Napoli meraih gelar Piala Italia musim ini setelah menumbangkan Juventus lewat drama adu penalti. Trofi itu menjadi gelar perdana Gennaro Gattuso sebagai pelatih.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
ROMA, KAMIS — Hanya dalam enam bulan setelah ditunjuk sebagai pelatih Napoli, Gennaro Gattuso mampu memberikan gelar perdananya bagi Napoli. Melalui adu penalti, Napoli mengalahkan Juventus di final Piala Italia musim 2019/2020 untuk meraih trofi ketujuh di kompetisi kasta kedua di ”Negeri Pizza” itu.
Untuk menghibur para penonton di layar kaca, Liga Serie A, penyelenggara Piala Italia, menampilkan penonton virtual untuk mengisi bangku stadion yang kosong. Atribut warna merah mendominasi tribune di sisi lapangan, sedangkan atribut warna biru muda khas Napoli dan hitam putih milik Juve ditampilkan di tribune belakang gawang kedua tim.
Pelatih Juventus Maurizio Sarri memulai laga dengan melakukan satu pergantian pemain dibandingkan formasi ketika Juve menjalani laga kedua semifinal melawan AC Milan, 12 Juni lalu. Juan Cuadrado menggantikan Danilo di pos bek sayap kanan. Sementara Gianluigi Buffon dipercaya menjaga gawang, kemudian di lini depan trio Cristiano Ronaldo, Paulo Dybala, dan Douglas Costa kembali dimainkan bersama.
Di sisi lain, Pelatih Napoli Gennaro Gattuso memainkan empat pemain berbeda dibandingkan laga menghadapi Inter Milan, 13 Juni lalu. Kiper David Ospina yang dilarang tampil akibat akumulasi kartu kuning digantikan oleh Alex Meret. Kemudian, Mario Rui, Fabian Ruiz, dan Jose Callejon dimainkan sejak peluit mula pertandingan. Mereka mengisi posisi Elseid Hysaj, Eljif Elmas, dan Matteo Politano yang diturunkan sebagai 11 pemain awal di laga kedua semifinal.
Setelah bermain imbang 0-0 selama 90 menit, kemenangan Napoli dipastikan setelah unggul 4-2 dalam adu penalti. Adapun Liga Serie A memberlakukan aturan khusus yang meniadakan perpanjangan waktu 2 x 15 menit di final Piala Italia musim ini. Semua eksekutor Napoli, yaitu Lorenzo Insigne, Matteo Politano, Nikola Maksimovic, dan Arkadiusz Milik, sukses menaklukkan Buffon. Sementara itu, dua penendang awal Juve, Paulo Dybala dan Danilo, gagal mencetak gol. Dua gol dari Leonardo Bonucci dan Aaron Ramsey tidak cukup untuk membatalkan kemenangan Napoli.
Kemenangan itu menambah daftar dominasi ”I Partenopei” atas ”Si Nyonya Besar” di laga perebutan trofi. Dari empat kali pertemuan pertandingan bernuansa final di tempat netral, Napoli berhasil mengalahkan Juve di final Piala Italia musim ini, Piala Italia 2011/2012, Piala Super Italia 2014/2015, sedangkan Juventus hanya satu kali menumbangkan Napoli pada Piala Super Italia 2012/2013.
Gattuso tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya setelah meraih gelar juara pertama sebagai pelatih. ”Saya percaya kepada Dewa Sepak Bola. Inilah hasil yang kami tuai atas kerja keras yang telah kami lakukan,” ujar Gattuso seusai laga kepada RAI Sport.
Secara khusus, Gattuso mempersembahkan gelar juara itu untuk adik perempuannya, Francesca, yang meninggal akibat sakit, 2 Juni lalu. ”Kehidupan, khususnya sepak bola, telah memberikan banyak hal bagi diri saya dan membentuk saya sebagai seorang pria. Di dalam hidup, orangtua dan keluarga juga menjadi prioritas saya,sehingga kondisi saat ini masih sulit saya terima,”ucap pelatih berusia 42 tahun itu.
Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis juga memuji pengaruh Gattuso untuk timnya. ”Sejak Rino Gattuso tiba, banyak hal berubah dan seluruh pemain selalu mendukungnya, mendukung klub, dan mendukung ide Napoli,” kata De Laurentiis.
Ia menambahkan, ”Napoli telah mampu menjadi pesaing utama Juventus dalam perebutan titel. Kami mengalahkan mereka di Piala Italia dan Piala Super Italia, hanya di Serie A kami belum mampu mengungguli Juventus.”
Kekalahan di final Piala Italia membuat Sarri belum berhasil mempersembahkan trofi bagi Juventus. Di bawah asuhan Sarri, ”Si Nyonya Besar” telah dua kali kehilangan trofi setelah tumbang 1-3 atas Lazio di Piala Super Italia 2019/2020 serta kalah dari Napoli di Piala Italia musim ini.
”Kami kehilangan sentuhan brilian untuk menghasilkan peluang berbahaya. Pemain terbaik kami, termasuk Ronaldo dan Dybala, gagal menunjukkan penampilan terbaik. Saya dan seluruh pemain sangat marah dan kecewa,” kata Sarri.
Sarri masih memiliki harapan untuk meraih gelar pertama di Italia jika membawa Juve meraih ”scudetto” musim ini. Hingga pekan ke-26 Liga Italia, Juventus meraih 63 poin atau unggul satu poin atas Lazio di peringkat kedua. Selain itu, Juventus juga masih akan menjalani laga kedua babak 16 besar Liga Champions Eropa menghadapi Olympique Lyon, 7 Agustus mendatang. Di laga perdana, Juventus kalah 0-1, 27 Februari lalu.
Aksi kiper
Kebuntuan gol di 90 menit laga tidak lepas dari kecemerlangan aksi dua kiper kedua tim. Buffon di kubu Juventus dan Meret bagi Napoli.
Melalui pola high-pressing sempat menghasilkan sebuah peluang emas bagi Juve di menit ke-11. Namun, sepakan Ronaldo masih bisa ditepis Meret. Pada menit ke-20, gelandang Juventus, Rodrigo Bentacur, mencoba peruntungan dengan melakukan tendangan jarak jauh. Sekali lagi, bola berhasil diantisipasi dengan baik oleh Meret.
Selanjutnya, giliran Buffon yang mencuri perhatian. Di lima menit terakhir babak pertama, Buffon menggagalkan dua peluang paling berbahaya “I Partenopei”. Dimulai dari peluang gelandang Napoli, Diego Demme. Meskipun telah berhadapan satu lawan satu, tendangan gelandang Napoli bisa ditepis menggunakan kaki oleh kiper veteran berusia 42 tahun itu.
Semenit berselang, kapten Napoli Lorenzo Insigne melakukan tendangan keras dari luar kotak penalti. Buffon kembali berhasil menggagalkan peluang itu setelah menepis bola dengan ujung jarinya. Turun minum skor tanpa gol bertahan.
Di babak kedua, situasi pun tidak berubah. Juventus yang mencoba menekan tidak mampu menembus kokohnya tembok pertahanan Napoli. Sebuah tendangan bek, Leonardo Bonucci, dari luar kotak penalti di menit ke-64 menjadi satu-satunya tendangan yang mengarah ke gawang yang dilakukan anak asuhan Sarri di paruh kedua laga.
Sementara itu, Napoli nyaris mengunci kemenangan di akhir babak kedua. Sayang, sundulan Milik masih bisa ditepis Buffon.
Secara statistik, Juventus menguasai penguasaan bola dengan 54 persen melawan 46 persen. Sementara Napoli menguasai kreasi peluang dengan menghasilkan 15 tembakan, sebanyak 7 sepakan di antaranya mengarah ke Buffon. Adapun Juventus hanya mampu melakukan 3 tembakan mengarah ke gawang Napoli dari 13 kali percobaan. (AFP)