NBA terus bergerak untuk memulai kembali kompetisi musim 2019/2020. Hal itu semakin dekat terwujud dengan dukungan nyata Pemerintah AS.
Oleh
Kelvin hianusa
·4 menit baca
MIAMI, MINGGU — Pertanda dimulainya kembali kompetisi Liga Basket Amerika Serikat atau NBA semakin jelas. Selain klub mulai berlatih, dukungan Pemerintah AS terhadap ajang olahraga juga semakin terlihat, terutama setelah kesuksesan turnamen bela diri campuran UFC di Jacksonville, Florida.
Dua bulan setelah NBA musim ini dihentikan, beberapa tim, seperti Cleveland Cavaliers dan Portland Trail Blazers, mulai kembali berlatih, Sabtu (9/5/2020). Latihan tertutup dengan protokol kesehatan ini akan disusul Denver Nuggets, Sacramento Kings, dan Toronto Raptors pada pekan depan.
Dibukanya kembali latihan mendapat sambutan dari pemain. Forward Cavaliers, Kevin Love, begitu antusias setelah sekian lama tidak berlatih. ”Ini adalah waktu terpanjang saya tidak melempar bola basket. Jadi saya tidak peduli apa pun. Hanya ingin melempar bola,” ucapnya.
Pemberian izin latihan mengisyaratkan kompetisi NBA mendekati akhir dari pembekuan musim. Dalam telekonferensi Komisioner NBA Adam Silver bersama Asosiasi Pemain NBA (NBPA), Sabtu, disebutkan tim akan berlatih paling tidak tiga minggu sebelum memulai kompetisi kembali.
Dengan asumsi itu, liga paling cepat akan mulai lagi pada akhir Mei atau Juni. Tanda itu semakin jelas karena Silver meminta tim-tim tidak menutup total latihan jika ada satu pemain yang positif Covid-19. Dia menyarankan agar hanya pemain tersebut dan kontak terdekatnya yang tidak boleh berlatih selama waktu tertentu.
NBA terlihat sedang mengejar waktu untuk segera kembali. Silver mempertegas komitmen NBA tidak akan membatalkan musim ini. Meskipun belum ada keputusan resmi, mereka sudah menyiapkan berbagai opsi melanjutkan musim.
Opsi itu salah satunya memainkan laga-laga di sisa musim ini di tempat berlangsung di netral. Arena akan ditetapkan di satu atau dua kawasan. Rencana awal, kawasan itu berada di Disney World Orlando atau MGM Grand Las Vegas.
”Tidak ada gunanya menambah risiko dengan terbang ke kota jika memang tanpa pendukung. Kami pikir akan lebih aman berada di satu lokasi atau dua untuk memulai,” katanya.
Pemerintah AS tampak begitu mendukung kembalinya ajang-ajang olahraga tanpa penonton. Dukungan itu bahkan datang dari Presiden AS Donald Trump.
Kemungkinan NBA kembali dalam waktu dekat sangat besar. Pemerintah AS tampak begitu mendukung kembalinya ajang-ajang olahraga tanpa penonton. Dukungan itu dilakukan Presiden AS Donald Trump beberapa jam sebelum digelarnya UFC 249 pada Minggu WIB di Arena VyStar Veterans Memorial, Jacksonville, Florida.
Trump meyakini, sangat penting olahraga bisa berlangsung lagi di masa-masa pandemi. ”Ayo bermain. Anda boleh melakukan pembatasan sosial dan apa pun itu (protokol kesehatan). Namun kami butuh olahraga, kami butuh itu kembali,” ujarnya.
UFC, yang digelar di arena tertutup tanpa penonton, meraup sukses besar. Mereka menjadi topik paling dibahas di Twitter selama beberapa jam saat menggelar pertarungan perebutan gelar juara interim kelas ringan antara Justin Gaethje melawan Tony Ferguson.
Membuka isolasi
Keberhasilan UFC menggelar ajang tersebut membuka terisolasinya ajang olahraga di AS. Mereka membuktikan bisa menggelar pertandingan dengan protokol kesehatan yang ketat.
NBA dengan UFC memiliki sedikit persamaan. Kedua olahraga ini sama-sama melibatkan banyak kontak fisik. Hanya saja, jumlah pemain dan staf NBA akan jauh lebih banyak dari turnamen bela diri campuran tersebut.
Adapun hal yang paling dikhawatirkan dari dimulainya NBA adalah para pelatih tim. Pelatih NBA cukup rentan terserang Covid-19 karena mayoritas mereka sudah berusia di atas 50 tahun. Hal ini menjadi perhatian bagi penyelenggara liga.
Namun, tidak semua mendukung kompetisi NBA segera dilanjutkan. Direktur Eksekutif NBPA Michele Roberts, yang turut hadir dalam telekonferensi bersama Silver, meragukan kesiapan jika musim berlanjut.
”Ini urusannya dengan virus. Kita harus mencari tahu bagaimana cara terbaik melewati ini. Pola pikir kita harus diubah, dari apakah akan bermain lagi menjadi apakah jika bermain, apa risiko yang dihadapi,” ucap Roberts.
Ia juga kurang yakin konsep bermain di satu kawasan bisa diterima oleh para pemain. Sebab, dengan kompetisi yang masih panjang, para pemain dipastikan tidak bisa bertemu dengan keluarganya dalam waktu lama.
”Apakah pemain akan merasa laik meninggalkan keluarganya? Kemudian, jika ada beberapa pemain dinyatakan positif, apakah akan ada 28 hari isolasi atau liga kembali ditutup,” tanya Roberts. (AP)