Lomba Daring Digencarkan, Kondisi Normal Disiapkan
Menolak "rebahan", Federasi Atletik Dunia (WA) gencar melakukan kejuaraan daring untuk memanaskan persaingan atlet di tengah pandemi. Atletik dunia siap menyambut kondisi normal baru.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·4 menit baca
ATHENA, SENIN – Setelah terdampak wabah Covid-19 dalam dua bulan terakhir, dunia atlet internasional siap untuk kembali ke kondisi normal. Paling tidak, Federasi Atletik Dunia (WA) sudah mengadakan sejumlah kegiatan perlombaan berbasis daring sebagai pemanasan dan merilis jadwal baru untuk sejumlah kejuaraan resmi. Selama ini, para atlet pun cenderung tidak terlalu terkendala masalah latihan karena masih bisa berlatih dengan fasilitas pribadi.
Gelagat dunia atlet akan segera kembali ke kondisi normal terlihat ketika mereka mengadakan perlombaan tak resmi bertajuk Ultimate Garden Clash pada awal Mei. Saat itu, WA mempertemukan tiga peloncat galah terbaik, yakni pemegang rekor dunia asal Swedia Armand Duplantis, mantan pemegang rekor dunia asal Perancis Renaud Lavilenie, dan juara dunia 2019 asal Amerika Serikat Sam Kendricks.
Ketiga atlet itu berlomba dari kebun belakang rumah masing-masing, yakni Duplantis di Lafayette, Louisiana, Amerika Serikat; Levillenie di Clermount-Ferrand, Perancis; dan Kendricks di Oxford, Mississippi, AS. Mereka berlomba dengan meloncati mistar setinggi 5 meter dalam waktu 30 menit. Duplantis dan Lavilenie sama-sama sukses melakukan 36 kali loncatan dan Kendricks 26 kali.
Konsep perlombaan yang baru dan unik itu ternyata cukup dinikmati para atlet maupun penonton sebagai wadah pelepas dahaga kompetisi atletik di tengah pandemi Covid-19. Setidaknya, perlombaan daring yang disiarkan via tiga platform media sosial milik WA itu sukses memikat hingga 250.000 penonton dari 90 negara.
Untuk itu, WA menginisiasi gelaran serupa edisi kedua pada Sabtu (16/5/2020). Kali ini, mereka mempertemukan tiga peloncat galah putri terbaik, yakni peraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 asal Yunani, Katerina Stefanidi; peraih perak Kejuaraan Dunia Atletik 2018 asal AS, Katie Nageotte, dan peraih emas Pesta Olahraga Persemakmuran 2018 asal Kanada, Alysha Newman.
Ketiga atlet berlomba di fasilitas olahraga setempat di sekitar rumahnya masing-masing, yakni Stefanidi di Athena, Yunani; Nageotte di Atlanta, AS, dan Newman di Ontario, Kanada. Mereka berlomba dengan meloncati mistar 4 meter dalam 30 menit. Stefanidi lantas keluar sebagai pemenangan karena sukses melakukan 34 loncatan, Nageotte di urutan kedua dengan 30 loncatan, dan Newman di urutan ketiga dengan 21 loncatan.
”Format perlombaan ini adalah ide yang hebat dalam banyak hal. Ini cara yang bagus untuk menantang diri. Ada begitu banyak tantangan mental, strategi, hingga kekuatan fisik. Ini sangat bagus untuk mengevaluasi hasil latihan,” ujar Stefanidi dikutip laman resmi WA, Sabtu.
Presiden WA Sebastian Coe mengatakan, setelah Ultimate Garden Clash edisi pertama, pihaknya sadar bahwa itu menjadi penanda atlet dan federasi siap untuk memulai kembali kejuaraan seminimalnya dengan konsep yang sama.
”Ini cara yang sangat menarik. Ini bisa membuat atlet bisa merasakan kembali persaingan sampai mereka bisa berlomba lagi dalam kondisi normal,” katanya.
Saya senang bahwa kami bisa menawarkan kembali kejuaraan internasional yang solid antara Agustus dan Oktober. Selain uang, atlet juga bisa menjadikan kejuaraan itu sebagai wadah pelatihan persiapan menuju Olimpiade Tokyo.
Adapun WA telah mengkonfirmasi akan memulai lagi seri kejuaraan dunia mulai Agustus. Dua kejuaraan bergengsi yang akan segera digulirkan kembali adalah Tur Emas dimulai dari seri Turku, Finlandia, pada 11 Agustus. Total enam seri yang akan digulirkan. Adapun Liga Berlian dimulai dari seri Monako pada 14 Agustus dari 11 seri yang akan diselenggarakan.
”Saya senang bahwa kami bisa menawarkan kembali kejuaraan internasional yang solid antara Agustus dan Oktober. Selain dapat meraih hadiah uang, atlet juga bisa menjadikan kejuaraan itu sebagai wadah untuk menilai kemajuan pelatihan dalam persiapan menuju Olimpiade Tokyo tahun depan,” tutur Coe pada Selasa (12/5/2020).
Faktor pendukung
Menurut laman resmi WA, Minggu (17/5/2020), dunia atletik punya potensi besar untuk segera kembali ke kondisi normal. Sejauh ini, para atlet cenderung tidak terganggu dalam latihan. Karena atletik adalah olahraga individu, atlet bisa berlatih sendiri di rumah masing-masing atau fasilitas latihan umum dengan berlatih sendiri. Kala kejuaraan kembali dimulai, tingkat partisipasi diyakini akan tetap tinggi mengingat banyaknya jumlah atlet atletik.
Seiring dengan meredanya wabah Covid-19 di sejumlah negara, para atlet pun satu per satu sudah bisa kembali berlatih normal. Situasi itu memberikan efek positif bagi atlet maupun federasi untuk menuju dimulai kembalinya kejuaraan normal mulai Agustus.
Latihan itu mulai dilakukan oleh atlet lempar cakram dan tolak peluru Austria Lukas Weisshaidinger. Peraih perunggu lempar cakram Kejuaraan Dunia 2019 itu sangat antusias bisa berlatih kembali secara normal. Sejatinya, dia cukup beruntung karena masih bisa melakukan latihan rutin selama masa lockdown atau karantina wilayah di negaranya.
Atlet kelahiran Scharding, Austria, 20 Februari 1992, itu difasilitasi berlatih di sebuah gudang yang disulap menjadi tempat latihan kebugaran. Dia pun masih bisa berlatih skill lempar cakram ataupun tolak peluru di taman.
”Saya sangat bersyukur memiliki akses ke fasilitas latihan seperti itu. Ini membuat saya bisa terus berlatih dari menjaga kebugaran hingga teknik melempar,” ujarnya, Senin (18/5/2020).
Namun, beberapa hari terakhir, Weisshaidinger sudah bisa kembali ke fasilitas latihan regular di Sudstadt, dekat Wina, Austria, yang sudah menjadi tempat latihanya sejak empat tahun lalu. Momen itu sangat membahagiakannya karena latihan normal jauh lebih baik.
”Selama lockdown, saya berlatih dengan dipandu oleh pelatih via Skype. Cara itu tidak lebih baik dari latihan yang dipantau langsung oleh pelatih. Sebab, pelatih bisa melihat kita secara 3D (bisa memantau lebih detail gerakan latihan),” pungkas atlet bertinggi 197 sentimeter dan berbobot 130 kilogram tersebut. (AFP/REUTERS)