Joshua vs Fury, Duel Juara Sejati yang Diburu Waktu
Anthony Joshua dan Tyson Fury butuh bertarung secepat mungkin untuk memperebutkan juara dunia sejati kelas berat. Namun, hal itu terkendala karena mereka telah memiliki kontrak bertarung dengan petinju lainnya.
Oleh
Kelvin Hianusa
·3 menit baca
LONDON, SENIN — Pertarungan memperebutkan gelar juara dunia tinju sejati antara Anthony Joshua dan Tyson Fury berkejaran dengan waktu.
Calon duel terpanas antar-petinju kelas berat Inggris ini perlu secepatnya dilakukan sebelum Joshua kehilangan gelar juara WBA, IBF, WBO, dan IBO, serta Fury melepas gelar paling bergengsi WBC miliknya.
Ricky Hatton, mantan juara dunia tinju asal Inggris, menjamin duel Fury dan Joshua akan menjadi salah satu pertarungan terhebat. Hatton pun meyakini pertarungan ini harus terjadi secepatnya.
”Kami (Inggris) memiliki dua petinju terbaik dengan beda gaya dan juga kepribadian. Tidak mungkin jika ini berakhir tanpa terjadinya pertarungan,” kata petinju yang tumbang saat bertarung melawan Manny Pacquiao tersebut kepada Talksport.
Dengan usia mereka yang masih produktif sebagai petinju, yaitu Joshua 30 tahun dan Fury 31 tahun, kesempatan berduel keduanya masih sangat panjang. Apalagi, Joshua baru-baru ini menyampaikan tidak akan pensiun hingga 40 tahun.
Pertarungan itu akan memperebutkan status juara dunia sejati. Joshua memiliki empat gelar gabungan, sedangkan Fury memiliki gelar juara paling bergengsi di tinju, WBC.
Meski begitu, tidak ada waktu yang lebih tepat menggelar pertarungan mereka dibandingkan dengan duel selanjutnya masing-masing petinju. Sebab, pertarungan itu akan memperebutkan status juara dunia sejati. Joshua memiliki empat gelar gabungan, sedangkan Fury memiliki gelar juara paling bergengsi di tinju, WBC.
Pertarungan ini bisa kehilangan maknanya jika mereka kehilangan gelar sebelum bertarung. Hal itu pun dikhawatirkan bisa terjadi. Menurut promotor tinju Eddie Hearn, keduanya telah terikat kontrak untuk bertarung dengan petinju lainnya pada pertengahan tahun ini.
Joshua akan berhadapan dengan petinju asal Bulgaria, Kubrat Pulev. Sementara itu, Fury akan menjalani pertarungan ketiga kalinya dengan Deontay Wilder, setelah menaklukkan Wilder sekaligus merebut gelar WBC pada Februari lalu.
”Tidak ada negosiasi pertarungan karena mereka sama-sama sudah memiliki kontrak bertarung selanjutnya. Pertarungan keduanya sangat berpotensi terjadi, tetapi terhalang oleh kontrak,” kata Hearn.
Perlu mundur
Namun, Hearn tidak menutup kemungkinan terwujudnya duel sejati itu. Syaratnya, Wilder dan Pulev sama-sama mundur sejenak dari pertarungan mereka yang telah dijadwalkan sebelumnya.
”Pastinya duel dua juara dunia asal Inggris (Fury dan Joshua) ini akan menjadi yang terbesar dalam sejarah kelas berat. Tetapi, fokus sekarang adalah kontrak yang telah disepakati,” katanya.
Potensi Fury ataupun Joshua untuk kehilangan gelar dalam pertarungan sebelumnya cukup besar. Bagi Fury, ini akan menjadi duel pertamanya untuk mempertahankan gelar WBC.
Kondisi mental penantang dengan pemegang gelar tentu akan berbeda, apalagi Wilder begitu ngotot dan bertekad membalas kekalahan knock out (KO) yang didapatnya dari duel kedua petinju itu sebelumnya.
Adapun Joshua sudah mengalami kehilangan gelar pada tahun lalu saat kalah KO dari Andy Ruiz Jr. Untungnya, dia berhasil mengembalikan gelarnya pada pertarungan kedua dengan kemenangan angka dari juri.
Bukan hanya gengsi pertarungan yang berkurang jika salah satu dari mereka kehilangan gelar. Waktu menggelar pertarungan juga semakin tidak pasti. Apabila kalah, mereka pasti akan mengupayakan duel ulang untuk mengembalikan gelar, seperti yang sudah dilakukan Joshua.
Saat ini, agak sulit membatalkan kontrak pertarungan selanjutnya dari masing-masing petinju, Fury dan Joshua. Dua lawan mereka, Kulev dan Wilder, juga mengisyaratkan tidak akan mundur.
Kulev menyatakan sudah siap berduel dengan Joshua. Kulev tidak mau menanti lebih lama untuk duel tersebut. Adapun keduanya sempat dijadwalkan bertarung pada 2017 sebelum batal karena Kulev cedera.
”Saya tidak mau menunggu lagi. Saya mau berebut gelar dengan Joshua dan menaklukannya. Penantian saya sudah terlalu lama untuk menghadapinya,” ucap Kulev. (REUTERS)