Pebalap Formula 1 Sebastian Vettel akhirnya memutuskan meninggalkan Ferrari di akhir musim 2020. Siapa pengganti Vettel dan ke mana dia akan berlabuh musim depan masih menjadi misteri.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
MARANELLO, SELASA - Misteri perpanjangan kontrak Sebastian Vettel di Ferrari terjawab dengan keputusan mereka berpisah pada akhir musim 2020, setelah enam tahun bersama. Kini muncul misteri baru, siapa yang akan menggantikan Vettel sebagai rekan setim Charles Leclerc mulai musim 2021. Sejumlah pebalap menjadi kandidat, termasuk Carlos Sainz Junior dan Daniel Ricciardo.
Vettel yang menjalani debut sebagai pebalap F1 pada 2007 belum memutuskan apakah akan terus membalap atau tidak. Dia akan memutuskan langkah berikutnya setelah merenungkan apa yang terbaik bagi dirinya dan keluarganya. ”Apa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir membuat banyak dari kita memikirkan apa prioritas kita sesungguhnya dalam hidup,” ujarnya, Selasa (12/5/2020).
” Orang perlu menggunakan imajinasinya dan melakukan pendekatan yang baru untuk situasi yang telah berubah. Saya akan mengambil waktu, dan perlu memikirkan apa yang benar-benar penting terkait masa depan saya,” ujar pebalap berusia 32 tahun itu seperti dikutip Crash.
Saat ini, selain Ferrari, hanya Red Bull dan Mercedes yang secara finansial bisa memenuhi gaji Vettel yang musim ini dikabarkan mencapai Rp 596 miliar. Tim lain tidak akan mampu membayar gaji sebesar itu, apalagi musim depan mereka belum akan pulih dari tekanan finansial akibat pandemi Covid-19.
Namun, peluang Vettel bergabung dengan Red Bull maupun Mercedes sangat tipis. Red Bull sudah memiliki Max Verstappen sebagai pebalap utama dan performa Alex Albon juga dinilai memuaskan. Memiliki dua ”matahari” di satu tim, dengan keduanya berkarakter petarung dan ngotot, bisa mengganggu harmoni tim.
Adapun Mercedes masih berjuang memperpanjang kontrak Lewis Hamilton, juara dunia enam kali. Skenario akan terjadi pertukaran posisi Vettel dan Hamilton pun cenderung teoritis, meskipun bukan hal mustahil.
Hamilton juga berulang kali menyatakan tidak ingin meninggalkan Mercedes. ”Pertama, tidak ada mimpi untuk pindah ke tim lain. Saya bersama tim impian saya,” tulis Hamilton dalam akun Instagram-nya menjawab spekulasi dirinya pindah ke Ferrari, akhir April lalu.
”Kedua, tidak ada yang menghalangi saya karena saya tidak berusaha pindah. Saya bersama orang-orang yang peduli sejak hari pertama. Kami tim terbaik!” tegasnya, sebelum kemudian menghapus unggahan itu.
Jika Vettel akhirnya berlabuh di tim menengah, seperti McLaren atau Renault, bisa dipastikan nilai kontraknya turun signifikan dibandingkan dengan saat di Ferrari. Namun, jika kerja sama itu menarik bagi Vettel, masalah finansial seharusnya bukan masalah besar, karena uang bukan penentu utama seperti yang dia sampaikan.
Sementara itu, tim ”Kuda Jingkrak” sepertinya fokus mengejar tiga pebalap potensial sebagai rekan setim Charles Leclerc musim depan. Mereka adalah Antonio Giovinazzzi, Carlos Sainz Junior, dan pebalap senior Daniel Ricciardo yang belum memperpanjang kontrak di Renault yang berakhir tahun ini.
Ricciardo dan Sainz dinilai oleh Autosport paling cocok dengan Ferrari. Mereka cepat, dan bisa bekerja sama dalam tim. Faktor kesatuan tim itu yang menjadi masalah besar di Ferrari beberapa tahun terakhir. Namun, Ricciardo bisa menjadi ”matahari” lain di Ferrari karena dia juga tipikal pebalap yang ngotot dan agresif. Saat membela Red Bull dia terlibat persaingan panas dengan Verstappen hingga mobil mereka bersenggolan.
Namun, pengalaman yang dimiliki Ricciardo dan rasa haus akan gelar juara, bisa menjadi aset bagi Ferrari yang juga mendorong Leclerc lebih kompetitif. Jika mereka bersama, ini akan seperti saat Mercedes memiliki Nico Rosberg dan Lewis Hamilton dalam hal atmosfer persaingan. Perbedaannya adalah, Rosberg dan Hamilton tumbuh bersama sejak gokar di usia belasan tahun.
Konsekuensi kegagalan
Siapa pun yang akan dipilih sebagai pengganti Vettel, yang pasti Ferrari melihat sosok itu berpeluang mengakhiri paceklik gelar juara. Penghentian kontrak Vettel sebenarnya adalah ujung dari kegagalan dirinya mempersembahkan gelar juara di tim “Kuda Jingkrak”. Padahal, dia diharapkan menjadi sosok yang mengembalikan martabat Ferrari, setelah meraih empat gelar juara beruntun bersama Red Bull pada 2010-2013.
Vettel menilai, kepindahannya ke Ferrari pada 2015 adalah langkah besar, seperti meningalkan rumah demi mengejar mimpi baru. “Ada hasrat dan rasa lapar untuk menciptakan sesuatu yang baru, dan akhirnya itulah yang membuat saya memutuskan membuka pintu lain,” ujarnya dikutip The Guardian, enam tahun lalu.
Namun, Vettel tidak menciptakan sesuatu yang baru di Ferrari, dalam artian prestasi. Pencapaian terbaiknya adalah menjadi runner-up pada 2017 dan 2018. Dia berada dalam bayang-bayang Hamilton dan Mercedes. Ferrari pun masih dalam penantian hingga datang pebalap yang mampu meraih gelar juara dunia setelah Kimi Raikkonen pada 2007. Fakta 13 tahun tanpa gelar juara pebalap dan 12 tahun tanpa gelar konstruktor bagi Ferrari merupakan aib bagi tim paling terkenal di ajang F1. Ini memang bukan kesalahan tunggal Vettel, karena Ferrari juga mengalami masalah soliditas tim dan kejelian meracik strategi.
Penantian itu mulai memunculkan secercah harapan, dengan bergabungnya Charles Leclerc pada 2019. Pebalap muda itu tampil meyakinkan dan finis keempat setingkat di atas Vettel pada akhir musim lalu. Leclerc membuktikan mobil SF90 bisa kompetitif melawan mobil W10 milik tim Panah Perak. Dia pun menghadirkan kegembiraan saat menang di Monza, Italia, di mana Hamilton menilai Leclerc akan meraih banyak kemenangan ke depan.
Situasi ini membuat Vettel tidak nyaman karena proritas tim berubah, ditandai dengan perpanjangan kontrak Leclerc hingga 2024. Vettel pun akhirnya memutuskan meninggalkan Ferrari, mirip dengan saat dia meninggalkan Red Bull. Namun, Leclerc tetap hormat pada pebalap seniornya itu. “Tidak pernah belajar sebanyak yang saya lakukan dengan Anda sebagai rekan setim saya, ” tulis Leclerc di laman media sosialnya.
Bukan karena uang
Terkait keputusan mengakhiri kerja sama, Vettel menegaskan, kedua belah pihak tidak menemukan hasrat yang sama untuk tetap bersatu setelah akhir musim ini. Kabar Vettel akan meninggalkan Ferrari sudah dilaporkan oleh sejumlah media Jerman pada Selasa dini hari WIB, menyusul kabar negosiasi kedua belah pihak gagal.
Beberapa jam kemudian, Ferrari mengonfimasi bahwa Vettel akan meninggalkan tim Italia itu di akhir musim ini. Sejumlah analis meyakini, kegagalan negosiasi ini karena Ferrari hanya menawarkan perpanjangan kontrak satu tahun dari biasanya tiga tahun, serta dengan pengurangan gaji yang signifikan.
Namun, Vettel menegaskan bahwa uang bukan alasan dibalik perpisahan ini. “Untuk mendapatkan hasil sebaik mungkin dalam olahraga ini, sangat penting bagi semua pihak untuk bekerja dalam harmoni yang sempurna. Tim dan saya menyadari bahwa tidak ada lagi keinginan bersama untuk tetap bersatu setelah akhir musim ini,” tegas juara dunia F1 empat kali itu.
“Masalah finansial tidak berperan dalam keputusan bersama ini. Itu bukan cara saya berpikir ketika harus mengambil pilihan tertentu dan itu tidak akan pernah terjadi,” tegas Vettel.
Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto menegaskan, keputusan perpisahan ini bukan karena masalah finansial. “Ini keputusan yang diambil bersama oleh kami dan Sebastian, sesuatu yang dirasa oleh kedua belah pihak demi yang terbaik,” ujarnya.
“Ini bukan keputusan yang mudah untuk dicapai, mengingat nilai Sebastian sebagai pebalap dan sebagai pribadi,” jelas Binotto.