Roger Federer tidak hanya berprestasi sebagai petenis. Satu dekade terakhir dia kerap menggalang dana untuk berbagai aksi sosial. Tahun ini, dana yang didonasikannya jauh melebihi hadiah yang diterima dari turnamen.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
Tanpa turnamen tenis, Roger Federer mengisi hari-harinya dengan aksi sosial. Uang yang dikeluarkan untuk bantuan sosial selama lima bulan pertama pada 2020 bahkan lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dari hadiah turnamen.
Maestro tenis asal Swiss itu telah mengeluarkan sekitar 5 juta dollar AS (Rp 73,6 miliar) melalui berbagai saluran. Jumlah itu lebih besar dari uang hadiah yang diterimanya dari Grand Slam Australia Terbuka, satu-satunya turnamen yang diikuti pada 2020. Dengan hasil melaju hingga semifinal, sebelum dikalahkan Novak Djokovic yang akhirnya juara, Federer mendapat Rp 10 miliar.
Total sumbangan Federer juga hampir dua kali lipat dari hadiah yang diterima Djokovic sebagai juara, yaitu 2,7 juta dollar AS (Rp 39,7 miliar).
Berbagai bencana yang terjadi pada 2020 membuat Federer aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Pada Januari, bersama rival yang yang juga sahabatnya, Rafael Nadal, Federer menyumbang Rp 2,3 miliar untuk Rally for Relief yang diadakan panitia penyelenggara Australia Terbuka. Gerakan ini adalah program penggalangan dana untuk korban kebakaran, yang telah menghabiskan 18,6 juta hektar lahan di Australia.
”Para korban pasti kesulitan. Anda tentu tidak berharap ini terjadi di negara Anda. Di Swiss, kami beruntung tidak pernah mengalami situasi ekstrem seperti di Australia. Jadi, saya senang bisa membantu, memberi waktu atau uang saya untuk yang membutuhkan. Setidaknya, itu yang bisa saya lakukan untuk membantu,” komentar Federer.
Pada 7 Februari, bersama Nadal, Federer menggelar Match for Africa berupa pertandingan ekshibisi yang dananya disumbangkan untuk kegiatan sosial di bawah Yayasan Roger Federer. Ajang yang digelar untuk keenam kali tersebut kali ini diselenggarakan di Afrika Selatan, negara asal ibu Federer, Lynette.
Dari pertandingan ekshibisi Federer/Bill Gates melawan Nadal/Trevor Noah, yang disaksikan hampir 52.000 penonton, terkumpul dana Rp 51,4 miliar. Sesuai misi Yayasan Roger Federer, dana tersebut disalurkan untuk anak-anak dari keluarga miskin di Afrika.
”Kehormatan bagi saya untuk berada di sini. Untuk pertama kalinya bisa menggelar kegiatan ini di Cape Town adalah momen yang sangat berarti bagi saya,” kata Federer.
Lynette juga mengakui betapa spesialnya momen itu. Dukungan dari publik diperlihatkan dengan tiket yang habis dijual hanya dalam waktu beberapa menit.
Meski telah digelar hingga enam kali, baru pada 2020 Match for Africa digelar di Afrika. Saat pertama kali diselenggarakan, Desember 2010, pertandingan Federer dan Nadal diselenggarakan bergantian, yaitu di Zurich, Swiss, dan Madrid, Spanyol.
Selain di dua negara tersebut, ajang ini juga pernah digelar di Amerika Serikat, yaitu pada edisi keempat (April 2017) dan kelima (Maret 2018). Pertandingan juga melibatkan petenis lain, seperti Stan Wawrinka, John Isner, Jack Sock, dan Andy Murray.
Dampak Covid-19
Pada masa pandemi Covid-19, yang telah memunculkan lebih dari 5 juta kasus secara global, Federer bersama istrinya, Mirka, menyumbangkan Rp 14,7 miliar untuk keluarga yang terdampak virus di Swiss. Di negara asal Federer itu terdapat lebih dari 30.000 kasus dengan 1.890 orang meninggal.
Bersama petenis lainnya, seperti Nadal, Novak Djokovic, Stefanos Tsitsipas, dan Daniil Medvedev, Federer juga ikut ambil bagian dalam penggalangan dana yang dibuat petenis Pakistan, Aisam Qureshi.
Finalis ganda putra dan campuran Grand Slam AS Terbuka 2010 itu membuat program Stars Against Hunger di bawah yayasan yang didirikannya, Stop War Start Tennis. Dana yang dikumpulkan akan diberikan kepada pekerja harian yang terdampak pandemi virus. Dengan target 10.000 keluarga, program ini telah membantu 2.000 keluarga.
Qureshi melibatkan bintang-bintang tenis dengan cara meminta memorabilia mereka untuk dilelang. ”Mereka adalah manusia-manusia hebat. Mereka sangat senang bisa mengirimkan apa yang saya butuhkan saat meminta tolong. Saya dan Pakistan berterima kasih pada mereka,” ujar Qureshi dalam laman resmi ATP.
Berkat prestasi dan dukungan dari berbagai perusahaan internasional, Federer tercatat sebagai petenis berpenghasilan terbesar sejak 2006. Tahun 2019, pendapatannya mencapai Rp 1,3 triliun, 86 persen di antaranya dari sponsor.
Dengan status itu, dia pun tak pernah melupakan orang sekitar. Federer sering menjadi inisiator aksi sosial menjelang berbagai turnamen besar yang melibatkan rekan-rekannya sesama petenis. Acaranya, biasanya, berbentuk pertandingan ekshibisi yang hasil penjualan tiketnya disumbangkan untuk program tertentu.
Atas pengaruhnya di lapangan tenis dan kegiatan sosial, Reputation Institute menempatkan Federer pada peringkat kedua orang yang paling berpengaruh, di bawah Nelson Mandela, pada 2011. Reputation Institute adalah lembaga yang menganalisa reputasi organisasi atau personal berdasarkan persepsi konsumen dan liputan media yang berkantor pusat di New York, AS.
Apa yang dilakukan Federer dalam kegiatan sosial juga menjadi kebanggaan keluarganya. ”Saya juga tahu ini sangat berarti bagi Roger, yaitu bahwa dia telah menjadi duta untuk kebaikan,” kata Lynette saat diwawancara surat kabar di Swiss, Blick.