepertiga pertahanan lawan terus digencarkan. Hingga akhirnya, aksi individu Raheem Sterling menggandakan keunggulan mereka. Tendangan Sterling dari luar kotak penalti tak bisa dijangkau oleh kiper tuan rumah Karl Darlow.
Pekerjaan rumah
Sampai berakhirnya laga, tidak ada ancaman berarti dari tuan rumah. Dominasi City ditunjukkan dengan penguasaan bola hingga 76 persen. Mereka yang menghasilkan 20 kali tendangan bisa saja unggul lebih dari dua gol. Namun, penyelesaian akhir masih menjadi pekerjaan rumah Guardiola.
”Saya pikir, kami bermain sangat baik hari ini. Kami mendominasi permainan dan sangat bagus dalam penguasaan bola. Pertahanan juga sangat rapi. Kami nyaris bermain sempurna, seharusnya bisa mencetak gol lebih banyak,” sebut Bruyne.
Manajer Newcastle Steve Bruce mengakui keunggulan tim lawan. ”Sekarang, jarak antara tim papan atas dan bawah semakin jauh. Jarak itu semakin bertambah sekarang. Jika Anda lihat di Piala FA dalam 20 tahun terakhir, hampir semua dimenangi tim besar. Kami tidak cukup baik,” ungkapnya.