Otoritas sepak bola di Bundesliga Jerman mengingatkan kembali pentingnya dipatuhi protokol kesehatan. Tanpa hal itu, keberlangsungan Bundesliga Jerman musim ini yang telah berjalan kembali akhir pekan lalu bisa terancam.
Oleh
M IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
BERLIN, SELASA – Meskipun pekan pertama dimulainya kemballi Bundesliga Jerman berjalan sukses, akhir pekan lalu, seluruh klub dan pemain diingatkan kembali agar tidak sedikitpun mengabaikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan Federasi Sepak Bola Jerman (DFB).
Penyerang Hertha Berlin, Vedad Ibisevic, menjadi sorotan karena selebrasi golnya saat mencetak gol kedua Hertha atas Hoffenheim, Sabtu (16/5/2020). Saat itu, Ibisevic bersama lima rekannya melakukan pelukan sehingga melanggar aturan jaga jarak yang ditetapkan dalam protokol kesehatan di liga itu.
“Dalam protokol kesehatan, selebrasi gol harus mematuhi aturan jarak sosial. Aturan itu jelas, sehingga kami berharap seluruh pihak mematuhinya,” ujar Robert Klein, CEO Bundesliga Internasional, Selasa (19/5/2020), di Berlin, Jerman.
Walaupun terbukti telah melanggara protokol kesehatan, otoritas terkait belum menjatuhi hukuman kepada Hertha Berlin atas insiden itu. Namun, peringatan keras diberikan kepada Hertha dan seluruh klub Bundesliga.
Dalam protokol kesehatan, selebrasi gol harus mematuhi aturan jarak sosial. Aturan itu jelas, sehingga kami berharap seluruh pihak mematuhinya.
“Kami tegaskan agar seluruh klub secara aktif mengingatkan pemainnya agar mematuhi protokol kesehatan. Hal itu dibutuhkan agar kita bisa melewati laga kedua, laga ketiga dan seterunya hingga bisa merampungkan liga musim ini,” kata Klein.
Hertha sebelumnya sempat menjatuhi hukuman kepada salah satu pemainnya, yaitu Salomon Kalou, akibat mengunggah video dirinya berjabat tangan dengan rekan setimnya seusai menjalani latihan. Klub lainnya, Augsburg, juga telah menghukum pelatihnya, Heiko Herrlich, akibat melanggar ketentuan karantina tim yang ditetapkan dalam protokol kesehatan.
Ia meninggalkan hotel untuk membeli pasta gigi sehari sebelum Augsburg menjamu Wolfsburg, Sabtu lalu. Atas perbuatannya itu, Herrlich dilarang pihak klub dan DFB untuk mendampingi anak asuhannya di sisi lapangan dalam lanjutan pekan ke-26 Liga Jerman itu.
“Meskipun saya telah mengikuti seluruh panduan higienis ketika meninggalkan hotel, saya akui itu adalah sebuah kekeliruan. Dalam situasi saat ini, saya gagal menjadi panutan bagi tim dan publik, sehingga saya akan konsisten untuk belajar dari kesalahan itu,” ucap Herrlich dilansir laman resmi klub.
Liga Skotlandia
Sementara itu, Federasi Sepak Bola Skotlandia memutuskan mengakhiri dini kompetisi sepak bola musim ini. Padahal, Liga Utama Skotlandia masih menyisakan 8 laga. Melalui keputusan itu, Glasgow Celtic dinobatkan sebagai juara setelah unggul 13 poin dari rival sekotanya, Glasgow Rangers.
“Kami sangat pantas untuk menerima gelar juara kesembilan secara beruntun ini. Kini, kami segera mempersiapkan diri untuk meraih gelar kesepuluh dalam satu dekade terakhir,” ucap Manajer Celtic Neil Lennon.
Selain juara, Liga Utama Skotlandia juga menentukan degradasi bagi tim di urutan terakhir atau peringkat ke-12. Sebelumnya, tim yang turun kasta berada di peringkat ke-11 dan 12. Oleh karena itu, Hearts menjadi satu-satunya tim yang terdegradasi untuk bermain di Divisi Championship musim depan.
Keputusan itu pun ditentang pemilik empat gelar juara Liga Utama Skotlandia itu. Hearts berencana melakukan langkah hukum terkait keputusan turun kasta itu. “Langkah hukum akan memakan waktu dan biaya. Tetapi, bagaimanapun, terdegradasi akan memberikan kerugian yang lebih besar bagi klub,” bunyi pernyataan resmi klub itu. (REUTERS)