Inter Milan yang saat ini di peringkat ketiga klasemen, atau selisih 9 poin dari Juventus di puncak akan menghadapi Sampdoria, Minggu (21/6/2020). Peluang Inter Milan untuk merebut gelar juara masih terbuka lebar.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
MILAN, SABTU – Serie A musim ini dimulai kembali per 20 Juni. Persaingan perebutan gelar juara atau scudetto liga sepak bola tertinggi Italia pun dimulai lagi. Itu tak terkecuali untuk Inter Milan yang saat ini di peringkat ketiga klasemen atau terpaut 9 poin dari Juventus di puncak. Menghadapi Sampdoria pada pekan ke-27 di Stadion San Siro, Milan, Minggu (21/6/2020), Si Ular Besar bertekad memetik poin penuh untuk menjaga peluang juaranya.
Inter Milan sejatinya pesakitan. Sebelum Serie A dimulai kembali, mereka justru tersingkir dari perebutan gelar juara Piala Italia. Mereka takluk agregat 1-2 dari Napoli dalam babak semi final, yakni 0-1 di Milan pada 13 Februari dan 1-1 di Napoli pada 14 Juni. Adapun Napoli akhirnya menjadi juara setelah menumbangkan Juventus dalam drama adu pinalti 4-2 usai mereka melalui waktu normal sama kuat 0-0 dalam final di Roma pada 17 Juni.
Sekarang, klub berjersey biru-hitam itu menyisakan dua kompetisi yang masih diikuti, yakni Serie A dan Liga Eropa. Secara matematis, peluang mereka untuk merebut gelar juara masih terbuka lebar di Serie A karena masih menempel ketat Juventus di peringkat pertama dan Lazio di tempat kedua. Di Liga Eropa, jalan mereka masih panjang. Saat ini, mereka masih berada di babak 16 besar dan akan menghadapi Getafe di Jerman pada 5/6 Agustus nanti.
Untuk itu, skuad asuhan Antonio Conte tersebut akan mencurahkan konsentrasinya di Serie A. Conte pun tak terlalu ambil pusing dengan kegagalan di Piala Italia lalu. Mantan pelatih Juventus dan Chelsea itu berdalih timnya hanya kurang beruntung ketika menghadapi Napoli kemarin.
Lagi pula, tidak mudah suatu tim untuk bermain optimal seusai vakum dari kompetisi dan latihan reguler selama kurang lebih tiga bulan atau selama masa penguncian oleh wabah Covid-19 di Italia sejak 9 Maret lalu. Kebugaran pemain belum normal. Belum lagi, suasana pertandingan pun sangat berbeda karena tidak ada penonton di tribune stadion. ”Tanpa penonton, sepak bola menjadi lemah, tidak ada gairah. Kami merindukan kehadiran penonton di stadion,” ujarnya di laman resmi Inter Milan, Jumat (18/6/2020).
Ke jalur kemenangan
Menghadapi Sampdoria nanti, Conte menuturkan, timnya wajib kembali ke jalur kemenangan untuk menjaga peluang juara. Dia meminta semua pemain melupakan kekalahan dari Napoli dan bangkit mengeluarkan kemampuan terbaik untuk mengarungi Serie A musim ini yang masih menyisahkan 12 laga.
”Sejauh ini, saya bangga dengan mentalitas tim. Para pemain sadar jika ingin kompetitif maka kita semua harus berjuang untuk menang. Setiap lelaki harus menaikkan level mereka, ini sangat penting. Saya melihat, tim ini memiliki rasa lapar yang hebat untuk modal mencapai tujuan,” kata pelatih berusia 50 tahun itu.
Dikutip dari Football-Italia, Kamis (18/6/2020), Conte berupaya untuk mengoptimalkan kelebihan dan meminimalisir kekurangan timnya selama tiga bulan terakhir atau selama masa penundaan Serie A akibat wabah Covid-19. Setidaknya, pelatih kelahiran Lecce, 31 Juli 1969 yakin telah menemukan puzzle yang hilang dalam skema 3-4-1-2 yang menjadi pakem andalannya selama ini.
Puzzle yang hilang itu ada pada sosok gelandang asal Denmark Christian Eriksen yang didatangkan oleh Inter dari Tottenham Hotspur dengan mahar 20 juta euro (Rp 355 miliar) pada Januari lalu. Setidaknya, selama penundaan Serie A, Eriksen memiliki banyak waktu untuk belajar bahasa Italia, meningkatkan fisik, dan menyesuaikan diri pada taktik timnya.
”Kerjasama kami dengan Eriksen telah berada di jalur yang benar. Dia telah berkembang secara fisik maupun taktis. Ini membuatnya bisa lebih sesuai dengan strategi tim. Pada saat ini, saya tinggal menjahit pemain yang ada agar sesuai, sempurna dengan strategi yang ada,” tutur Conte.
Eriksen protagonista
Menurut bek Inter Milan Stefan de Vrij dalam Football-Italia, Jumat (19/6/2020), Eriksen akan segera menjadi protagonista atau elemen penting untuk Inter Milan. Apalagi, selama tiga bulan ini, Eriksen terus belajar memahami bahasa dan kebudayaan di Italia. Dia pun semakin terbiasa dengan cara bermain timnya.
Walau Inter kalah dari Napoli, Eriksen telah menunjukkan kualitasnya, antara lain lewat gol sepak pojoknya di menit kedua laga tersebut. ”Dia akan menjadi penentu tim ini. Dia mulai terbiasa dengan cara bermain tim dan sudah mulai belajar bahasa Italia (untuk memudahkan komunikasi). Dia juga sangat berkualitas selama pelatihan. Kami menantinya menunjukkan kualitas itu di pertandingan,” ujar pemain asal Belanda itu.
Sementara itu, kubu Sampdoria harus berusaha ekstra jika ingin mencuri poin di San Siro. Pelatih klub berjersey biru-putih itu, Claudio Ranieri di laman resmi klubnya, Jumat, mengutarakan, kendati kalah dari Napoli, Inter sejatinya menunjukkan permainan menjanjikan. Inter mampu memindahkan bola dengan cepat. ”Memang kebugaran pemain Inter belum pulih 100 persen, tetapi mereka telah mencoba memulai lagi dengan baik,” kata mantan pelatih AS Roma itu.
Di sisi lain, Sampdoria kemungkinan kehilangan penyerang andalannya Fabio Quagliarella dalam laga nanti. Capocannoniere atau pencetak gol terbanyak Serie A musim lalu itu mengalami cidera betis dalam pelatihan dan tidak akan pulih 100 persen hingga hari laga tersebut berlangsung. Ranieri pun tidak mau ambil risiko untuk memaksa penyerang berusia 37 tahun itu bermain karena bisa memicu cidera lebih parah.
Menghadapi Inter nanti, Sampdoria coba memaksimalkan aturan lima pergantian pemain. Itu memungkinkan mereka merotasi pemain dan mengelaborasi taktik. ”Saya tidak bisa membiarkan tim bermain dengan pemain yang sama terus menerus. Berkat lima pergantian pemain, saya bisa terus merotasi pemain. Itu memungkinkan pemain yang bermain memang dalam kondisi prima di setiap laga. Ini penting untuk modal tim keluar dari zona degradasi (saat ini Sampdoria di peringkat ke-16 dari 20 klub peserta),” tutur Ranieri.
Penyerang Sampdoria Federico Bonazzoli menyampaikan, dengan lima pergantian pemain, itu memungkinkan pemain memiliki waktu istirahat lebih banyak. Dalam situasi saat ini, tim ataupun pemain harus pandai mengatur energi. Apalagi tim akan menjalani dua-tiga laga sisa musim ini selama 20 Juni-2/3 Agustus mendatang.