Pandemi Covid-19 mendorong FIFA mengubah regulasi pergantian pemain di sepak bola. Setiap tim berpeluang memainkan lima pemain cadangan di setiap laga saat kompetisi musim ini bisa dilanjutkan guna meminimalkan cedera.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
ZURICH, SELASA — Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional atau FIFA menawarkan perubahan aturan jumlah pergantian pemain, yaitu dari tiga pemain menjadi lima pemain per laga. Usulan ini merupakan upaya FIFA menekan risiko cedera yang menghantui para pemain ketika kompetisi musim ini dilanjutkan dengan jadwal sangat padat.
Usulan perubahan regulasi itu tidak terlepas dari tuntutan situasi akibat pandemi Covid-19. Pandemi membuat hampir semua kompetisi sepak bola di seluruh dunia terhenti sejak pertengahan Maret lalu dan menyisakan tugas besar untuk menuntaskan musim 2019-2020.
Sementara musim baru 2020-2021 untuk liga-liga di Eropa seharusnya sudah dimulai pada Agustus mendatang. Maka, semua laga tertunda musim 2019-2020 harus bisa diselesaikan sebelum musim baru bergulir agar tidak menimbulkan masalah lain yang lebih rumit.
Apabila kompetisi musim ini bisa segera dilanjutkan pada Mei atau Juni seperti yang sudah ditargetkan Liga Jerman, Liga Italia, dan Liga Inggris, tantangan berikutnya adalah mengatur jadwal laga yang begitu padat. Klub-klub yang masih tampil di beberapa kompetisi bersiap tidak bisa beristirahat.
Di Inggris, Manchester City masih bisa menjalani sekitar 19 laga tersisa musim ini, yang terdiri dari 10 laga Liga Inggris, maksimal enam laga lagi di Liga Champions, dan maksimal tiga laga lain di Piala FA. Semua laga itu harus dituntaskan dalam 10 pekan hingga Agustus.
Juventus, di Italia, masih bisa menjalani maksimal 20 laga lagi. Sebanyak 12 laga di antaranya merupakan laga Liga Italia dan sisanya laga-laga di Liga Champions serta Piala Italia. Masalah menjadi tidak terlalu berat bagi klub yang hanya menyisakan laga-laga di liga domestik.
Frekuensi laga di atas normal bisa menyebabkan pemain mudah mengalami cedera karena mereka harus bekerja lebih keras. Keselamatan pemain menjadi prioritas FIFA.
”Frekuensi laga di atas normal bisa menyebabkan pemain mudah mengalami cedera karena mereka harus bekerja lebih keras. Keselamatan pemain menjadi prioritas FIFA,” bunyi pernyataan resmi FIFA, Senin (27/4/2020).
Berangkat dari pemikiran itulah FIFA kemudian menawarkan penambahan jumlah penggantian pemain tersebut kepada Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) yang berwenang dalam menentukan aturan sepak bola. Dari sisi teknis, FIFA juga ingin memastikan penambahan jumlah penggantian pemain tidak akan mengganggu jalannya laga.
Setiap tim hanya bisa meminta waktu untuk mengganti pemain sebanyak tiga kali saat laga berjalan dan satu kali saat jeda istirahat antarbabak. Dengan demikian, tim bisa mengganti lebih dari satu pemain dalam satu kesempatan dan laga tidak sering terhenti. Jika laga berlanjut dengan perpanjangan waktu, setiap tim masih boleh memainkan satu lagi pemain cadangan dari slot terakhir yang tersisa.
Jika sudah disetujui IFAB, belum diketahui pasti sampai kapan perubahan aturan mengenai penggantian pemain ini akan berlaku. Menurut beberapa sumber yang dekat dengan FIFA, aturan baru ini bisa saja berlaku hingga musim 2020-2021 dan diterapkan pada Piala Eropa 2020 yang digelar pada musim panas 2021.
Tubuh melemah
Tawaran FIFA tersebut selaras dengan kekhawatiran Presiden Asosiasi Dokter Klub Sepak Bola Spanyol Rafael Ramos. Menurut Ramos, para pemain sudah sangat rentan mengalami cedera karena tubuhnya kurang terlatih selama menjalani isolasi diri di rumah. Dalam kondisi seperti itu, tubuh para pemain melemah dan rentan cedera.
”Para pemain menjalani sekitar delapan pekan tanpa bertanding dan terkurung di rumah. Tidak semua pemain memiliki rumah yang besar sehingga bisa berlatih dengan maksimal,” ujar Ramos dikutip El Pais.
Risiko cedera semakin meningkat ketika mereka tidak punya cukup waktu untuk memulihkan kondisi badan dan langsung menghadapi jadwal yang sangat padat. Penambahan slot pergantian pemain memungkinkan setiap tim lebih fleksibel merotasi tim. Risiko cedera pun bisa ditekan. (AP/AFP/REUTERS)