Liga Inggris mendapat “lampu hijau” untuk melanjutkan kompetisi musim ini mulai 1 Juni 2020. Namun, sejumlah pemain masih merasa takut.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
LONDON, SENIN - Pemerintah Inggris menyatakan seluruh kompetisi olahraga profesional, terutama Liga Inggris, boleh kembali dilanjutkan mulai 1 Juni 2020 dan digelar tanpa penonton. Pengumuman pada Senin (11/5/2020) itu menjadi sinyal bahwa Liga Inggris bisa dimulai lebih cepat dari target semula, yaitu 12 Juni 2020.
Keputusan Pemerintah Inggris itu tertuang di dalam dokumen setebal 50 halaman yang berisi panduan melonggarkan aturan penutupan wilayah. Isi dokumen itu, seperti dikutip BBC, menyatakan, kegiatan budaya dan olahraga yang dilakukan tertutup untuk disiarkan melalui televisi bisa bergulir setelah melewati akhir Mei ini.
Keputusan Pemerintah Inggris ini pun menjadi angin segar bagi Liga Inggris yang dalam beberapa hari terakhir masih berpolemik mengenai rencana menyelesaikan 92 laga tersisa musim ini. Wacana penggunaan stadion netral, yang menjadi salah satu skenario penuntasan kompetisi, telah memicu perdebatan paling sengit.
Kabar mengenai pemain Brighton and Hove Albion yang dinyatakan positif Covid-19 pada akhir pekan lalu menambah peliknya situasi. Pemain tersebut merupakan orang ketiga di Brighton yang mengidap penyakit berbahaya itu. Kasus ini menggambarkan betapa pemain masih menghadapi risiko besar dari virus korona baru.
Keputusan Pemerintah Inggris ini pun menjadi angin segar bagi Liga Inggris yang dalam beberapa hari terakhir masih berpolemik mengenai rencana menyelesaikan 92 laga tersisa musim ini.
Namun, setidaknya kepastian dari pemerintah itu bisa menjadi bahan diskusi perwakilan klub Liga Inggris yang mengadakan pertemuan jarak jauh pada Senin. Pekan ini menjadi momen krusial yang menentukan nasib Liga Inggris.
Pertemuan lainnya pun sudah dijadwalkan. Selama tiga hari secara berturut-turut, yaitu mulai Selasa (12/5/2020) hingga Kamis (14/5/2020), sejumlah pertemuan lanjutan akan digelar dengan melibatkan para pemain, manajer tim, pemerintah, dan kepolisian.
Langkah cepat perlu diambil agar Liga Inggris bisa memenuhi batas waktu yang ditentukan UEFA untuk melaporkan nasib kompetisi domestik pada 25 Mei mendatang.
Sama seperti para pemilik liga besar Eropa lainnya, seperti Italia, Spanyol, dan Jerman, Inggris berusaha keras menuntaskan kompetisi musim ini agar tidak menderita kerugian yang diperkirakan mencapai 1 miliar pounds atau Rp 18,4 triliun. Kerugian itu paling besar berasal dari kegagalan pembayaran hak siar televisi.
Inggris masih bisa optimistis apabila melihat Liga Jerman yang berencana melanjutkan kompetisi pada 16 Mei nanti meski ada dua pemain Dynamo Dresden yang positif Covid-19 dan semua klub diminta menjalani karantina selama sepekan sebelum berlaga. Liga Spanyol juga masih berharap bisa menggulirkan kompetisi pada 12 Juni mendatang meski lima pemain dari dua kasta tertinggi, yaitu La Liga dan Divisi Segunda, juga dinyatakan positif Covid-19.
Pemain takut menulari
Meskipun pemerintah sudah memberi jalan untuk melanjutkan kompetisi, para pemain di Liga Inggris masih merasa takut untuk kembali berlaga ketika pandemi belum sepenuhnya berakhir. Para pemain khawatir karena mereka akan bersentuhan dengan pemain lain saat berlatih maupun berlaga.
Mereka takut menularkan Covid-19 ke anggota keluarganya. ”Beberapa pemain sangat khawatir. Ada yang punya anak kecil atau pasangannya sedang hamil,” kata Wakil Ketua Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA), Bobby Barnes.
Peluang pemain terpapar virus, seperti yang terjadi di Jerman dan Spanyol, turut menjadi pertimbangan para pemain di Liga Inggris. ”Kami ini juga manusia,” ungkap gelandang Norwich City, Todd Cantwell, di akun Twitter-nya.
Jadi, wajar apabila para pemain merasa khawatir. Inggris menjadi negara kedua terbanyak di dunia dalam hal jumlah korban jiwa akibat Covid-19, yaitu lebih dari 32.000 jiwa hingga Senin kemarin. Ketakutan itu masih terjadi meskipun pemerintah dan Liga Inggris telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Tes Covid-19 menjadi poin penting untuk memastikan seluruh pemain maupun siapa pun yang terlibat dalam laga tanpa penonton nantinya bebas dari virus. ESPN menyebutkan, setiap laga Liga Inggris tanpa penonton minimal melibatkan 300 orang.
Dengan demikian, Liga Inggris membutuhkan paling tidak 27.600 tes Covid-19 agar bisa menuntaskan ke-92 laga tersisa. (AP/AFP/REUTERS/DEN)