Meski masih menunggu keputusan baru dari pemerintah terkait situasi darurat Covid-19, akhir Mei, PSSI bakal sulit melanjutkan Liga 1 2020. Itu didasari kondisi wabah di Indonesia yang belum menunjukkan kondisi membaik.
Oleh
M IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 di Tanah Air, yang dikhawatirkan berlangsung lebih lama, menyebabkan Liga 1 Indonesia musim 2020 sulit dilanjutkan. Oleh karena itu, PSSI mulai mengkaji opsi penyelenggaraan turnamen pengganti. Sementara itu, liga-liga lainnya di Asia Tenggara diupayakan tetap berlanjut dengan keterbatasan waktu.
Untuk menentukan kelanjutan Liga 1 2020, PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah mengirim surat kepada 18 klub kontestan, Rabu (29/4/2020). Dalam surat itu, PT LIB meminta masukan klub untuk memberikan saran terkait nasib kompetisi tahun ini. Seluruh klub telah mengirimkan tanggapan terhadap surat itu pada 1 Mei lalu.
Direktur Media PT LIB Hanif Marjuni memastikan pihaknya telah menerima masukan dari seluruh klub. Akan tetapi, untuk menentukan keputusan terkait Liga 1 2020, PT LIB akan berkoordinasi dengan PSSI serta menunggu keputusan pemerintah mengenai masa darurat nasional Covid-19 yang berlaku hingga 29 Mei.
”Semua klub sudah memberikan saran kepada LIB tentang nasib kompetisi musim ini. Akan tetapi, keputusan yang akan ditentukan nanti tergantung pada keputusan pemerintah mengenai masa darurat Covid-19,” ujar Hanif, Sabtu (2/5/2020), di Jakarta.
Direktur Operasional PT LIB Sudjarno menambahkan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah skenario dari dua kondisi. Pertama, apabila Liga 1 2020 bisa dilanjutkan. Kedua, jika situasi nasional tidak memungkinkan untuk melanjutkan liga. Ia mengungkapkan, PSSI dan PT LIB secara lisan telah membahas turnamen pengganti jika Liga 1 2020 tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
”Keputusan nantinya akan ditentukan PSSI, termasuk soal format (turnamen),” ujar Sudjarno.
Sejak terhenti 16 Maret lalu, Liga 1 2020 baru memasuki pekan ketiga. Persib Bandung memimpin klasemen dengan rekor kemenangan 100 persen, sedangkan juara bertahan Bali United membuntuti di peringkat kedua dengan tujuh poin.
Sesuai jadwal awal, Liga 1 2020 berlangsung pada 29 Maret hingga 31 Oktober. Di tengah masa terhentinya Liga 1, PSSI telah mengeluarkan keputusan agar klub memberikan gaji pemain dan pelatih pada periode Maret-Juni maksimal 25 persen dari nilai kontrak musim ini.
Selain itu, dalam surat edaran yang ditandatangani ketua umum Mochamad Iriawan pada 28 Maret lalu, PSSI memastikan akan menghentikan Liga 1 dan Liga 2 2020 apabila pemerintah memperpanjang masa darurat nasional, akhir Mei nanti.
Prioritaskan kesehatan
Adapun sejumlah klub Liga 1 juga menyerahkan sepenuhnya kelanjutan Liga 1 2020 kepada PSSI dan PT LIB. Secara umum, klub memprioritaskan kesehatan serta keselamatan para pemain dan pelatih sebelum ada kepastian terkait kompetisi tahun ini.
Pelatih Persita Widodo C Putro mengatakan, pembicaraan terkait kelanjutan Liga 1 2020 seharusnya menunggu situasi kesehatan publik secara nasional. ”Untuk menentukan kelanjutan liga, sepatutnya kita menunggu sampai pemerintah mengeluarkan keputusan baru terkait masa darurat nasional,” kata Widodo.
Adapun Chief Operating Officer Bhayangkara FC Sumardji menilai, kompetisi tahun ini sebaiknya dihentikan jika setelah tanggal 29 Mei situasi nasional tidak membaik. Lalu, ia menyarankan, PT LIB dan PSSI mulai menjajaki persiapan untuk kompetisi tahun depan. Hal itu, lanjut Sumardji, merupakan masukan yang telah disampaikan Bhayangkara FC kepada PT LIB melalui surat tertulis, 1 Mei kemarin.
FIFA sudah mengatakan, sepak bola bukanlah prioritas di masa pandemi ini sehingga penghentian Liga 1 adalah keputusan yang logis.
Menurut Eko Noer Kristiyanto, mantan Koordinator Tim Verifikasi Liga 1 Tahun 2020 Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Liga 1 2020 seharusnya tidak dipaksakan untuk dilanjutkan. Kondisi kesehatan publik nasional yang belum menunjukkan perbaikan menjadi dasar untuk menghentikan liga tahun ini.
”FIFA sudah mengatakan, sepak bola bukanlah prioritas di masa pandemi ini sehingga penghentian Liga 1 adalah keputusan yang logis. Selain itu, rencana penyelenggaraan turnamen pengganti hanya bisa dilakukan jika kondisi kesehatan telah sepenuhnya membaik,” kata Eko.
Liga Vietnam
Sementara itu, tiga kompetisi terbesar lainnya di Asia Tenggara, yakni V-League (Vietnam), Liga Thai (Thailand), dan Liga Super Malaysia, tetap berencana melanjutkan kompetisi yang terhenti pada tahun ini.
V-League menjadi kompetisi di Asia Tenggara pertama yang telah mengumumkan jadwal dimulainya kembali kompetisi. Sepak Bola Profesional Vietnam (VPF), operator Liga Vietnam, telah merencanakan pertandingan liga dilangsungkan kembali pada 31 Mei. Liga itu dijadwalkan rampung pada bulan Oktober.
Rencana awal, liga akan tetap dilangsungkan secara penuh hingga 26 pekan. Pada Maret lalu, V-League terhenti setelah dua pekan berlangsung. Meski begitu, VPF tidak menutup kemungkinan untuk hanya melangsungkan satu putaran di kompetisi tahun ini.
Sebelum melanjutkan liga, VPF akan menyelenggarakan Piala Vietnam, 15 Mei. Turnamen itu akan dilakukan dengan sistem gugur dan ditargetkan pada akhir Mei telah rampung.
”Seluruh pertandingan akan dilakukan setelah pemerintah mengeluarkan izin dan klub telah siap bertanding. Kini, kami hanya tinggal menunggu persetujuan dari otoritas terkait,” ujar Presiden VPF Tran Anh Tu di laman VPF.
Adapun untuk Thai League akan dimulai kembali pada September mendatang. Pemerintah setempat menghentikan liga tahun ini setelah berjalan selama empat pekan. ”Jika situasi Covid-19 tidak semakin buruk, liga bisa dilanjutkan kembali pada September dan berakhir Mei 2021,” kata Presiden Sepak Bola Thailand Somyot Poompunmuang, dilansir laman resmi FAT.
Rencana untuk melanjutkan liga pada bulan September juga direncanakan Liga Super Malaysia (MSL). Dikutip dari kantor berita Bernama, CEO Liga Sepak Bola Malaysia (MFL) Datuk Ab Ghani Hassan mengatakan, liga hanya akan berlangsung satu putaran. Akibat keterbatasan waktu, lanjut dia, MFL hanya akan mengadakan Piala Malaysia 2020 sehingga dua turnamen lain, yaitu Piala FA dan Challenge Cup, batal dilaksanakan. (AFP)