Percasi menggelar serial turnamen catur daring untuk menjaga ketajaman bermain para pecatur Indonesia.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 membuat banyak pertandingan olahraga, termasuk catur, terhenti sampai waktu yang belum dapat ditentukan. Namun, Persatuan Catur Seluruh Indonesia berinisiatif menggelar tunamen catur dalam jaringan sebanyak 15 seri dengan total hadiah sebesar Rp 75 juta.
”Tujuan PB Percasi agar atlet catur nasional jangan sampai berhenti latihan. Kita tidak boleh kalah dari pandemi Covid-19,” kata Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto, dalam siaran pers, Minggu (21/6/2020) di Jakarta.
Pertandingan catur dalam sejarahnya memang pernah diselenggarakan tanpa harus berhadapan secara langsung. Contoh yang paling fenomenal adalah ketika Amerika Serikat melawan Uni Soviet dalam US vs USSR radio chess match 1945, yaitu dwitarung 10 papan antara tim Amerika Serikat dan tim Uni Soviet melalui sarana radio.
Sejak pandemi Covid-19, PB Percasi sudah menyelenggarakan pertandingan catur online sebanyak lima kali dan terakhir seri V diselenggarakan Minggu 14 Juni 2020. Seri VI akan dimainkan pada Minggu, 21 Juni 2020, mulai pukul 14.00 di https://lichess.org/tournament/btiM1rDh dengan sistem catur kilat.
Waktu pikir yang digunakan dalam catur kilat adalah 3 menit plus tambahan 2 detik setiap langkahnya. Untuk dapat mengikuti turnamen tersebut, pertama-tama pecatur harus bergabung lebih dulu ke Tim Percasi Catur Indonesia yang beralamat di https://lichess.org/team/percasi-catur-indonesia.
Dari lima kali penyelenggaraan, jumlah peserta membeludak dan terus bertambah. Pada Seri 1 (16 Mei 2020) diikuti 574 peserta dan dijuarai Sefrian Rizki Bintoro. Pada Seri II (23 Mei 2020) diikuti 612 peserta dan dijuarai RB Abdul Maafi. Pada Seri III (30 Mei 2020) diikuti 1.107 peserta dan dijuarai IM Yoseph Taher. Seri IV (7 Juni 2020) diikuti 1.429 peserta dijuarai IM Gilbert Tarigan. Pada Seri V (14 Juni 2020) diikuti 1.391 peserta, dijuarai FM Agus Kurniawan.
Yoseph, Gilbert, dan Agus adalah para pecatur nasional berusia muda, yaitu 21 tahun, 17 tahun, dan 22 tahun. Catur online yang memakai waktu pikir pendek membutuhkan kecepatan berpikir yang lebih menguntungkan pecatur muda usia.
Masalah dalam pertandingan catur online yang tanpa wasit sangat membutuhkan kejujuran seorang atlet. Penggunaan bantuan engine computer atau adanya pembisik di sebelah pemain dapat mengacaukan kemurnian hasil pertandingan.
Oleh karena itu, di samping upaya-upaya meminimalisasi kecurangan, PB Percasi juga mengimbau agar sportivitas dijunjung tinggi. Turnamen online dibuat sebagai tempat latihan sekaligus sarana pembentukan karakter yang jujur, sportif dan menghargai keadilan.
”Kami meminta semua pecatur bermain jujur. Selain itu, keterbatasan waktu dalam catur kilat juga akan menyulitkan pecatur untuk bermain curang,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi.
Eka Putra Wirya, anggota Dewan Pembina PB Percasi, mengatakan, para pecatur harus terus bertanding untuk mengasah kemampuan mereka. Catur kilat menjadi pilihan karena meminimalkan potensi kecurangan dan potensi membuat gangguan koneksi internet juga dapat dikurangi.