Bayer Leverkusen telah mengalahkan Bayern Muenchen di dua pertemuan terakhir. Alhasil, Muenchen menganggap laga melawan Leverkusen seperti pertandingan final.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·5 menit baca
MUENCHEN, JUMAT – Bayern Muenchen akan menghadapi tiga laga final untuk mengunci gelar Liga Jerman ke-30. Bayer Leverkusen menjadi lawan pertama yang harus ditaklukan “FC Hollywood", julukan Muenchen, dalam duel yang akan dilaksanakan di Stadion BayArena, Sabtu (6/6/2020) pukul 20.30 WIB.
Dengan keunggulan tujuh poin atas Borussia Dortmund, anak asuhan Hansi-Dieter Flick cukup meraih tiga kemenangan dari lima pertandingan tersisa untuk mengakhiri liga lebih awal. Setelah Leverkusen, Muenchen akan menghadapi Borussia Monchengladbach dan Werder Bremen. Ketiga pertandingan itu hanya berjarak 10 hari.
Nuansa final terasa kental karena tiga lawan Muenchen itu juga memiliki misi yang besar di sisa pertandingan musim 2019/2020. Monchengladbach serupa dengan Leverkusen tengah berjuang untuk menembus zona Liga Champions Eropa, sedangkan Bremen menjaga asa untuk keluar dari ancaman turun kasta.
Di atas kertas, Muenchen tentu tidak akan kesulitan untuk meraih poin penuh dari Leverkusen. Kedua tim berjarak 11 poin di pekan ke-29. Terlebih lagi, sejak liga dilanjutkan, pertengahan Mei lalu, “Die Roten” menjadi satu-satunya tim yang meraih poin penuh di empat laga Bundesliga Jerman di tengah wabah Covid-19.
Catatan permainan Joshua Kimmich dan kolega impresif. Muenchen menyarangkan 13 gol ke gawang lawan, sebaliknya hanya dua gol menjebol gawang yang dijaga Manuel Neuer. Sepasang gol itu pun diciptakan oleh Einctracht Frankfurt pada pekan ke-26. Tren positif Muenchen juga semakin sempurna setelah mereka berhasil menumbangkan rival terberat untuk perebutan gelar liga musim 2019/2020, yakni Borussia Dortmund, 26 Mei lalu.
“Kami telah bermain baik, tetapi pertandingan tersisa di liga tidak akan mudah. Kami hanya membutuhkan satu langkah akhir dan yang paling penting, yaitu meraih kemenangan di sisa laga,” ucap gelandang Muenchen, Javier Martinez, kepada Marca, Jumat (5/6/2020).
“Kami telah bermain baik, tetapi pertandingan tersisa di liga tidak akan mudah. Kami hanya membutuhkan satu langkah akhir dan yang paling penting, yaitu meraih kemenangan di sisa laga,” ucap gelandang Muenchen, Javier Martinez, kepada Marca, Jumat (5/6/2020).
Secara khusus, Martinez menyebut peran besar Kimmich dan Robert Lewandowski dalam membawa Muenchen mampu berkuasa di liga musim ini. Lewandowski telah mencetak 29 gol di liga, sehingga penyerang asal Polandia itu hanya terpaut satu gol dari rekor pribadi gol terbanyak miliknya dalam satu musim. Pemain bernomor punggung 9 itu mencetak 30 gol untuk Muenchen di musim 2015/2016 dan 2016/2017.
Sementara itu, Kimmich memberikan lini tengah yang lebih seimbang dan solid bagi “Die Roten”. Duetnya bersama Leon Goretzka menjadi andalam Flick untuk memutus serangan lawan sekaligus memulai serangan. Gol ke gawang Dortmund lewat sepakan melambung menunjukkan kegeniusan pemain berusia 25 tahun itu.
“Dia pemain Jerman yang langka karena memiliki sentuhan ala pesepakbola Brasil,” ucap peraih gelar Piala Dunia 1986, Jorge Valdano.
Efek Flick
Penampilan luar biasa “FC Hollywood” di sepanjang tahun 2020 tidak lepas dari tangan dingin Flick, sang pelatih. Sejak memegang Muenchen menggantikan Niko Kovac, 3 November 2019, Flick telah memimpin Muenchen di 25 laga. Statistik Flick meyakinkan dengan meraih 22 kemenangan dan 3 hasil imbang.
Flick paham gaya Muenchen karena sempat berseragam “Die Roten” ketika aktif bermain pada periode 1985-1990. Ia mencetak lima gol dari 104 pertandingan. Selama membela panji Muenchen, Flick menyumbangkan empat gelar liga dan satu piala liga.
Selain itu, ia juga paham cara untuk mengembalikan identitas sepak bola Jerman kepada Muenchen. Ia adalah asisten pelatih Joachim Low ketika tim nasional Jerman meraih trofi Piala Dunia 2014.
Flick bermuka dingin yang juga terlihat dari sikapnya ketika mendampingi anak asuhannya di setiap laga. Ia tidak seekspresif mantan pelatih Muenchen, Pep Guardiola. Tetapi pendekatan Guardiola diserap oleh para pemain “FC Hollywood” di era Flick. Permainan Muenchen kaya intensitas, bahkan Flick tidak segan menghentikan sesi latihan dan memarahi para pemainnya ketika pasukannya tidak menunjukkan intensitas permainan yang diinginkannya.
“Flick memaksa kami untuk terus menekan lawan di setiap pertandingan agar lawan tidak memiliki waktu untuk mengorganisasi permainan. Selain itu, ia sosok yang luar biasa karena mampu menghadapi tekanan sebagai pelatih Muenchen,” ucap penyerang Muenchen, Thomas Mueller.
Pembunuh “raksasa”
Namun, melawan Leverkusen bukan perkara mudah bagi Muenchen. Pasalnya, Leverkusen menjadi salah satu tim yang mampu menumbangkan Muenchen di Stadion Allianz Arena musim ini.
Andai Kai Havertz dan kolega bisa menumbangkan Muenchen, “Die Werkself”, julukan Leverkusen, akan menjadi kesebelasan pertama yang mampu mengalahkan “Die Roten” dalam tiga pertemuan beruntun. Capaian itu pernah dicapai Leverkusen pada musim 2011/2012 dan 2012/2013.
Gelandang Leverkusen, Julian Baumgartlinger, optimis timnya bisa memberikan perlawanan kepada sang juara bertahan. Leverkusen berambisi menang untuk menjaga peluang lolos ke Liga Champions musim depan. Hingga pekan ke-29, anak asuhan Peter Bosz telah mengumpulkan 56 poin dan berada di peringkat lima. Mereka memiliki poin yang sama dengan Monchengladbach yang berada di posisi keempat. Meski begitu, dari sisi poin, Leverkusen hanya berjarak dua angka dari total poin mereka pada musim lalu ketika mengakhiri liga di urutan empat dengan koleksi 58 poin.
“Melawan Bayern adalah pertandingan besar. Kami memiliki modal karena bermain di kandang dan telah mengalahkan mereka di pertandingan pertama musim ini. Jadi, akan menjadi hasil yang luar biasa apabila kami bisa mengalahkan mereka kembali,” ucap Baumgartlinger yang merupakan kapten tim nasional Austria, kepada Kicker.
Raimund Hinko, kolumnis senor surat kabar Bild, mengatakan, Leverkusen memiliki seluruh modal untuk menjadi tim pertama yang memberikan kekalahan kepada Flick. Pertama, Leverkusen memiliki pasukan muda yang bermain fantastis ketika melawan tim besar berisi pemain level dunia. Kedua, senjata Leverkusen ada pada diri Havertz yang akan membuktikan diri bahwa dirinya salah satu “permata” belia paling bersinar di Jerman. (AFP/SAN)