Pengelola liga basket NBA memberikan lampu hijau terkait diperbolehkannya tim-tim kembali berlatih mulai 8 Mei mendatang. Namun, tim-tim NBA berharap, dimulainya kembali aktivitas NBA itu lebih memperhatikan aspek medis.
Oleh
KORANO NICOLASH LMS
·2 menit baca
NEW YORK, SELASA — Pengelola liga basket NBA memberikan lampu hijau terkait diperbolehkannya tim-tim kembali berlatih mulai 8 Mei mendatang. Namun, tim-tim NBA berharap, dimulainya kembali aktivitas NBA itu lebih memperhatikan aspek medis ketimbang bisnis atau politis.
Berdasarkan memo setebal 16 halaman yang diterima ESPN, Senin (27/4/2020) waktu Amerika Serikat, pengelola NBA memberikan syarat dan protokol baru terkait diperbolehkannya tim-tim kembali menggunakan fasilitas latihan. Sebelumnya, semua fasilitas itu ditutup menyusul maraknya penyerbaran virus korona baru di AS.
Di dalam memo itu disebutkan sejumlah protokol, di antaranya hanya mengizinkan maksimal empat pemain memasuki fasilitas latihan dalam waktu yang bersamaan. Mereka juga hanya boleh ditemani seorang staf klub yang bertugas mengawasi latihan itu.
Lalu, pelatih tidak diizinkan berada di tempat latihan bersama pemain. Selama melakukan latihan, mereka yang berada di lapangan harus tetap menjaga jarak sedikitnya 3,5 meter satu sama lain.
Sejauh ini, baru Negara Bagian Georgia, termasuk klub Atlanta Hawks, yang telah membuka kembali fasilitas latihan dan pusat kebugarannya. Georgia menjadi negara bagian pertama yang melonggarkan peraturan untuk tetap tinggal di rumah.
Makanya, sebelum NBA menyampaikan pengumumannya, Senin (27/4), Atlanta Hawks telah memutuskan menunggu sampai mereka memiliki perasaan lebih baik untuk melonggarkan pergerakan pemain dan semua stafnya di tengah aturan pembatasan oleh Pemerintah Federal menyusul pandemi Covid-19 yang telah merenggut 56.634 jiwa di negara itu.
”Jika ada respons positif atas pembatasan yang semakin longgar ini, kami akan perlahan-lahan membukanya. Namun, kalau negatif, kami akan tetap memastikan staf dan pemain kami tetap dalam kondisi sehat,” tutur Travis Schlenk, Manajer Umum Hawks.
Hawks hanyalah satu dari sekian klub NBA yang merespons rencana pelonggaran pembatasan aktivitas di NBA. Di antara belasan manajer umum yang dihubungi ESPN, sebagian besar menyatakan masih cemas soal kebijakan dibukanya kembali fasilitas latihan tim, terutama jika itu didasari pertimbangan politis.
Ada kekhawatiran bahwa para pemain bakal berbondong-bondong datang ke negara bagian yang fasilitas latihannya sudah dibuka kembali.
Mereka juga tidak ingin kembalinya aktivitas olahraga lebih didasari aspek bisnis ketimbang hal yang lebih penting saat ini, yaitu medis atau kesehatan warga. ”Ada kekhawatiran bahwa para pemain bakal berbondong-bondong datang ke negara bagian yang fasilitas latihannya sudah dibuka kembali,” kata salah satu presiden klub.
Sementara itu, beberapa pemerintah negara bagian di AS masih belum memberikan izin penggunaan fasilitas tim meskipun sudah mendapatkan lampu hijau dari otoritas NBA. Klub-klub itu antara lain berada di Los Angeles, New York, Boston, dan Philadelphia.