Kembalinya Evander Holyfield dari pensiun membuatnya menjadi kandidat utama melawan rival abadinya, Mike Tyson. Pertarungan mantan juara dunia sejati ini akan menjadi trilogi penuh gengsi dan dendam.
Oleh
kelvin hianusa
·3 menit baca
LOS ANGELES, JUMAT — Setelah Mike Tyson, giliran mantan juara dunia tinju sejati kelas berat Evander Holyfield yang kembali dari pensiun. Holyfield ingin mengejar sekaligus menghadirkan mimpi buruk ketiga kalinya bagi Tyson di ring tinju.
Jika Tyson ibarat Superman, Holyfield adalah kryptonite-nya. Holyfield enggan membiarkan Tyson tenang. Setelah enam tahun pensiun, Holyfield mengikuti jejak sang rival untuk bertinju lagi pada usia 57 tahun.
Persis seperti Tyson, Holyfield tidak kembali ke ring profesional. Dia memilih bertarung untuk laga amal maupun persahabatan. ”Apakah Anda siap? Ini momen yang kalian tunggu-tunggu. Sang juara telah kembali. Saya akan kembali ke ring dalam laga ekshibisi,” ujar Holyfield di akun Twitter-nya.
Pengumuman oleh Holyfield itu memunculkan potensi pertarungan ketiga dengan Tyson. Tiga pekan sebelumnya, Tyson juga telah mengumumkan akan kembali ke ring tinju. Ia bahkan disebut-sebut telah ditawari bayaran 1 juta dollar AS atau setara Rp 15 miliar.
Duel kontra Holyfield sangatlah menjanjikan bagi kubu Tyson. Pelatih Tyson, Rafael Cordeior, menilai, duel ketiga kedua petinju legendaris itu akan sangat menarik. ”Bayangkan apa yang akan terjadi jika Tyson dan Holyfield bertemu (kembali),” ucapnya seperti dikutip ESPN.
Kali ini, tiada gelar yang dipertaruhkan dalam pertarungan kedua mantan petinju itu. Namun, jika sungguh terwujud, duel keduanya tetap akan membara karena menyajikan gengsi dan dendam masa silam.
Pada laga pertama, 1996, Tyson kehilangan gelar juara dunia WBA setelah dinyatakan kalah TKO pada ronde ke-11 dari sang lawan. Padahal, ketika itu, Tyson lebih difavoritkan juara.
Dalam pertarungan ulang, setahun setelahnya, nasib Tyson lebih tragis. Dia menghancurkan kariernya yang telah dibangun puluhan tahun dengan menggigit kuping Holyfield. Tidak hanya gagal merebut kembali sabuk juara, nama baik Tyson pun seketika hancur.
Jika duel kedua mantan petinju dengan gabungan usia 110 tahun ini terwujud, kemenangan bisa menjadi milik siapa saja. Pemenangnya bakal sulit diterka. Usia Tyson lebih muda empat tahun dari Holyfield. Namun, bukanlah berarti Holyfield kalah bugar. Holyfield baru enam tahun pensiun dari tinju, sedangkan Tyson 15 tahun.
Saya melihat kekuatan dan kecepatan (Tyson) setara pria 21-22 tahun. Berikan (waktu) enam bulan. Mike akan kembali dan melawan siapa pun.
Seperti ledakan
Dalam video latihannya baru-baru ini, Tyson terlihat serius mengembalikan kekuatan dan bentuk badannya. Saat berlatih, kencangnya pukulan ”Si Leher Beton” sampai terdengar seperti bunyi ledakan. Kecepatan pukulan itu bisa merobohkan Holyfield kapan pun.
”Saya melihat kekuatan dan kecepatan (Tyson) setara pria 21-22 tahun. Berikan (waktu) enam bulan. Mike akan kembali dan melawan siapa pun,” ujar Cordeior dalam video tersebut.
Di pihak lain, Holyfield merupakan petinju cerdik. Dalam duel pertama mereka, misalnya, dia sengaja terus membenturkan kepalanya ke pelipis Tyson yang terluka. Dia terus melakukannya meski ditegur wasit.
Holyfield juga sudah mempelajarai gaya tinju Tyson sejak 1982 atau 14 tahun sebelum duel pertama mereka. Dia enggan masuk perangkap duel jarak dekat yang menjadi andalan Tyson. Saat bertarung dekat, dia selalu memeluk lawannya.
Lennox Lewis, mantan juara dunia kelas berat, menilai, Holyfield adalah lawan tersulit yang pernah dihadapinya. Bukan Tyson. Pengalaman Holyfield yang pernah mengenyam jalan di tinju amatir, dengan meraih perunggu Olimpiade 1984, menjadikannya sulit dikalahkan.
”Saya tidak bisa menjelaskannya. Tetapi, tinju amatir itu seperti magang sebelum ke profesional. Kian banyak belajar, itu akan membuat Anda hampir pasti sukses di permainan ini,” ungkap Lewis yang juga memulai karier tinjunya dari level amatir.