Valentino Rossi yang sering digambarkan sebagai Peter Pan, sosok animasi yang tak menua, dinilai masih bisa kompetitif hingga dua tahun ke depan. Namun, Rossi bukanlah Peter Pan. Pensiun hanya masalah waktu.
Oleh
Agung Setyahadi
·5 menit baca
TAVULLIA, SENIN — Valentino Rossi sudah menginjak usia 41 tahun, tetapi penggemarnya masih berharap juara dunia tujuh kali MotoGP itu terus bertahan. Bahkan, ayahnya, Graziano Rossi, menilai, pebalap berjuluk ”The Doctor” itu masih bisa kompetitif hingga 2022, bahkan mungkin hingga 2024. Namun, kapan dia akan pensiun masih menjadi enigma yang anak kuncinya hanya dipegang oleh Rossi.
”Menurut pendapat saya, Valentino masih bisa membalap hingga dua, tiga, bahkan empat tahun lagi,” ujar Graziano kepada televisi Sky Sport dikutip Speedweek, Senin (4/5/2020).
Apakah Rossi masih akan berada di lintasan balap dalam dua hingga empat tahun lagi, hanya waktu yang menguak. Namun, satu yang hampir pasti adalah pebalap kelahiran Tavullia, Italia, itu masih memacu YZR-M1 pada musim 2021 di tim satelit Petronas Yamaha SRT.
Rossi, pekan lalu, menegaskan, pensiun dalam situasi pandemi seperti saat ini, dengan minim balapan dan bahkan bisa tanpa balapan, bukanlah pilihan yang bagus. Hati kecilnya juga masih ingin membalap. Rossi akan mengumumkan keputusannya untuk pensiun atau lanjut sebelum musim ini bergulir, sekitar Juni hingga Juli.
Dia sudah pasti tidak ingin pensiun sekarang dan mungkin tidak tahun depan. Saya yakin.
Graziano pun yakin putranya masih bisa memenuhi ambisinya meraih gelar ke-10 yang nyaris dalam genggaman pada 2015. ”Saya yakin Valentino masihlah pebalap yang kompetitif dan bisa memenangi balapan jika dia menemukan kondisi yang tepat,” ujar mantan pebalap GP500 berusia 66 tahun itu.
Pada musim 2015, persaingan panas dengan pebalap Honda, Marc Marquez, mengacaukan misi Rossi dan rekan setimnya, Jorge Lorenzo, yang juara. Kini, peluang Rossi juara sebenarnya semakin tipis karena banyak pebalap muda yang semakin kuat dan Marquez dalam posisi yang sangat matang. Usia telah menggerogoti performa Rossi karena dia bukanlah tokoh kartun Peter Pan.
Jika Rossi terus membalap hingga 2022, itu berarti dia masih kompetitif pada musim 2021, salah satu indikasinya bisa rutin meraih podium atau minimal masuk lima besar di klasemen akhir. Jika dia mampu kompetitif di usia 42 tahun, perburuan gelar ke-10 juara dunia di semua kelas akan terus dirawat. Selain kemampuan bersaing, masih ada syarat lain Rossi bisa membalap, yaitu Petronas mau terus mengontrak The Doctor. Jika dilihat dari nilai bisnis seperti peliputan media, pemasaran, dan promosi, Rossi masih menjadi sosok yang sangat menjual.
”Dia sembilan kali juara dunia dan membawa banyak hal penting dalam konteks pemasaran dan peliputan,” ujar Kepala Tim Petronas Yamaha SRT Razlan Razali kepada Crash.
Musim 2020
Rossi kini sepertinya mulai mempersiapkan diri untuk kembali berlatih di ranch miliknya yang menjadi lokasi Akademi VR46 di Tavullia. Akademi balap dengan lintasan flat track itu rencananya kembali dibuka pada 4 Mei dengan protokol kesehatan yang ketat. Jika Rossi bisa kembali berlatih dengan motor dirt bike di sirkuit berbentuk angka 8 tersebut, hal itu menjadi persiapan yang sangat baik untuk menghadapi balapan musim 2020.
Dorna Sports, pemilik hak komersial MotoGP, diyakini akan menggulirkan kembali balapan pada 19 Juli di Sirkuit Jerez-Angel Nieto, Jerez de la Frontera, Spanyol. Informasi dari sumber kredibel Speedweek itu menumbuhkan harapan bahwa musim ini akan kembali bergairah dengan raungan mesin-mesin berlimpah tenaga kuda. Persaingan para pebalap elite itu bak tetes-tetes air yang menghapus dahaga para penggemar olahraga balap sepeda motor.
Namun, menggelar balapan pada Juli masih membutuhkan lampu hijau dari pemerintah di mana sirkuit berada. Saat ini fokus balapan hanya di Eropa, selain seri Spanyol di Jerez enam seri lainnya yang berpotensi besar bergulir adalah Ceko (9 Agustus), Austria (16 Agustus), Inggris (30 Agustus), San Marino (13 September), Aragon (27 September), dan Valencia (29 November). Seri-seri di Asia pada Oktober dan awal November masih sulit digelar terutama karena kendala pengiriman perlengkapan balapan.
Bahkan, perjalanan para pebalap dan anggota tim yang berasal dari 15 negara ke lokasi balapan saat ini bukan perkara mudah. Larangan perjalanan bisa menghalangi pebalap dan mekanik masuk suatu negara. Pebalap tim LCR Honda, Cal Crutchlow, misalnya, kini berada di California, Amerika Serikat. Perjalanan keluar AS masih sulit meskipun negara itu mengizinkan penerbangan ke Eropa melalui Atlanta, Miami, dan Los Angeles. Situasi yang sama dialami oleh pebalap Moto2, Joe Roberts, dan pelatihnya, John Hopkins, yang berada di AS.
Para pebalap dari Asia, seperti rekan setim Crutchlow, Takaaki Nakagami, juga pebalap Moto3, Kaito Toba dan Ayumu Sasaki, serta para pebalap Moto2, Somkiat Chantra, Andi Farid Izdihar, Hafizsh Syahrin, dan Tetsuta Nagashima, harus segera menemukan penerbangan ke Eropa pada Juli. Demikian juga para pebalap Afrika Selatan, Brad Binder (Red Bull KTM MotoGP) dan Darryn Binder (Moto3), perlu segera merancang penerbangan ke Eropa.
”Saat ini belum bisa diperkirakan apakah semua tim bisa bersaing sepenuhnya saat balapan dimulai. Jika tidak semua tim atau para pebalap bisa balapan, kami mungkin tidak bisa menyebut balapan musim ini sebagai kejuaraan dunia,” ujar Direktur Manajer Monster Energy Yamaha Lin Jarvis.
”Jika tidak semua peserta bisa balapan, mungkin ini bisa disebut seri dunia. Tetapi jika, sebagai contoh, satu, dua, atau tiga pebalap tidak bisa ikut bersaing, yang lainnya yang merupakan mayoritas seharusnya tidak dilarang balapan, itu akan salah. Meskipun nanti balapan itu tidak diperhitungkan dalam klasemen kejuaraan dunia,” ujar Jarvis dikutip Speedweek.
Kepala IRTA, asosiasi tim-tim balap, Herve Poncharal, pada Maret, menegaskan, bahwa balapan hanya bisa disebut kejuaraan dunia jika semua tim atau pebalap ikut serta. ”Semua orang balapan atau tidak seorangpun membalap,” kata bos tim Tech3 itu.
Sementara, saat balapan sudah berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat dan tanpa penonton, kemudian ada pebalap yang positif Covid-19, dia akan dilarang balapan dengan status sama dengan cedera.
”Dia harus diisolasi, termasuk semua orang yang kontak dengan dia. Secara logis dia tidak akan bisa balapan, ini akan seperti jika dia cedera. Nantinya akan ada layanan kesehatan untuk situasi darurat seperti ini, untuk merawat mereka dengan lebih baik,” kata CEO Dorna Carmelo Ezpeleta kepada GPOne.