Crystal Palace datang ke Stadion Anfield berbekal gaya pertahanan yang kokoh. Mereka bisa menjadi ganjalan bagi Liverpool yang ingin segera mengunci gelar juara Liga Inggris musim ini.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LIVERPOOL, SELASA — Liverpool sedang menatap tanjakan terjal dalam perjalanannya mengunci gelar juara Liga Inggris musim ini. Ketika Manchester City sebagai rival terdekat terus memanen gol dan poin, ”Si Merah” dikunjungi salah satu tim dengan pertahanan terbaik di Liga Inggris, yaitu Crystal Palace.
Pada laga yang akan berlangsung di Stadion Anfield, Kamis (25/6/2020) pukul 02.15 WIB, ini Palace bisa menjadi tamu yang merepotkan sang tuan rumah. Pertahanan Palace yang solid bisa menjadi tembok besar bagi lini serang Liverpool yang sedang mencari irama.
Dalam empat laga terakhir sejak akhir Februari lalu, Palace selalu menang dan tidak pernah kebobolan. Keempat tim yang kehabisan akal menembus pertahanan Palace itu adalah Newcastle United, Brighton and Hove Albion, Watford, dan Bournemouth.
Hingga Selasa (23/6/2020), Palace pada musim ini telah mengoleksi 28 gol dan kebobolan 32 gol. Meski defisit dalam hal jumlah selisih gol, mereka mampu berada di peringkat keenam dalam daftar tim yang paling sedikit kebobolan.
Pertahanan yang solid ini merupakan aspek yang paling dibanggakan Manajer Crystal Palace Roy Hodgson.
”Pertahanan kami bisa rapat bukan karena peran para bek semata. Pada laga melawan Bournemouth, kami melihat para penyerang turut berkontribusi dalam bertahan,” ujar Hodgson dikutip BBC.
Bertandang melawan Bournemouth pada akhir pekan lalu, Palace menang 2-0 melalui gol Luka Milivojevic dan Jordan Ayew pada babak pertama. Setelah bisa unggul, mereka bermain lebih defensif pada babak kedua sehingga membuat Bournemouth semakin frustrasi.
Pola yang sama, yaitu mencetak gol secepat mungkin dan segera bertahan, diprediksi akan kembali diterapkan Palace di Anfield nanti. Mereka sudah menyiapkan kuda-kuda untuk menyerang balik ketika para pemain Liverpool kehilangan bola. Agresivitas Palace bisa kembali muncul seperti saat terakhir mereka datang ke Anfield dan kalah 3-4.
Pendekatan pragmatis dan agresivitas Palace bisa menjadi petaka bagi Liverpool yang sedang kehilangan ketajaman lini serangnya. Si Merah hanya bisa bermain imbang 0-0 melawan Everton di Goodison Park, hari Minggu, karena mesin gol mereka tidak lengkap. Liverpool belum memainkan Mohamed Salah dan Andy Robertson yang dinyatakan belum cukup bugar untuk menjalani laga derbi Merseyside tersebut.
Namun, kedua pemain tersebut dikabarkan sudah bisa tampil saat menjamu Palace. Tugas Manajer Liverpool Juergen Klopp selanjutnya adalah memastikan semua pemain bisa kembali menyatu dan menemukan irama permainan yang pas. Mereka harus mengakhiri tren buruk yang sudah terjadi pada Maret lalu ketika mereka mulai akrab dengan kekalahan.
Klopp mengakui laga melawan Palace merupakan laga sulit. Ia mengibaratkan Palace seperti sebuah mesin yang sudah diminyaki sehingga bisa bekerja maksimal. ”Sangat menyenangkan apabila kami bisa bermain pada level tertinggi melawan Palace. Ini bakal sulit, tetapi kami juga akan berusaha menyulitkan Palace,” ujar Klopp dikutip Liverpool Echo.
Melupakan City
Demi bisa menyulitkan Palace, Klopp dan para pemainnya berusaha fokus menjalani laga tersebut dan melupakan sejenak Manchester City yang terus menguntit di belakang mereka. Setelah mengalahkan Arsenal pekan lalu, City melibas Burnley, 5-0, Selasa dini hari WIB.
Namun, dengan delapan laga tersisa bagi kedua tim, Liverpool kini berada di puncak klasemen dengan 83 poin dan unggul 20 poin di atas City. ”Bagaimana mungkin bisa unggul 20 poin di atas tim seperti City. Ini tidak masuk akal. Kami mungkin sudah melakukan hal yang benar,” ujar Klopp.
Kemenangan City atas Burnley membuat Liverpool tidak bisa otomatis mengunci gelar juara dengan mengalahkan Palace. Liverpool masih harus menunggu City kehilangan poin saat melawan Chelsea, atau penentuan itu akan terjadi ketika Liverpool dan City saling berhadapan pada laga pekan ke-32, pada 3 Juni dini hari WIB.
Duel dua tim papan atas itu seharusnya digelar di Stadion Etihad, kandang City. Namun, muncul gagasan untuk menggelar laga itu di stadion netral karena polisi khawatir laga di Etihad akan memicu massa untuk berdatangan. Keputusan terakhir mengenai hal ini akan diumumkan pada Kamis.
”Sejujurnya saya memilih laga itu digelar di Manchester agar lebih mudah,” kata Klopp. Ia yakin fans Liverpool tetap patuh pada aturan merujuk pada derbi di Goodison Park.
Lagi pula, jika laga penentuan itu jadi digelar di Etihad dan Liverpool sukses memenangi laga tersebut, mereka akan sulit melupakan laga itu. Selain bisa memastikan gelar juara, Liverpool bisa menyampaikan pesan secara lantang di depan muka City bahwa mereka adalah yang terbaik di Inggris saat ini. (AFP/REUTERS)