Kejuaraan atletik akan kembali bergeliat. Selain perlombaan alternatif, Atletik Dunia memastikan akan kembali menggelar seri kejuaraan dunia, yakni Tur Emas dan Liga Berlian mulai Agustus atau saat pandemi mereda.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·5 menit baca
ATHENA, JUMAT – Pasca tertunda karena wabah Covid-19 dalam dua bulan terakhir, kejuaraan atletik dunia akan kembali bergeliat dalam waktu dekat. Paling tidak, selain menggelar perlombaan alternatif di tengah wabah, Federasi Atletik Dunia atau World Athletics memastikan akan kembali menggelar seri kejuaraan dunia, yakni Tur Emas dan Liga Berlian mulai Agustus atau saat kondisi wabah diprediksi telah mereda.
Kembalinya geliat itu dimulai dengan diselenggarakannya Kejuaraan Ultimate Garden Clash pada dua pekan lalu, yakni perlombaan yang melibatkan tiga peloncat galah terbaik dunia. Mereka adalah pemegang rekor dunia asal Swedia Armand Duplantis, mantan pemegang rekor dunia asal Perancis Renaud Lavillenie, dan juara dunia 2019 asal Amerika Serikat Sam Kendricks.
Kejuaraan itu berlangsung daring dari tiga tempat berbeda di mana arena perlombaan adalah kebun belakang rumah masing-masing atlet. Kejuaraan alternatif di tengah wabah Covid-19 itu berhasil menyita perhatian penikmat atletik seluruh dunia, yakni disaksikan 250.000 penonton dari 90 negara via tiga platform media sosial milik Atletik Dunia.
Kesuksesan acara itu pun mendorong Atletik Dunia untuk menggelar kejuaraan serupa yang kali ini melibatkan tiga peloncat galah putri terbaik dunia. Mereka adalah peraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 Katerina Stefanidi, peraih perak Kejuaraan Dunia Atletik 2018 Katie Nageotte, dan peraih emas Pesta Olahraga Pesemakmuran 2018 Alysha Newman.
Kejuaraan yang akan dilangsungkan pada Sabtu (16/5/2020) itu pun digelar di tiga tempat berbeda. Stefanidi berlomba di kampung halamannya di Athena, Yunani, Nageotte di kampung halamannya di Atlanta, Amerika Serikat, dan Newman di kampung halamannya di Ontario, Kanada. Namun, mereka tidak berlomba di kebun rumah melainkan di fasilitas latihan terdekat karena mereka tidak memiliki fasilitas memadai untuk berlomba di rumah.
Di sisi lain, jika peloncat putra melakukan perlombaan dengan format meloncati mistar lima meter sebanyak-banyaknya dalam 30 menit, peloncat putri akan meloncati mistar empat meter sebanyak-banyaknya dalam setengah jam. Para atlet putri itu optimistis bisa meloncat lebih banyak dari para atlet putra di mana Duplantis melakukan 36 kali loncatan, Lavillenie 36 kali, dan Kendricks 26 kali.
Saat ini, rekor dunia putri dipegang oleh peloncat Rusia Yelena Isinbayeva dengan loncatan 5,06 meter pada kejuaraan di Zurich, Swiss pada 28 Agustus 2009. ”Mistar empat meter cukup realistis untuk kami. Jadi, kami yakin bisa meloncat lebih banyak dari yang dilakukan atlet putra,” ujar Stefanidi dikutip laman resmi Atletik Dunia, Kamis (14/5/2020).
Terlepas dari itu, bagi ketiga peloncat putri, kejuaraan itu menjadi pelepas dahaga setelah mereka vakum berlomba dalam dua bulan ini karena pandemi Covid-19. ”Sebagai atlet, kita tidak bisa hanya berlatih. Kami butuh kompetisi untuk mengevaluasi hasil latihan dan batasan kemampuan kami. Saya pikir kompetisi ini bisa meningkatkan motivasi dan memberikan kejelasan untuk pelatihan di tengah wabah yang berakhir,” kata Stefanidi.
Presiden Atletik Dunia Sebastian Coe mengatakan, dirinya mengapresiasi kesuksesan program Ultimate Garden Clash pertama yang telah meningkatkan lagi gairah atlet maupun penggemar atleti. Pihaknya sadar bahwa atlet maupun penggemar sangat menginginkan kompetisi bergulir kembali tetapi semuanya harus dikaji dengan hati-hati sesuai arahan otoritas kesehatan dunia.
”Terlepas dari itu, konsep ini sangat menarik. Ini bisa diadopsi oleh asosiasi di bawah naungan kami ataupun anggota federasi kami di seluruh dunia guna membatu atlet merasakan kembali persaingan sampai mereka bisa berlomba lagi dalam kondisi normal,” tutur Coe.
Seri kejuaraan dunia
Terlepas dari kejuaraan alternatif itu, Atletik Dunia telah mengkonfirmasi akan memulai lagi seri kejuaraan dunia mulai Agustus. Dua kejuaraan bergensi yang akan segera digulirkan kembali adalah Tur Emas dimulai dari seri Turku, Finlandia pada 11 Agustus dan Liga Berlian dimulai dari seri Monako pada 14 Agustus.
Tur Emas adalah seri kejuaraan dunia di bawah Liga Berlian yang baru digelar tahun ini. Semula, seri pertamanya akan digelar di Nairobi, Kenya pada 2 Mei tetapi batal karena wabah Covid-19. Tadinya, tur tersebut juga akan digelar dalam 10 seri tetapi sejauh ini, baru enam seri yang sudah terkonfirmasi bisa digelar kembali.
Liga Berlian adalah seri kejuaraan dunia yang sudah digelar sejak 2010. Semula, seri pertama tahun ini akan digelar di Eugene, Amerika Serikat pada 7 Juni tetapi batal karena pandemi Covid-19. Biasanya, liga itu mengakumulasi poin dari setiap atlet yang berpartisipasi dan ada penentuan juara di seri final di Zurich, Swiss.
Akan tetapi, karena wabah, liga tersebut hanya menjadi kejuaraan individu, tidak ada penentuan juara, dan seri final ditiadakan. Secara keseluruhan, jumlah seri Liga Berlian berkurang dari 15 seri menjadi 11 seri terkonfirmasi hingga saat ini. Sejumlah lomba lari maraton dan jalan juga telah dijadwal dan memberikan peluang kepada masyarakat untuk berpartisipasi.
Coe menuturkan, setelah masa pandemi berangsur membaik, prioritas berikutnya adalah menggelar kembali kejuaraan internasional tahun ini. Itu sangat penting karena kejuaraan tersebut adalah sumber pendapatan para atlet.
”Saya senang bahwa kami bisa menawarkan kembali kejuaraan internasional yang solid antara Agustus dan Oktober. Selain dapat meraih hadiah uang, atlet juga bisa menjadikan kejuaraan itu sebagai wadah untuk menilai kemajuan pelatihan dalam persiapan menuju Olimpiade Tokyo tahun depan,” ujarnya pada Selasa (12/5/2020).
Anggota Komite Eksekutif Federasi Atletik Kenya Barnaba Korir dikutip Capital Sports, Selasa menyampaikan, pihaknya sangat mendukung Tur Emas kembali digulirkan walaupun dengan jadwal baru. Setidaknya, itu bisa memberikan lagi atlet semangat dalam berlatih.
Kepala Federasi Atletik Inggris Joanna Coates mengutarakan, semua pihak harus tetap memperhatikan keselamatan semua pihak dalam menggelar kembali kejuaraan. Apalagi wabah Covid-19 belum benar-benar mereda. ”Kita harus menempatkan keselamatan di atas segalanya. Jadi, kita harus tetap mengikuti saran pemerintah (otoritas kesehatan yang ada),” katanya. (AFP/REUTERS)