Eintracht Frankfurt pernah membuat tim sebesar Bayern Muenchen bertekuk lutut. Mereka berharap mengulangi kejutan serupa dalam duel kedua tim di semifinal Piala Liga Jerman.
Oleh
herpin dewanto putro
·3 menit baca
MUENCHEN, SELASA — Eintracht Frankfurt harus rela disebut tim anak bawang ketika menghadapi Bayern Muenchen di Arena Allianz pada semifinal Piala Liga Jerman, Kamis (11/6/2020) pukul 01.45 WIB. Namun, status non-unggulan itu justru memantik semangat Eintracht selaku tim tamu.
Eintracht, yang dijuluki ”Si Elang”, ingin mengulangï memori indah dua tahun lalu. Pada 20 Mei 2018, Eintracht mengalahkan Bayern 3-1 pada final Piala Liga Jerman di Stadion Olimpiade, Berlin. Dua gol Ante Rebic dan satu gol dari Mijat Gacinovic membuat Bayern gagal meraih gelar juara ganda musim itu.
”Eintracht sangat buas, kuat, dan agresif,” tukas pelatih Bayern ketika itu, Jupp Heynckes, dikutip Bundesliga.com.
Hasil laga itu bahkan mengejutkan bagi para pendukung Eintracht. Mereka tidak menyangka bisa menang meyakinkan mengingat Bayern selalu menang pada dua laga sebelumnya di Liga Jerman. Sebulan sebelum final, Bayern juga melibas Eintracht 4-1.
Laga itu ibarat sebuah ”presentasi” yang spesial dari pelatih Eintracht saat itu, Niko Kovac, yang sudah menandatangani kontrak sebagai pelatih Bayern pada musim berikutnya. Saat itu, Kovac mengalahkan klub masa depannya.
Ironisnya, karier Kovac sebagai pelatih Bayern juga berakhir gara-gara Eintracht. Dalam laga Bundesliga pada November 2019, Bayern dikalahkan Eintracht, 1-5. Kovac pun mundur karena pada laga-laga sebelumnya performa Bayern juga terus memburuk.
Asisten Kovac, Hansi Flick, yang kini telah diangkat menjadi pelatih Bayern, lantas berhasil membangkitkan tim itu dari keterpurukan pada awal musim. Sejak Desember 2019 hingga kini, bersama Flick, Bayern belum terkalahkan di semua kompetisi.
Eintracht pun sempat merasakan sengatan Bayern racikan Flick, yaitu dibekap 2-5, pada akhir Mei lalu. Pelatih Eintracht Fraknfurt Adi Huetter pun terpaksa membuka kembali album kenangan dari peristiwa epik di Berlin untuk memotivasi para pemainnya.
Kemarin, saya melihat kembali laga final itu. Kenangan itu sangat emosional dan bisa memotivasi. Kami bisa membawa kenangan itu pada laga nanti.
”Kemarin, saya melihat kembali laga final itu. Kenangan itu sangat emosional dan bisa memotivasi. Kami bisa membawa kenangan itu pada laga nanti,” ujar Huetter dilansir laman resmi Eintracht Frankfurt, Selasa (9/6/2020).
Huetter masih yakin timnya bisa kembali memberikan kejutan pada laga semifinal, dini hari nanti, di markas Bayern. Ia mencoba mencari celah kelemahan Bayern yang bisa dimanfaatkan timnya. Namun, itu tidaklah mudah karena Bayern punya kekuatan pemain yang sangat merata.
Ia mengaku sangat mewaspadai kemampuan Bayern dalam menekan dan menyerang balik dengan cepat. Flick meramu kecepatan sejumlah pemainnya, seperti Alphonso Davies, untuk membuat lawan panik. Ketika Bayern menyerang, tim lawan bakal kesulitan menerka siapa yang akan membobol gawang mereka.
Naluri serang yang tinggi di tubuh Bayern melekat pada sosok Robert Lewandowski, Thomas Mueller, Serge Gnabry, bahkan para pemain belakang seperti Benjamin Pavard. Kesalahan sekecil apa pun bisa fatal bagi Eintracht.
”Sebagai sebuah tim, Bayern sangat berbahaya dan mustahil bisa ditebak. Mereka bisa menyerang dari tengah, lewat Mueller atau Leon Goretzka. Bisa juga lewat penyerang sayap mereka yang cepat,” kata Huetter kemudian.
Meskipun demikian, Flick ingin timnya tidak besar kepala. ”Eintracht adalah tim berpengalaman, terutama dalam turnamen seperti ini. Saya yakin mereka sangat siap,” kata Flick di laman Bayern.
Gelar juara ganda
Kehati-hatian perlu dilakukan Bayern karena mereka hampir mencapai garis finis dalam menyabet gelar juara ganda musim ini. Di Liga Jerman, Bayern bisa memastikan gelar juara jika menang atas Borussia Moenchengladbach, Sabtu (13/6/2020), dan Borussia Dortmund dikalahkan Fortuna Dusseldorf.
Lalu, jika bisa mengalahkan Eintracht, mereka tinggal menanti pemenang antara Bayer Leverkusen dan Saarbruecken sebagai lawannya di final Piala Liga Jerman. Bayern juga masih bisa meraih satu trofi lainnya, yaitu Liga Champions, jika ingin menggenapi mimpi mengukir treble. (AFP)