Optimisme Aprilia bahwa, pebalapnya Andrea Iannone akan bebas dari hukuman kasus doping dalam banding di Pengadilan Arbitrase Olahraga, mulai goyah. Iannone justru bisa dihukum lebih berat menjadi maksimal empat tahun.
Oleh
Agung Setyahadi
·5 menit baca
NOALE, KAMIS – Pebalap MotoGP andalan Aprilia, Andrea Iannone, masih menantikan putusan banding hukuman 18 bulan kasus doping dari Pengadilan Arbitrase Olahraga atau CAS. Iannone, awalnya, diharapkan bisa ikut seri pertama MotoGP musim ini yang akan digelar di Jerez de la Frontera, Spanyol, pada 19 Juli. Namun, sidang dengar pendapat kemungkinan baru akan digelar pada awal Agustus. Pun, putusan bisa jadi lebih berat, maksimal empat tahun.
“Dalam semua kasus doping, federasi-federasi selalu lebih cepat dibandingkan apa yang terjadi pada Andrea. Dalam sidang pertama (Pengadilan Disiplin Internasional FIM - IDC) pebalap diakui bahwa itu bukan salahnya. Namun, penuntut meminta (hukuman) empat tahun. Adapun CAS, kami mungkin tahu siapa saja ketua hakim-hakim arbitrase,tetapi saat ini belum ada komunikasi,” ujar CEO Aprilia Massimo Rivola dalam wawancara dengan GPOne, Kamis (4/6/2020).
“Kekhawatiran saya adalah WADA (Badan Anti Doping Dunia) berusaha membuat hukuman sebagai peringatan untuk menunjukan kalibernya dan bahwa FIM adalah penonton. Semua ini cukup mengkhawatirkan, mengingat kita membicarakan hukuman 18 bulan, tetapi saya menilai WADA akan meminta (hukuman) empat tahun untuk Andrea,” lanjut Rivola.
Iannone dijatuhi larangan terlibat dalam balapan selama 18 bulan pada 1 April. Hukuman berlaku surut sejak dia dihukum sementara pada 17 Desember 2019, dan akan berakhir pada 16 Juni 2021. Hasil tes anti doping sampel urine Iannone mengandung zat terlarang anabolic androgenic steroid. Pebalap berusia 30 tahun itu mengaku tidak sengaja mengonsumsi makanan terkontaminasi saat menyantap steak menjelang balapan seri Malaysia musim lalu.
Ia melakukan pembelaan dengan tes mandiri dari sampel rambutnya, dan hasilnya negatif. Namun, IDC tetap menjatuhkan hukuman 18 bulan pada pebalap andalan Aprilia itu. Dasar keputusan IDC adalah peraturan anti doping FIM yang secara tegas menyebutkan, para pebalap bertanggung jawab atas semua yang masuk ke dalam tubuh mereka, dan mereka memiliki kewajiban untuk menghindari semua yang bisa menyebabkan kontaminasi tidak disengaja. Hal itu termasuk waspada bahwa produk-produk yang ada dalam daftar zat-zat terlarang FIM digunakan dalam produk daging pada sebagian wilayah di dunia.
Untuk memahami kasus ini lebih jelas, jurnalis Hongaria Niki Kovacs meminta pendapat Dr Agnes Tiszeker, Direktur Umum Badan Anti Doping Hongaria (Hunado), terkait kasus doping pada atlet, pada akhir April lalu. “Dalam kasus anabolic steroid, atlet harus membuktikan bahwa dia tidak menggunakan itu dengan sengaja,” ujar Tiszeker.
“Tiga faktor harus dipenuhi bagi atlet yang mengklaim kontaminasi makanan jika anabolic androgenic steroid terdeteksi dalam urine,” lanjut Tiszeker.
“Pertama, aturan menyatakan bahwa jika seseorang mengacu pada makanan yang tercemar, mereka perlu tahu di mana atlet berada, karena, sebagai contoh, di Uni Eropa, basis referensi ini menjadi tidak mungkin, karena pihak berwenang juga mengendalikan produk daging serta hewan hidup. China dan Meksiko merupakan daerah yang berbahaya dalam hal ini, tetapi negara-negara Asia mungkin juga menyajikan daging tercemar,” jelas Tiszeker dikutip MotoMatters.
Dengan dasar itu, pembelaaan Iannone bahwa dirinya mengonsumsi makanan tercemar di Malaysia, menjadikan pembelaannya kurang meyakinkan. Apalagi, semua atlet wajib waspada di mana dia berada, karena wilayah tertentu beresiko tinggi produk makanannya tercemar zat doping. Para pebalap bertanggung jawab penuh pada semua yang masuk ke dalam tubuhnya.
Kondisi inilah yang akan diperiksa ulang oleh majelis hakim CAS dalam sidang dengar pendapat dengan Iannone. “Saya menduga dengar pendapat paling lambat pada akhir Agustus dan tidak lebih. Dalam hal ini, saya yakin kelakuan baik, kecil pun akan penting. Kami mengalami kerusakan yang signifikan, juga karena kami ingin mempertahankan Andrea. Tentu, jika musim ini berantakan, kami tidak bisa menjamin semua ini tidak mempengaruhi yang terjadi berikutnya,” tegas Rivola.
Aprilia tetap yakin bahwa pebalapnya tidak bersalah. Itu ditunjukan dengan dukungan penuh selama kasus doping berjalan, dan pernyataan tegas ingin mempertahankan Iannone. Namun, selama kasus ini belum selesai, Aprilia tidak bisa memutus kontrak atau mencari pebalap pengganti untuk musim depan. “Saat ini niat kami adalah mempertahankan Andrea dan Aleix (Espargaro),” tegas Rivola.
Persiapan seri pertama
Saat ini, Aprilia menjadikan pebalap penguji Bradley Smith sebagai pengganti Iannone. Smith pekan depan juga dijadwalkan menguji motor RS-GP hasil pengembangan terkini dalam tes privat di Sirkuit Misano, Italia. Ini merupakan persiapan Aprilia menghadapi seri pertama MotoGP yang direncana bergulir di Jerez de la Frontera, Spanyol, pada 19 Juli.
“Kami akan kembali ke lintasan di Misano bersama Bradley Smith untuk melanjutkan pengembangan sepeda motor. Dalam kesempatan ini, kami akan menentukan pilihan mesin pada akhir bulan, atau pada 29 Juni. Kami akan di sana bersama Bradley, dan kemudian tim-tim lain akan bergabung dengan kami di lintasan,” ujar Rivola.
Terkait isu keandalan motor revolusioner RS-GP, Rivola menyatakan, saat ini hal itu bukanlah fokus pengembangan. “Saat ini kami tidak menemukan masalah apapun, dan saya yakin,” tegasnya.
Aprilia dan tim-tim MotoGP lainnya, kini sedang bersiap menyambut balapan pertama musim ini. Dorna Sports akan mengumumkan revisi final jadwal musim 2020 pekan depan, dengan total 12-13 seri di Eropa. Sedangkan balapan di luar Eropa baru akan diputuskam pada akhir Juli. Jika itu memungkinkan, musim ini bisa ada 14-16 balapan.
“Kalender kami harapkan bisa diumumkan pekan depan. Dimulai, jika semuanya lancar, pada 19 Juli di Jerez. Dan balapan terakhir pada kalender akan berada pada awal November, dengan 12 atau 13 putaran,” tegas CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta di laman MotoGP, pada Rabu.
“Tetapi balapan-balapan di luar Eropa masih perlu diputuskan. Akan ada beberapa balapan (di luar Eropa) yang akan diumumkan, empat balapan yang bukan seri Eropa yang belum dibatalkan, Thailand, Malaysia, Amerika, dan Argentina. Untuk itu kami akan mencari persetujuan dan kami memiliki tenggat waktu pada akhir Juli untuk memberi tahu semua orang (promotor balapan) apakah kami tetap bersama mereka atau berhenti,” tegas Ezpeleta.