Turnamen tenis AS Terbuka, yang akan digelar 31 Agustus 2020, tinggal menunggu ”lampu hijau” dari Pemerintah Negara Bagian New York, Amerika Serikat. Itu akan menjadi Grand Slam pertama yang digelar di tengah pandemi.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
NEW YORK, SELASA — Turnamen tenis Amerika Serikat Terbuka tinggal selangkah lagi menjadi Grand Slam pertama yang digelar pada masa pandemi Covid-19. Dengan skenario tanpa penonton ditambah protokol kesehatan yang ketat, AS Terbuka tinggal menanti izin penyelenggaraan dari Pemerintah Negara Bagian New York.
”Kami siap menggelar turnamen sesuai jadwal, selama izin yang dibutuhkan bisa didapat. Sejak awal, kami sangat kolaboratif dengan berbagai pihak untuk menyusun rencana ini. Kami konsultasi dengan pakar kesehatan dan keamanan secara regular,” ujar juru bicara Asosiasi Tenis AS, Chris Widmaier, Senin (15/6/2020), kepada New York Times.
Pemerintah New York, lewat juru bicaranya, Richard Azzopardi, berkata telah menerima proposal AS Terbuka dan akan segera membahasnya.
Widmaier mengatakan, ada tiga faktor yang akan menentukan keputusan penyelenggaraan AS Terbuka, yaitu mengedepankan aspek kesehatan dan keselamatan, penting untuk dunia olahraga dan tenis, serta laik secara finansial.
Tanpa penjualan tiket yang jadi sumber pemasukan, USTA hanya akan mengandalkan kontrak dengan ESPN, pemilik hak siar senilai 70 juta dollar AS (Rp 989 miliar), untuk menyelenggarakan turnamen itu. ”Kami yakin bisa memenuhinya,” ujar Widmaier.
Dalam proposal yang diajukan, AS Terbuka akan digelar di Pusat Tenis Nasional Bille Jean King, Flushing Meadows, New York, pada 31 Agustus-13 September, tanpa penonton. Staf turnamen dikurangi, frekuensi pembersihan lapangan akan ditambah, serta pengecekan suhu tubuh dan kondisi kesehatan akan dilakukan setiap hari.
Pendamping petenis bahkan juga dibatasi, yaitu hanya satu orang. Namun, setelah muncul kritik dari para petenis tentang peraturan itu, termasuk dari petenis nomor satu dunia Novak Djokovic, jumlah pendamping petenis akhirnya bisa ditambah dengan jumlah yang belum diputuskan sejauh ini.
Selain pelatih, petenis biasanya juga didampingi tim yang terdiri dari pelatih fisik, fisioterapis, ahli pijat, dokter, rekan latihan, hingga keluarga.
USTA juga akan meniadakan babak kualifikasi nomor tunggal dan mengurangi jumlah peserta nomor ganda. Sebagai kompensasi pada petenis yang tak bisa mengikuti babak kualifikasi, padahal memiliki hak berdasarkan posisi peringkat dunia, USTA akan memberikan bantuan dana yang disalurkan lewat ATP dan WTA. Mereka menyediakan 2 juta dollar AS (Rp 28,24 miliar) sebagai kompensasi.
Sebagai bagian dari proposal itu pula, USTA akan memindahkan turnamen besar ATP/WTA Cincinnati dari Mason, Ohio, ke tempat yang sama dengan AS Terbuka. Turnamen berkategori ATP Masters 1000 untuk putra dan WTA Premier 5 untuk putri itu adalah salah satu turnamen yang rutin diselenggarakan sebagai ajang pemanasan menuju AS Terbuka.
Penyatuan dua turnamen di satu tempat itu diusulkan untuk memudahkan koordinasi pihak penyelenggara dan membatasi perjalanan para atlet. ATP/WTA Cincinnati akan digelar pada 16-23 Agustus.
Petenis elite absen
Meskipun menjanjikan protokol kesehatan yang ketat, banyak petenis yang belum yakin dengan AS Terbuka. Situasi saat ini dianggap masih riskan. Maka, sejumlah petenis elite dunia, seperti Djokovic, Rafael Nadal, Dominic Thiem, Ashleigh Barty, dan Simona Halep, kemungkinan bakal absen di Flushing Meadows.
Sebagian besar atlet yang telah saya ajak bicara, tampaknya tak akan berangkat ke New York. (Novak Djokovic)
”Sebagian besar atlet yang telah saya ajak bicara, tampaknya tak akan berangkat ke New York,” ujar Djokovic yang merupakan Presiden Dewan Atlet Tenis Putra Profesional.
Namun, tidak semua petenis papan atas dunia khawatir dengan AS Terbuka. Tunggal putri peringkat ketiga dunia, Karolina Pliskova, yakin, USTA menjamin keselamatan petenis. Finalis AS Terbuka 2016 itu berpandangan, kompetisi tenis harus segera dimulai kembali.
”Saya yakin, virus ini (korona baru) masih ada tahun depan. Jadi, situasinya tidak akan bisa benar-benar aman. Jadi, semakin cepat turnamen dimulai, semakin baik,” katanya.
Sejak Covid-19 mulai muncul pada Desember 2019 dan telah menyebar ke semua negara, seluruh turnamen tenis dihentikan mulai pertengahan Maret. Untuk mengisi kekosongan turnamen, sejumlah turnamen ekshibisi diselenggarakan secara lokal dan internasional, mulai Juni ini.(REUTERS)