Bintang Juventus dan AC Milan, Cristiano Ronaldo dan Ante Rebic, merasakan kekecewaan pada laga kedua semifinal Piala Italia, Sabtu (13/6/2020). Bagi mereka, laga itu tak seindah laga pertama pada Febuari lalu.
Oleh
Dominicus Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
TURIN, SABTU — Laga kedua semifinal Piala Italia antara Juventus dan AC Milan yang berakhir 0-0 di Stadion Allianz Turin, Sabtu (13/6/2020) dini hari WIB, bak dunia paralel dalam kisah-kisah sains fiksi bagi Cristiano Ronaldo dan Ante Rebic. Pada laga kedua ini mereka berada di stadion tanpa penonton dan menemukan dirinya dalam wujud berbeda yang mengecewakan.
Hasil imbang tanpa gol pada laga kedua ini tetap menguntungkan Juventus karena laga pertama yang berlangsung di Stadion San Siro pada Februari lalu berakhir imbang 1-1. Tim ”Nyonya Besar” pun unggul dalam jumlah gol tandang sehingga tetap berhak melaju ke babak final.
Meski lolos ke final, laga tersebut menjadi momen yang mengecewakan bagi Ronaldo ataupun Juventus. Ketika laga baru berjalan 15 menit, Juventus mendapat hadiah tendangan penalti yang diambil Ronaldo. Namun, tendangan pemain bintang asal Portugal itu terlalu melebar dan mengenai tiang gawang.
Ronaldo gagal memanfaatkan kesempatan terbaik yang dimiliki Juventus untuk merasakan kemenangan pertama setelah kompetisi sepak bola di Italia kembali bergulir sejak terhenti akibat pandemi Covid-19 selama tiga bulan. Ini kegagalan kedua Ronaldo dalam melakukan tendangan penalti selama berseragam Juventus. Kegagalan pertama terjadi saat Juventus menghadapi Chievo pada Januari 2019.
Pelatih Juventus Maurizio Sarri berusaha memahami kegagalan itu karena bagaimanapun semua tim baru saja bangun dari ”tidur” panjang selama tiga bulan. Para pemain masih butuh waktu untuk kembali menemukan bentuk permainan terbaiknya. ”Ronaldo mungkin tidak terbiasa gagal menendang penalti. Dia hanya kurang beruntung,” kata Sarri dikutip Football-Italia.
Ronaldo mungkin tidak terbiasa gagal menendang penalti. Dia hanya kurang beruntung. (Maurizio Sarri)
Lalu, bagaimana dengan Rebic? Penyerang Milan asal Kroasia itu tidak hanya kurang beruntung, tetapi juga sangat sial. Ketika mengemban tanggung jawab besar untuk menjadi ujung tombak tim pada laga itu, Rebic justru diganjar kartu merah karena menendang dada bek Juventus, Danilo, pada menit ke-16 atau beberapa saat setelah Ronaldo gagal di titik penalti.
Rebic berusaha merebut bola, tetapi kakinya terlalu tinggi dan mengenai dada Danilo. Tendangan ”kungfu” Rebic ini mengingatkan aksi serupa yang dilakukan pemain Belanda, Nigel de Jong, saat menendang dada pemain Spanyol, Xabi Alonso, pada laga final Piala Dunia 2010.
Alhasil Milan harus berjuang dengan 10 pemain hingga laga usai dan ini merupakan kerugian besar karena mereka perlu mencetak gol. Apalagi pada laga itu mereka tidak diperkuat oleh para bintangnya seperti Zlatan Ibrahimovic, Theo Hernandez, dan Samu Castillejo yang dilarang tampil karena akumulasi kartu kuning.
Dengan Rebic, Milan sudah punya rencana untuk menggempur pertahanan Juventus dan memanfaatkan stadion kosong untuk menambah rasa percaya diri. Namun, rencana itu gagal dan peluang Milan meraih trofi pada musim ini sudah menguap.
”Sangat disayangkan kami tidak bisa mencapai target (juara Piala Italia). Sekarang kami harus bisa lolos ke kompetisi Eropa lewat Serie A,” kata Pelatih Milan Stefano Pioli. Milan yang kini berada di posisi ketujuh Serie A masih berpeluang merebut tiket ke Piala Europa musim depan.
Kebalikan nasib
Laga kedua semifinal Piala Italia antara Juventus dan Milan ini praktis menjadi arena yang absurd bagi Ronaldo dan Rebic. Mereka menunjukkan penampilan yang berbeda 180 derajat dibandingkan dengan pada laga pertama Februari lalu di San Siro.
Rebic pada waktu itu mencetak satu gol pada menit ke-61 setelah mendapat asis dari Castillejo. Milan pun mampu membuat Juventus frustrasi ketika selalu gagal menyamakan kedudukan hingga waktu normal 90 menit telah habis.
Ketika wasit memberikan tambahan waktu, Juventus beruntung mendapat tendangan penalti. Ronaldo kemudian tampil sebagai pahlawan karena berhasil menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir.
Gol tendangan penalti Ronaldo itu ternyata menjadi penentu langkah Juventus menuju ke final Piala Italia musim ini untuk menghadapi Napoli atau Inter Milan yang baru akan bertanding Minggu (14/6/2020) dini hari WIB. Sarri tidak peduli siapa calon lawan mereka. ”Yang terpenting kami sudah berada di final. Selanjutnya lihat besok,” kata Sarri. (REUTERS)