Novak Djokovic, petenis nomor satu dunia, dinyatakan positif Covid-19 seusai mengikuti turnamen Adria Tour. Kasus Djokovic itu menjadi pelajaran pentingnya penegakan protokol kesehatan di kompetisi olahraga.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Di tengah persiapan kembalinya turnamen tenis profesional, empat petenis putra dan dua pelatih terinfeksi Covid-19 seusai mengikuti turnamen ekshibisi Adria Tour di Serbia dan Kroasia. Kasus ini menjadi peringatan bagi para atlet dan penyelenggara kompetisi olahraga lainnya terkait pentingnya penegakan protokol kesehatan di olahraga.
Pengumuman positif Covid-19 yang disampaikan petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, Selasa (23/6/2020) malam, menjadi puncak kelalaian pada penyelenggaraan Adria Tour. Dalam turnamen itu, Djokovic menjadi peserta sekaligus penyelenggara.
Dua hari sebelumnya, petenis Bulgaria, Grigor Dimitrov, menjadi petenis top pertama yang mengumumkan terinfeksi virus korona baru. Setelah itu, Borna Coric dan Viktor Troicki mengumumkan hal yang sama. Istri Troicki yang tengah hamil ikut terinfeksi. Begitu pula dengan pelatih Dimitrov, Christian Groh, dan pelatih fisik Djokovic, Marco Panichi.
Petenis lain yang turut serta dalam turnamen, yaitu Dominic Thiem, Alexander Zverev, dan Marin Cilic, menjalani tes dengan hasil negatif. Meski demikian, mereka akan menjalani isolasi mandiri di kediamannya masing-masing.
Dimitrov dan kawan-kawan lantas meminta maaf jika telah memunculkan bahaya bagi yang lainnya. Kondisi itu mereka alami setelah tampil dalam Adria Tour, turnamen ekshibisi yang digelar setiap akhir pekan mulai 13 Juni lalu di negara-negara bekas pecahan Yugoslavia, seperti Serbia dan Kroasia. Menurut rencana, turnamen ini akan berlanjut ke Montenegro dan Bosnia, tetapi kemungkinan akan dibatalkan.
Sebelum Dimitrov mengumumkan kondisinya, banyak kritik muncul terkait penyelenggaraan Adria Tour. Sebanyak 4.000 penonton memenuhi stadion dengan duduk berdekatan dan tanpa masker. Petenis bersalaman dan berpelukan setelah pertandingan.
Djokovic juga mengadakan acara pelatihan ke anak-anak, mengundang beberapa petenis bermain bola basket, serta mengadakan wawancara dan jumpa penggemar. Tak hanya itu, digelar pula pesta bersama petenis lainnya sambil menari limbo. Pesta itu tersebar di media sosial.
Acara horor
Maka, terinfeksinya Djokovic dan rekan-rekannya sebetulnya bukan kejutan. Banyak petenis dan penggemar tenis mengkritik momen-momen berbahaya dalam Adria Tour.
Menurut saya, itu adalah acara horror. Tak ada rasa tanggung jawab dan kedewasaan. Mereka sangat ceroboh.
”Menurut saya, itu adalah acara horor. Tak ada rasa tanggung jawab dan kedewasaan. Mereka sangat ceroboh,” ujar Bruno Soares, petenis Brasil yang menjadi anggota Dewan Pemain ATP.
Kasus positif baru Covid-19 akibat diabaikannya protokol kesehatan di arena olahraga juga terjadi di turnamen golf. Pegolf AS, Nick Watney, mengundurkan diri di tengah turnamen RBC Heritage di Hilton Head, Carolina Selatan, AS, setelah hasil tesnya positif Covid-19. Padahal, dia mendapatkan hasil tes negatif sebelum dimulainya turnamen itu.
Seperti diberitakan BBC, RBC Heritage mengabaikan protokol kesehatan. Tak ada jaga jarak antarpegolf, berikut dengan caddy. Rekomendasi bahwa hanya pegolf yang boleh memegang stik juga diabaikan.
Djokovic dan timnya berlindung di balik peraturan Pemerintah Serbia dan Kroasia yang telah melonggarkan peraturan karantina, beberapa pekan sebelum Adria Tour. Pemerintah telah mengizinkan diselenggarakannya turnamen.
Namun, itu bukan berarti penyelenggara dan para peserta bisa mengabaikan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak. Djokovic dan petenis lain yang tampil adalah para olahragawan top dunia dengan banyak penggemar. Mereka seharusnya menjadi teladan.
Djokovic bahkan berstatus Presiden Dewan Pemain ATP yang seharusnya bisa mengedepankan kepentingan rekan-rekan seprofesinya dibanding ambisinya sendiri. Namun, dia justru berkata tidak memiliki hak mengatur orang lain dalam bersikap terhadap pandemi Covid-19.
Djordje Djokovic, Direktur Turnamen Adria Tour yang juga adik Novak Djokovic, menyatakan telah melakukan tes terhadap orang-orang yang terlibat dalam turnamen. Tak ada anggota staf turnamen yang dinyatakan positif hingga saat ini.
Akan tetapi, Novak Djokovic tak mengikuti tes yang diikuti semua petenis di Zadar, Kroasia, ketika Dimitrov mundur dari pertandingan karena sakit, akhir pekan lalu. Dia langsung kembali ke rumahnya di Serbia. Djokovic mendatangkan ahli epidemiologi ke rumahnya dan melakukan tes pada Senin.
”Anda harus menyadari siapa Anda dan memimpin dengan cara memberi contoh,” kata Patrick McEnroe, mantan petenis AS yang sembuh dari penyakit Covid-19, seolah-olah menyindir Djokovic.
Peristiwa ini juga menjadi peringatan bagi penyelenggara ajang olahraga lain, termasuk panitia turnamen tenis profesional. Setelah dihentikan sejak pertengahan Maret, kompetisi tenis profesional akan dimulai kembali pada Agustus.
Grand Slam Amerika Serikat Terbuka di New York, 31 Agustus-13 September, misalnya, akan digelar tanpa penonton dengan protokol kesehatan ketat. Lalu, ada pula yang akan diselenggarakan dengan penonton, seperti Perancis Terbuka, 27 September-11 Oktober. Nasib turnamen-turnamen itu kini menjadi tanda tanya setelah munculnya kluster baru Covid-19 di Adria Tour.
Jadi, meskipun peraturan di setiap negara berbeda-beda, menjalankan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung adalah hal yang tidak bisa disepelekan. Jika tidak, panggung kompetisi olahraga yang telah hilang tiga bulan terakhir akan menjadi tempat berbahaya bagi semua pesertanya.