Kyle Korver: Saya Beri Dukungan, Saya Ingin Perubahan Terjadi
Pemain Milwaukee Bucks berkulit putih, Kyle Korver, mendukung para pemain NBA kulit hitam terkait masalah rasisme. Korver juga mendesak NBA membuat langkah nyata memerangi rasisme sebelum liga kembali bergulir.
Oleh
korano nicolash lms
·4 menit baca
Kompas
Pemain Milwaukee Bucks, Kyle Korver (26), saat masih memperkuat Atlanta Hawks merebut bola dari tangan pemain Boston Celtics, Jared Sullinger, di babak play off NBA, Selasa (19/4/2016) di Atlanta. Korver merupakan pemain NBA berkulit putih yang mendukung pemain NBA berkulit hitam dalam memerangi rasisme.
”Penembak” jitu Milwaukee Bucks berkulit putih, Kyle Korver, menegaskan, dirinya mendukung para pemain NBA kulit hitam yang tengah memberikan perhatian khusus pada masalah rasisme yang masih terus terjadi di negara mereka.
Kematian George Floyd, seorang kulit hitam, 25 Mei lalu, di jalanan Minneapolis, Minnesota, akibat lehernya ditekan lutut Derek Chauvin, seorang polisi kulit putih, membuat dirinya harus belajar banyak tentang ketidakadilan rasial.
Padahal, masalah mewabahnya virus korona baru di dunia hingga saat ini masih membuat NBA dan Asosiasi Pemain Basket Nasional (NBPA) terus berusaha untuk membuat kembalinya roda liga berputar. NBA memberikan jaminan kesehatan dan kesejahteraan bagi para pemain dan juga staf ke-22 tim yang akan bertarung mulai 30 Juli nanti di Orlando, Florida.
”Jika rekan tim kulit hitam saya, teman-teman saya, dan saudara laki-laki saya merasa cara terbaik untuk melakukan perubahan itu hanya dengan cara tidak bermain, saya memberikan dukungan saya bagi mereka,” tutur Korver (39) yang namanya masih menjadi salah satu penembak tiga angka terbaik di NBA.
”Saya setuju dengan itu. Jika itu yang kami pikir menjadi cara terbaik untuk membuat perubahan, saya lebih peduli tentang perubahan yang bakal terjadi daripada menyelesaikan kejuaraan,” tutur Korver yang sudah 17 musim berkarier di NBA, saat mengisi acara Live Instagram dari SportsCenter, ESPN, Selasa (16/6/2020) lalu waktu Amerika Serikat.
”Saya berada di tim yang merasa kami bisa menang pada musim ini. Dan selama ini, saya belum merasakan kemenangan itu. Itu sebabnya, saya juga ingin menang. Jadi apakah ada cara untuk melakukan keduanya. Saya pikir ada yang bisa didialogkan untuk masalah ini,” tambah Korver yang berasal dari Paramount, California.
Upaya NBA untuk kembali menggulirkan liga awalnya mendapat dukungan. Termasuk dari bintang NBA saat ini, LeBron ”King” James yang memang tidak ingin kalau NBA membatalkan liga, setelah dihentikan 11 Maret lalu.
Namun, kematian George Floyd membuat pikiran sebagian besar pemain NBA berubah. Mereka menganggap pelaksanaan liga akan membunuh momentum mereka bersama warga kulit hitam dan kulit berwarna AS lainnya dalam memerangi rasisme yang masih subur di AS.
Para pemain yang tergabung dalam koalisi medukung perlawanan terhadap rasialisme menegaskan bahwa kalau liga berlangsung, yang akan dibahas justru isi dari permainan yang berlangsung.
Sudah terbukti, ketika Asosiasi Pelatih Basket Nasional (NBCA) mengkhawatirkan standar dan pedoman liga untuk kembali melanjutkan musim yang terputus. Maka pembicaraan pun langsung ke masalah teknis keselamatan dan kesejahteraan pelatih mereka yang berusia lebih dari 60 tahun.
Koalisi pemain, yang dipimpin Kyrie Irving dari Brooklyn Nets dan Avery Bradley dari Los Angeles Lakers, juga sudah minta agar Komisioner NBA, Adam Silver, memperlihatkan proposal NBA guna mendukung upaya memerangi rasisme sebelum liga kembali digulirkan.
STEPHEN MATUREN/GETTY IMAGES/AFP
Mantan pemain NBA, Stephen Jackson (kanan), yang juga teman George Floyd, berpose di lokasi untuk mengenang kematian Floyd di Minneapolis, 3 Juni 2020. Floyd, warga AS berlukit hitam, tewas akibat kekerasan oleh polisi berkulit putih.
Sejauh ini, Adam Silver belum mengemukakan apa rencana yang akan dilakukan NBA dalam memerangi masalah rasisme ini, ketika liga kembali berlangsung 30 Juli.
”Sekali lagi, aku akan mengikuti jejak saudara-saudaraku yang berhulit hitam beserta rekan satu timku yang mendorong berlangsungnya perubahan yang berarti,” lanjut Korver.
”Yang ingin saya lakukan. Saya ingin adanya perubahan. Dan saya ingin menjadi bagian dari itu, dalam peran apa pun yang bisa saya lakukan. Tetapi saya juga menunggu NBA,” ujarnya.
Saya pikir ada peluang di Orlando bagi kami. Untuk membahas dan menyoroti apa yang bisa kami lakukan untuk mendorong terjadinya perubahan.
”Saya pikir ada peluang di Orlando bagi kami. Untuk membahas dan menyoroti apa yang bisa kami lakukan untuk mendorong terjadinya perubahan,” kata Korver.
Korver memberi contoh NFL yang sudah memberikan 250 juta dollar AS untuk dukungan pergerakan komunitas kulit hitam. Dia juga berharap NBA melakukan hal yang sama.
”Kebetulan. Saya percaya bahwa NBA adalah liga terbaik sejauh ini. Dan saya sangat berharap,” kata lulusan Universitas Creighton, Omaha, Nebraska, itu. Apalagi dengan keterbukaan Adam Silver yang telah menegaskan bahwa NBA menjadi platform yang akan mendorong perubahan itu.
Menurut Korver, NBA dapat menjadi entitas yang bisa menyuarakan masalah yang kini menjadi perhatian semua orang AS, bahkan sudah merambah ke negara lainnya yang rasialismenya masih berlangsung.
”Saya pikir, pertama sekali kami sepakat bahwa perubahan perlu terjadi. Jadi apa pun rencananya, kami harus bersatu dan melakukannya,” tambah Korver yang sudah bergabung dengan tujuh tim sepanjang 17 musimnya di NBA.