Tak Terkalahkan, Fajar/Yeremia Juara Turnamen PBSI
Pasangan ganda putra Fajar/Yeremia menjuarai turnamen internal yang digelar PP PBSI dan Mola TV seusai mengalahkan Kevin/Reza, Jumat. Fajar/Yeremia tidak terkalahkan di lima laga turnamen itu.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepercayaan diri Yeremia Erich Yotje Yacob Rambitan berpasangan dengan seniornya, Fajar Alfian, membawa mereka pada gelar juara ganda putra Mola TV PBSI Home Tournament. Fajar/Yeremia menjadi yang terbaik setelah tak terkalahkan dalam semua pertandingan melawan rekan latihan mereka di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta.
Kepastian Fajar/Yeremia mempertahankan posisi teratas klasemen di turnamen internal itu didapat setelah mereka memenangi pertandingan atas Kevin Sanjaya Sukamuljo/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani, 21-18, 21-18, Jumat (26/6/2020). Fajar/Yeremia selalu menang dalam persaingan yang diikuti enam pasangan ini. Mereka pun berhak atas hadiah Rp 50 juta.
Memperoleh lima poin dari lima kemenangan, Fajar/Yeremia unggul atas Kevin/Reza, yang tiga kali menang dari lima pertandingan, di peringkat kedua. Adapun peringkat ketiga hingga keenam ditempati masing-masing oleh Muhammad Rian Ardianto/Daniel Marthin, Marcus Fernaldi Gideon/Muhammad Shohibul Fikri, Hendra Setiawan/Pramudya Kusumawardana Riyanto, dan Mohammad Ahsan/Leo Rolly Carnando.
Pelatih ganda putra menggabungkan pemain senior dan pemain muda dalam turnamen internal ini. Pemain muda diharapkan memperoleh ilmu dari senior, sementara senior dituntut bisa membimbing yunior mereka dalam pertandingan.
Pemain muda potensial
Yeremia pun belajar dari Fajar untuk bisa menjaga fokus sepanjang pertandingan dalam turnamen selama tiga hari dengan format setengah kompetisi untuk ganda putra tersebut. Yeremia, misalnya, dinilai Fajar sebagai pemain muda potensial.
”Dia memiliki kekuatan pukulan yang bagus, tetapi masih harus belajar untuk menjaga fokus pada setiap poin. Setelah mendapat satu poin, fokusnya kadang hilang dalam poin berikutnya,” tutur Fajar yang bersama pasangan tetapnya, Rian, menempati peringkat keenam dunia.
”Saya selalu diingatkan Fajar untuk selalu menjaga fokus. Itu yang masih harus saya pelajari. Namun, di pertandingan tadi, saya tampil cukup percaya diri, apalagi setelah memenangi gim pertama,” tutur Yeremia yang beberapa kali tampil berani untuk mengecoh Kevin di depan net.
Kevin juga mengatakan hal yang sama tentang Reza, yuniornya yang menjadi pasangannya di turnamen ini. Karena sering kehilangan fokus, Reza banyak membuat kesalahan saat melawan Fajar/Yeremia. Reza pun mengakui tidak percaya diri sejak awal permainan.
Fikri, yang berpasangan dengan Marcus, juga memetik banyak pelajaran dari seniornya yang peringkat pertama dunia bersama Kevin itu. Meski bisa mengimbangi dari sisi fisik, Fikri menilai banyak hal teknis ataupun nonteknis yang mesti dilatih lagi.
”Saya harus tingkatkan fokus supaya tidak banyak melakukan kesalahan, juga memperbaiki pola pikir. Pelajaran yang saya ambil dari Koh Sinyo (Marcus) adalah ketenangan dan kesabarannya. Saya juga harus menambah kekuatan tangan,” tutur Fikri.
Meski hanya dua kali menang, Marcus/Fikri tetap bersyukur atas hasil yang mereka raih dalam turnamen. Kondisi fisik yang belum seratus persen menjadi salah satu kendala.
”Kalau fit seperti dulu, pasti belum karena latihannya belum dengan program penuh seperti akan menghadapi turnamen. Fokus saat ini masih jaga kondisi. Yang penting jangan sakit,” kata Marcus.
Sementara pemain senior Hendra dan Ahsan hanya memperoleh satu kemenangan, masing-masing, bersama Pramudya dan Leo. Selain kalah dalam kecepatan dari rekan-rekannya yang masih muda, Hendra tampil dengan sakit di pinggang yang dirasakan sejak Senin.
Turnamen ini digelar PP PBSI untuk mengisi kekosongan turnamen, Rabu-Jumat, pada setiap pekan sejak 24-26 Juni. Sejak pertengahan Maret, tepatnya setelah All England, 11-15 Maret, turnamen dihentikan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) karena pandemi Covid-19. Atas usul atlet dan pelatih, yang telah jenuh hanya berlatih tanpa pertandingan, turnamen internal pun digelar.
Protokol kesehatan
Seperti turnamen resmi, pertandingan dipimpin wasit, hakim servis, dan dibantu penjaga garis. Ada juga petugas yang bertugas membersihkan lapangan. Namun, karena berlangsung dalam masa pandemi, turnamen digelar tanpa penonton.
Protokol kesehatan pun dijalankan dengan masker yang dikenakan petugas lapangan, juga para pelatih yang mendampingi kedua pasangan di sisi lapangan.
Protokol kesehatan pun dijalankan dengan masker yang dikenakan petugas lapangan, juga para pelatih yang mendampingi kedua pasangan di sisi lapangan. Tak ada salaman antarpemain maupun dengan wasit dan hakim servis setelah pertandingan.
Setelah ganda putra, persaingan ganda campuran dilangsungkan pekan depan. Diikuti 11 pasangan, persaingan dimulai dengan sistem setengah kompetisi dalam empat grup. Dua peringkat teratas lolos ke perempat final.
Berbeda dengan ganda putra, persaingan ganda campuran diikuti pasangan-pasangan tetap. Selain pemain senior, seperti Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, pemain-pemain muda turut bersaing. Mereka di antaranya Rehan Naufal/Lisa Ayu Kusumawati, Teges Satriaji Cahyo Utomo/Indah Cahya Sari Jamil, dan Ghifari Andadafa Prihardika/Angelica Wiratama.