Menyambut Fury-Joshua, Duel Impian Para Juara Britania Raya
Duel Anthony Joshua melawan Tyson Fury akan lebih dari sekadar pertarungan biasa. Gengsi pertarungan ini begitu tinggi untuk memperebutkan status juara dunia kelas berat sejati sekaligus yang terbaik di negaranya.
Oleh
Kelvin Hianusa
·4 menit baca
LONDON, KAMIS — Duel dua juara dunia tinju kelas berat asal Inggris, Anthony Joshua melawan Tyson Fury, semakin dekat terwujud. Mereka telah menyepakati dua kontrak pertarungan yang digadang-gadang akan menjadi laga tinju terbesar sepanjang sejarah Britania Raya tersebut.
Duel Fury-Joshua, yang sangat dinanti-nanti penggemar tinju dan banyak dispekulasikan sejak awal tahun, akhirnya mendapat kejelasan. Promotor tinju asal Inggris, Eddie Hearn, menyatakan keduanya telah menerima kontrak untuk bertarung dua kali.
Kontrak itu merupakan laga unifikasi antara Fury yang memegang gelar juara WBC menghadapi Joshua yang berstatus juara IBF, WBA, dan WBO. ”Kami membuat langkah besar. Namun, masih banyak yang harus dilakukan, seperti mencari arena dan tanggal pertarungan,” kata Hearn kepada Sky Sports, Kamis (11/6/2020).
Setelah menumbangkan Deontay Wilder di pertarungan kedua mereka, Fury–yang berjuluk ”The Gypsy King”–bisa dikatakan sebagai petinju kelas berat terbaik di dunia. Adapun Joshua merupakan pemegang tiga gelar juara yang juga bergengsi meski tidak sekelas dengan WBC. Dengan kata lain, laga ini akan menentukan status ”yang terbaik”.
Laga ini pun bakal semakin menarik karena kedua petarung sama-sama berasal dari Inggris. Gengsi perebutan gelar akan ditambah bumbu-bumbu ”perang saudara”. Tak ayal, duel ini disebut akan menjadi yang terbesar dalam sejarah Britania Raya.
Fury, yang sempat dikabarkan akan bertarung dengan legenda tinju Mike Tyson, merasa sangat tertantang. “Pertarungan terbesar dalam sejarah tinju Britania telah disetujui. Bawa saya langsung ke sana,” katanya.
Di atas kertas, Fury sedikit lebih diunggulkan. Dengan status tidak terkalahkan, Fury berada dalam kondisi terbaik setelah menumbangkan Wilder. Banyak mantan petinju, seperti Mike Tyson dan George Foreman, memprediksi dirinya akan menang mudah.
Sama-sama ortodoks
Kedua pertarung ini sama-sama bertipe ortodoks. Pemisah keduanya adalah tinggi badan. Fury setinggi 2,06 meter atau lebih tinggi 8 sentimeter dari Joshua. Perbedaan tinggi ini membuat sang juara WBC juga unggul dalam jangkauan.
Dengan gerakan agresif kepala, seperti menari-nari saat menghindari pukulan, Fury akan sulit dipukul di wajah. Dengan teknik tinggi, ia selalu membuat lawan-lawannya tidak bisa bertarung dalam jarak dekat. Kesulitan itu dirasakan Wilder, lebih pendek 5 sentimeter, yang kalah technical knock out pada ronde ke-7.
”Anda harus punya segalanya jika ingin mengalahkan dia (Fury). Saya coba bicara jujur. Saya hanya tidak bisa melihat Joshua mengalahkannya,” kata Foreman, sang mantan juara dunia kelas berat.
Pertarungan terbesar dalam sejarah tinju Britania telah disetujui. Bawa saya langsung ke sana.
Namun, bukan berarti Joshua tidak punya peluang. Dari segi pukulan mematikan, Joshua lebih berbahaya dengan rekor 91 persen menang KO dibandingkan Fury hanya 70 persen menang KO. Pukulan yang berasal dari kelebihan atletis Joshua ini bisa menghukum sang lawan.
Belajar dari Fury vs Wilder jilid pertama, Fury juga bisa lengah. Dalam ronde-ronde akhir pertarungan yang berakhir imbang itu, Fury kehilangan konsentrasi dan terjatuh dua kali akibat pukulan keras Wilder. Kesempatan kecil seperti itu yang bisa dimanfaatkan oleh Joshua untuk mendaratkan pukulan hook kerasnya.
Lebih lengkap
Mantan petinju asal Inggris, David Haye, meyakini Joshua memiliki kemampuan lebih lengkap daripada Fury. ”Saya rasa dia punya pengalaman, atletisme, dan teknik yang bisa membuatnya mengalahkan Fury. Dia satu-satunya orang yang realistis mengalahkan Fury,” ujarnya.
Keduanya pernah bertarung dalam latih tanding saat masih menjadi petinju amatir pada 2010 di klub tinju Finchley. Namun, mereka hanya saling berbalas pukulan tanpa diketahui pemenang sebenarnya.
Joshua, yang menantang pertama kali, membutuhkan pertarungan ini untuk validasinya sebagai juara dunia sejati. Dia ingin membayar tuntas ketidakpercayaan orang-orang yang meragukannya. Apalagi, setelah kekalahan pertama kali dalam karier profesionalnya, yaitu dari Andy Ruiz Jr, pada tahun lalu.
Meski begitu, pertarungan impian keduanya kemungkinan baru akan berlangsung pada musim panas 2021. Selain karena sedang masa pandemi, Fury sudah terikat kontrak untuk duel jilid ketiga menghadapi Wilder.
Sementara itu, Joshua juga harus menjalani laga wajib perebutan gelar IBF melawan sang penantang asal Bulgaria, Kubrat Pulev. Namun, duel yang dijadwalkan pada pertengahan tahun ini terancam batal karena Joshua sedang cedera. (AP)