Kepastian mengenai nasib Liga 1 2020 belum muncul dalam Rapat Exco PSSI yang digelar Selasa (12/5/2020) malam. PSSI masih menunggu keputusan pemerintah selanjutnya.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
JAKARTA, RABU — PSSI telah menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco) secara virtual untuk membahas beberapa hal, salah satunya mengenai nasib Liga 1 musim 2020, Selasa (12/5/2020) pukul 21.00 hingga 23.00. Hasilnya, nasib kompetisi domestik ini masih menggantung karena PSSI mengamati situasi hingga akhir Mei.
Kompetisi Liga 1 musim ini baru memasuki pekan ketiga sebelum dihentikan sementara sejak 16 Maret karena pandemi Covid-19. Kompetisi dimulai sejak 29 Februari dan dijadwalkan selesai pada 1 November 2020. Saat ini, kompetisi sudah kehilangan waktu hampir dua bulan.
Terkait nasib Liga 1 ini, PSSI masih berpegang pada Surat Keputusan PSSI bernomor SKEP/48/III/2020 tertanggal 27 Maret 2020 tentang situasi liga dalam keadaan force majeure sesuai status tanggap darurat yang ditetapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dalam surat tersebut, PSSI menunda kompetisi hingga 29 Mei.
Berdasarkan surat itu pula, PSSI meminta klub mengubah kontrak kerja yang disepakati dengan pemain dan pelatih serta ofisial untuk membayarkan gaji maksimal 25 persen dari kewajiban sesuai kontrak selama periode Maret hingga Juni 2020. Hal ini dilakukan agar klub tidak mengalami kerugian besar selama kompetisi tertunda.
Apabila pemerintah tidak memperpanjang masa kedaruratan nasional, kompetisi bisa digulirkan kembali mulai 1 Juli 2020. ”Surat keputusan Ketua Umum PSSI (Mochamad Iriawan) itu masih berlaku, jadi kami masih menunggu hingga 29 Mei sesuai keputusan pemerintah. Baru setelah itu kami bicara alternatif dan opsi-opsi mengenai kelanjutan kompetisi musim 2020,” kata Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi, seperti dilansir PSSI.
Namun, PSSI akan menghentikan kompetisi jika pemerintah memutuskan untuk memperpanjang status darurat nasional setelah Mei. Penghentian itu mencakup kompetisi Liga 1 dan Liga 2.
Hal itu senada dengan keinginan klub yang lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan pemain maupun pelatih. Chief Operating Officer Bhayangkara FC Sumardji, misalnya, berpendapat bahwa Liga 1 musim ini lebih baik dihentikan jika situasi tidak membaik setelah 29 Mei. Solusinya, ia meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) mulai menjajaki persiapan kompetisi musim depan (Kompas, 3 Mei 2020).
Meski demikian, klub-klub tetap berharap mendapat penjelasan lebih mengenai nasib kompetisi melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT LIB. Hingga Selasa kemarin, sudah 18 klub yang melayangkan surat permintaan untuk mendesak digelarnya RUPS tersebut.
”Peserta rapat Exco sepakat menyatakan agar RUPS Luar Biasa PT LIB digelar pada 18 Mei 2020,” kata Yunus.
Nasib Piala Dunia U-20
Dalam rapat Exco tersebut juga dibahas mengenai nasib Piala Dunia U-20 yang akan digelar di Indonesia pada 2021. Nusi mengatakan, piala dunia masih akan berjalan sesuai jadwal pada Mei-Juni 2021. PSSI juga terus berkomunikasi dengan FIFA, terutama terkait masalah administrasi.
PSSI terakhir bertemu dengan FIFA pada Senin untuk melaporkan perkembangan terkini mengenai persiapan piala dunia. FIFA meminta penyiapan stadion dikerjakan secara maksimal dan PSSI segera menyempurnakan struktur kepanitiaan.
Terkait pandemi ini, FIFA sudah memutuskan untuk menunda Piala Dunia Putri U-17 yang rencananya digelar di India pada November 2020. Turnamen itu ditunda tiga bulan sehingga diharapkan bisa digelar pada Februari 2021.
Ajang lainnya yang digelar tahun ini seperti Piala Dunia Putri U-20 di Kosta Rika dan Panama juga ditunda hingga Januari 2021. Dengan demikian, Indonesia masih bisa optimistis jadwal Piala Dunia U-20 di Indonesia tidak akan terganggu. (AFP)