Badan dunia atletik meratifikasi rekor dunia yang diciptakan dua atlet muda, Rhonex Kipruto (Kenya) dan Sasha Zhoya (Perancis).
Oleh
Korano Nicolash LMS
·3 menit baca
MONACO, RABU - World Atlhletics, di Monaco, Rabu (13/5/2020), meratifikasi rekor dunia lari 5 km dan 10 km yang diciptakan pelari jarak jauh Kenya, Rhonex Kipruto, yang diciptakannya pada lomba lari 10k Valencia Ibercaja di Valencia, Spanyol, pada 12 January 2020. Pada saat bersamaan, organsiasi atletik tertinggi itu juga mengesahkan rekor dunia U-20 untuk 60 meter lari gawang dalam ruangan, yang dipegang oleh sprinter belia Perancis, Sasha Zhoya.
Rekor dunia Kiruto tercipta menyusul dominasinya pada lomba tersebut. Peraih medali perunggu nomor lari 10.000 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar, itu telah mendahului semua lawannya setelah melewati jarak 3 km.
Pemuda berusia 20 tahun itu mencapai jarak 5 km dalam waktu 13 menit 18 detik, 4 detik lebih cepat dari rekor dunia 13 menit 22 detik yang diciptakan rekan senegaranya, Robert Keter, di Lille, Perancis, pada 9 November 2019. Tanpa pesaing, dia terus melaju bahkan menyelesaikan 5 km terakhir lebih cepat lagi, yakni 13 menit 6 detik.
Secara total, waktu tempuhnya 26 menit 24 detik lebih cepat 14 detik dari rekor dunia lari 10 km sebelumnya, yakni 26 menit 38 detik, yang dibuat Joshua Cheptegei di Valencia pada 1 Desember 2019
”Saya seperti terbang ke bulan,” kata pelari yang diasuh pelatih senior asal Irlandia, Colm O’Connell, ini. ”Saat saya berlari dengan waktu 26 menit 46 detik di Praha, Ceko, tahun 2018, saya mencanangkan target untuk memecahkan rekor dunia lari 10 km. Hari ini, impian saya jadi kenyataan,” ujar Kipruto, seperti dikutip laman World Athletics.
Meski demikian, rekor dunia 5 km miliki Kipruto tampaknya tidak akan bertahan lama. Pada 16 Februari 2020 di Monaco, sebulan setelah Kipruto beraksi di Valencia, Cheptegei menyelesaikan jarak 5 km dengan waktu yang fantastis, 12 menit 51 detik. Namun, catatan waktu ini masih menunggu pengesahan dari World Athletics.
Serba bisa
Sementara itu, sprinter muda serba bisa Sasha Zhoya (17) menciptakan rekor dunia lari 60 m gawang pada kejuaraan nasional indoor U-20 Perancis di Miramas, Perancis, pada 22 Februari 2020. Zhoya menjanjikan pemecahan rekor setelah pada babak penyisihan mencatat waktu 7,53 detik, disusul 7,43 detik pada semifinal. Catatan waktu ini hanya terpaut 0,03 detik dari rekor dunia yunior yang dipegang pelari Amerika Serikat Trey Cunningham di New York City pada 12 Maret 2017.
Tak sampai dua jam kemudian, Zhoya kembali ke lintasan dan berlari lebih cepat lagi, menyelesaikan lomba dengan waktu 7,34 detik.
”Ini penampilan yang saya inginkan. Saya berharap bisa berlari menembus 7,40 detik, jadi saya sangat gembira. Terima kasih pada penonton yang memacu saya memecahkan rekor dunia,” ujarnya.
Zhoya sebelumnya memegang rekor dunia U-18 di nomor lari 110 m gawang dengan waktu 12,87 detik, serta loncat galah dengan 5,56 meter. Tahun lalu, dia juga mencatat angka 7.271 di nomor dasalomba dan mencatat waktu 10,41 detik pada lari 100 meter, catatan personal terbaiknya. Dua prestasi itu menempatkannya pada atlet peringkat 10 besar dunia kategori U-18 tahun 2019.