Pemain merasa aneh berlaga di tengah stadion yang kosong, sedangkan fans kurang puas jika tidak datang langsung. Laga tanpa penonton di Bundesliga telah melahirkan persoalan tersendiri.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·5 menit baca
BERLIN, SENIN — Demi keselamatan publik selama pandemi Covid-19, Bundesliga atau Liga Jerman yang sudah bergulir sejak Sabtu terpaksa menyalahi kodrat sepak bola sebagai permainan yang melibatkan pemain ke-12 alias penonton. Para pemain dan fans harus berdamai dengan keheningan ketika laga digelar di stadion yang kosong.
Aturan laga tanpa penonton ini merupakan salah satu syarat penting bagi Liga Jerman jika ingin melanjutkan kompetisi. Dengan mengosongkan stadion, risiko penularan penyakit Covid-19 dapat ditekan. Aturan main yang akan diadopsi hampir semua negara ini diprediksi terus berlaku selama vaksin Covid-19 belum ditemukan.
Namun, tidak lagi terdengar nyanyian atau sorakan yang mewakili kegembiraan atau kesedihan dari tribune. Hanya suara pemain, pelatih, ataupun lengkingan peluit wasit yang terdengar selama 90 menit. Bagi penonton yang menyaksikan laga melalui layar kaca atau telepon pintar, suara komentator laga menjadi bonus.
Delapan laga lanjutan Liga Jerman musim 2019-2020 yang sudah tersaji hingga Senin (18/5/2020) praktis kehilangan salah satu bumbu terpenting sepak bola, yaitu emosi. Persis seperti yang pernah dikatakan mendiang Mario Benedetti, penyair asal Uruguay. Ia mengatakan, stadion yang kosong itu bak rangka dari sebuah kerumunan. Stadion adalah ”tulang” yang membutuhkan para penonton sebagai ”daging”-nya untuk menjadi hidup.
Emosi itu telah lenyap pada laga yang seharusnya menciptakan atmosfer rivalitas tensi tinggi, seperti pada derbi Ruhr antara Borussia Dortmund dan Schalke 04. Pada laga yang berlangsung Sabtu (16/5/2020) itu, Dortmund menang 4-0.
”Anda menembak, memainkan operan ciamik, atau mencetak gol, dan tidak terjadi apa-apa,” ujar Pelatih Dortmund Lucien Favre.
Keheningan pula yang menjadi senjata bagi Union Berlin saat menjamu juara bertahan Bayern Muenchen pada laga bersejarah di Stadion An der Alten Forsterei, yang berakhir Senin (18/5/2020) dini hari WIB. Seharusnya, bangku stadion terisi penuh karena Union Berlin baru kali pertama tampil di Bundesliga musim ini dan baru pertama kali menjamu Bayern.
Fans Union Berlin pernah berkontribusi besar di stadion itu saat tim kesayangan mereka menumbangkan Dortmund, 3-1, Agustus 2019 dan mengalahkan Borussia Muenchengladbach 2-0, tiga bulan kemudian. Sayangnya, ketika juara Bundesliga tujuh musim beruntun seperti Bayern datang berkunjung, para fans tidak bisa berbuat banyak.
Jelang laga kontra Bayern, fans Union Berlin ataupun Bayern sempat datang ke sekitar stadion dan berkerumun hingga polisi menyuruh mereka pulang. Fans Bayern, seperti Merita (42), datang bersama anaknya ke stadion untuk menunggu bus yang membawa skuad Bayern melintas. ”Jika tidak bisa menonton langsung, setidaknya anak saya bisa melihat bus (Bayern),” ujar Merita.
Salah satu fans Union Berlin yang datang ke stadion, Oliver (37), mengakui ini adalah pengalaman yang sangat aneh. Sulit baginya menonton laga itu di rumah. ”Seperti ada yang hilang, yakni suasana dan energi (yang didapat ketika menonton langsung di stadion),” katanya.
Penonton seperti Oliver bertugas menyalurkan energi dalam bentuk sorakan kepada pemain di lapangan. Mereka berharap para pemain mendapat energi itu, setidaknya untuk menahan kekuatan Bayern. Lebih baik lagi jika Union Berlin kemudian bisa mengulangi kesuksesaan seperti saat mengalahkan Dortmund atau Muenchengladbach.
Dukungan seperti itu penting, mengingat Union Berlin pada laga itu tidak bisa didampingi Pelatih Urs Fischer karena ayah mertuanya meninggal. Saat laga berakhir, Bayern menang 2-0 berkat gol Robert Lewandowski dari titik penalti dan Benjamin Pavard lewat sundulan di babak kedua.
Hasil itu lebih dari cukup bagi Bayern, yang belum bisa menunjukkan kualitas permainan seperti biasanya karena lama tidak bertanding. Bayern mendapat poin penting untuk memperkokoh posisi di puncak klasemen sementara. Mereka kini mengantongi 85 poin, unggul empat poin di atas Dortmund.
Meski menang dan menjadi tim tamu, para pemain Bayern rupanya ikut merasa tidak nyaman berlaga di stadion kosong. ”Rasanya seperti mengikuti laga untuk orang tua pada pukul 19.00 dengan pancaran lampu,” kata penyerang Bayern, Thomas Mueller.
Perasaan kikuk dirasakan kiper Bayern, Manuel Neuer, yang lebih banyak diam di dekat gawang, tidak seperti rekan-rekannya yang terus berlari sehingga bisa lebih mudah melupakan keheningan itu. ”Harus saya katakan, setiap menit terasa lama jika tidak ada fans atau penonton,” katanya.
Diikuti liga lainnya
Kejanggalan yang dirasakan para pemain ataupun fans di Jerman itu akhirnya akan terjadi di Liga Inggris, Italia, dan Spanyol, yang masih mematangkan rencana untuk melanjutkan kompetisi pada awal dan pertengahan Juni. Mereka semua belajar dari Bundesliga.
Sebelum merasakannya, Liga Inggris dan Liga Italia masih sibuk merumuskan bagaimana para pemain bisa berlatih dengan aman sebelum kompetisi bergulir. Klub Liga Inggris bertemu pada Senin dan memutuskan untuk berlatih mulai Selasa (19/5/2020) ini.
Pada tahap pertama latihan, para pemain hanya boleh berlatih dalam kelompok kecil dan harus tetap menjaga jarak. ”Kontak fisik dalam latihan belum diperbolehkan,” demikian pernyataan yang dirilis laman resmi Liga Primer.
Tingkat pembatasan dalam latihan klub di Liga Inggris akan dilakukan bertahap. Semua itu dilakukan untuk mencapai target digelarnya kembali kompetisi pada 12 Juni.
Sementara itu, jadwal latihan klub Liga Italia yang seharusnya dimulai 18 Mei harus ditunda karena klub masih berselisih pendapat dengan pemerintah mengenai protokol kesehatan yang akan dipakai. Pemerintah Italia minta seluruh skuad dikarantina jika ada satu pemain yang positif Covid-19. Adapun klub berpendapat, karantina hanya diberlakukan kepada pemain yang bersangkutan.
Perdebatan ini membuat jadwal bergulirnya Liga pada 13 Juni diragukan. ”Ini akan membuat para pemain dan klub gila. Kami bahkan belum tahu kapan bisa berlatih secara individu ataupun tim,” kata Direktur Teknis Udinese Perpaolo Marino.
Kalaupun bisa berlaga, mereka juga akan berlaga tanpa penonton. Namun, Kepala Pengembangan Global FIFA Arsene Wenger memastikan laga tanpa penonton ini hanya solusi sementara. Kelak, sepak bola akan kembali menemukan emosinya. (AFP/REUTERS)