Meski Pemerintah Italia telah mengizinkan latihan kelompok, kelanjutan Serie A belum bisa dipastikan. Klub dan asosiasi pemain menolak aturan karantina dua pekan bagi seluruh tim jika salah satu pemain positif Covid-19.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
ROMA, MINGGU — Menjelang dimulai latihan kelompok bagi klub Serie A, Senin (18/5/2020), operator Serie A berusaha menyiapkan protokol kesehatan ketiga untuk diterapkan agar pemerintah mengizinkan kompetisi musim ini berlanjut pada 13 Juni. Protokol kesehatan kedua telah diterima pemerintah dengan tuntutan revisi, tetapi operator Serie A menilai revisi itu terlalu berlebihan.
Berdasarkan laporan Football-Italia, Minggu (17/5/2020), Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengumumkan tim sepak bola bisa kembali berlatih bersama mulai 18 Mei. Hal itu sekaligus bagian dari langkah Italia memasuki fase baru dari respons terhadap pandemi Covid-19.
Setelah membuka masa karantina wilayah secara sejak 5 Mei, Italia memberikan izin sejumlah tempat umum beroperasi secara terbatas pada Senin ini, yakni toko, salon penata rambut, bar, restoran, pub, museum, hingga latihan sepak bola secara kelompok. Mulai 25 Mei, pemerintah mengizinkan sasana olahraga, kolam renang, hingga pusat olahraga kembali buka. Pada 15 Juni, giliran teater dan bioskop yang diizinkan buka lagi.
Namun, semuanya tetap harus menjalani protokol kesehatan yang berlaku. ”Pada Jumat, 15 Mei, kami telah menyetujui dekret baru yang berlaku sejak 18 Mei. Hal itu menandakan dimulainya fase kedua penanganan pandemi Covid-19. Kurva terus menurun sehingga kami percaya diri untuk masuk ke fase kedua. Ini berisiko, tetapi kami tidak bisa terus terkunci sampai vaksin dikembangkan,” ujar Conte.
Namun, izin latihan sepak bola berkelompok itu tidak serta merta membuat Serie A yang telah ditunda sejak 10 Maret itu bisa berlanjut. Perizinan itu masih terbentur masalah protokol kesehatan yang akan diterapkan saat kompetisi dimulai lagi.
Pemerintah Italia dan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) telah menyetujui protokol medis kedua yang diserahkan operator Serie A beberapa hari sebelumnya, dengan beberapa revisi. Namun, klub Serie A dan Asosiasi Pemain menolak revisi tersebut dalam 24 jam setelah dokumen itu disetujui.
Pemerintah memasukkan butir bahwa seluruh tim harus masuk karantina selama 15 hari jika ada satu pemain atau staf klub yang dinyatakan positif Covid-19. Klub dan pemain lebih suka mengikuti model yang ditetapkan oleh Jerman dan Spanyol, yakni hanya mengisolasi individu yang dinyatakan positif Covid-19.
Atas dasar itu, operator Serie A akan kembali mengajukan dokumen protokol kesehatan ketiga. Pemerintah telah berjanji untuk terbuka dalam membahas kembali isu tersebut. ”Sebelum memulai kembali kompetisi musim ini, kami butuh beberapa jaminan lagi. Kami terus berbicara dengan Menteri Olahraga Italia Vincenzo Spadafora dan berharap kesepakatan segera tercapai,” kata Conte.
Bola pada klub
Sementara itu, Spadafora memastikan dirinya berupaya memperjuangkan agar Serie A bisa berlanjut sesuai jadwal pada 13 Juni. Sebagai langkah awal, pemerintah telah setuju dengan latihan bersama mulai 18 Mei.
Saat ini, kelanjutan kompetisi tergantung pada klub karena klub Serie A dan Asosiasi Pemain masih menolak usulan protokol kesehatan yang ditawarkan pemerintah. ”Masalah sebenarnya ada pada mekanisme karatina. Kalau situasi ini belum juga selesai, ada risiko rencana kelanjutan kompetisi terganggu,” tuturnya.
Menurut La Gazzetta dello Sport, Minggu, selain menjalani protokol kesehatan yang ada, latihan kelompok akan berjalan dengan sistem semi individu. Contohnya, para pemain akan saling mengoper, tetapi tetap jaga jarak dua meter.
Mantan pelatih timnas Italia Cesare Prandelli justru berpandangan lebih bijaksana. Menurut dia, Serie A patut berlanjut dan dituntaskan, tetapi tidak perlu terburu-buru memulainya kembali. Dengan pertimbangan wabah Covid-19 belum benar-benar mereda, dia berpendapat kompetisi lebih baik ditunda hingga Juli.
”Sepak bola memang membantu Anda melupakan banyak hal selama lebih dari 90 menit pertandingan. Tetapi, saya pikir orang-orang tidak terlalu bersemangat menonton pertandingan saat ini. Kita semua tahu bahwa Italia masih berjuang. Masih ada kematian setiap hari. Jadi, saya pikir kita masih butuh waktu untuk memulai lagi kompetisi,” pungkasnya.