Setelah 1,5 bulan ”menganggur”, para petenis top dunia, seperti Rafael Nadal dan Andy Murray, akan bersaing di ”turnamen” Madrid Terbuka, 27-30 April. Kompetisi itu dilakukan dari rumah masing-masing secara virtual.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Setelah sekitar 1,5 bulan tiada turnamen di semua level karena pandemi Covid-19, Madrid Terbuka pada 27-30 April akan menghibur penggemar tenis. Petenis top dunia akan bersaing, termasuk lima kali juara, Rafael Nadal.
Namun, peluang Nadal mempertahankan dominasinya tampaknya tak begitu besar karena pertandingan dilakukan melalui permainan virtual. ”Tampaknya panitia tak ingin saya memperoleh hasil bagus pada tahun ini,” kata Nadal saat berbicara dengan Andy Murray dalam Instagram Live pada Senin (20/4/2020).
Dalam IG Live yang juga dilakukan dengan Roger Federer, Nadal memperlihatkan bahwa dia tak begitu bersahabat dengan teknologi. Peraih 19 gelar Grand Slam itu kesulitan dan membutuhkan waktu hingga lima menit untuk mengundang Federer.
”Ini menakjubkan. Dia bisa 52 kali memenangi Perancis Terbuka, tetapi tidak terbiasa dengan Instagram,” komentar Murray ketika Nadal berulang kali berusaha menghubungi Federer.
Saat Murray bergabung, setelah Federer meninggalkan obrolan, layar yang seharusnya memperlihatkan Nadal bahkan hanya menampakkan warna putih. Murray pun memanggil-manggil Nadal. ”Maaf, Instagram Live ini membuat saya gila,” jawab Nadal.
Tak pelak, gaptek-nya Nadal menjadi topik hangat di media sosial dunia tenis. Kepada Murray, Nadal pun mengaku tak pernah bermain tenis secara virtual. Dia baru sekali berlatih dan mengajak petenis yang bersaing dengannya sejak masa yunior itu untuk berlatih bersama.
Peluang Nadal mempertahankan dominasinya tampaknya tak begitu besar karena pertandingan dilakukan melalui permainan virtual yang tidak ia kuasai.
Dari hasil undian yang dilakukan Wakil Presiden ATP Lars Graff dari rumahnya di Swedia, Jumat (24/4) malam, kedua juara Grand Slam itu pun bergabung dalam grup yang sama tunggal putra, yaitu Grup 1.
Kesempatan Nadal untuk juara di lapangan yang tak nyata ini lebih berat karena dia juga bergabung dengan Gael Monfils di grup yang sama. Monfils, petenis asal Perancis, dikenal keranjingan bermain gim virtual, khususnya PlayStation. Petenis muda Kanada, Denis Shapovalov, juga bergabung di Grup 1.
Dalam tiga grup lain, yang masing-masing terdiri atas empat petenis, terdapat juara Madrid Terbuka 2018, Alexander Zverev; Stefanos Tsitsipas (finalis 2019); dan Dominic Thiem (finalis 2017 dan 2018).
”Saya tak punya kesempatan untuk melewati pemain lain di grup. Yang mereka lakukan hanyalah bermain video game,” kata Zverev menanggapi hasil undian yang menempatkannya bersama David Goffin, Karen Khachanov, dan Lucas Pouille di Grup 4.
Pada tunggal putri, persaingan pada setiap grup dihadiri setidaknya satu juara Grand Slam atau mantan petenis nomor satu dunia. Caroline Wozniacki, Angelique Kerber, Bianca Andreescu, dan Victoria Azarenka akan beradu kemampuan bermain gim dengan Belinda Bencic, Karolina Pliskova, Elina Svitolina, dan juara bertahan Kiki Bertens.
Turnamen amal
Madrid Terbuka Virtual, ”turnamen” pertama sejak kejuaraan tenis dihentikan pada Maret, diikuti 16 petenis putra dan 16 petenis putri. Alih-alih menggunakan raket, mereka akan bersenjatakan stik pengendali PlayStation 4 (PS4) dari rumah masing-masing dan saling bertarung secara online.
Dilakukan dengan format round robin, persaingan pada empat grup dalam babak penyisihan akan menentukan dua petenis teratas yang lolos ke perempat final dan seterusnya dengan sistem gugur.
Diselenggarakan untuk pertama kalinya pada 2002—nomor putri ditambahkan sejak 2009—Madrid Terbuka diselenggarakan pada berbagai jenis lapangan. Sejak 2002-2008, turnamen ini digelar di lapangan keras dalam ruangan, lalu berubah menjadi lapangan tanah liat hingga saat ini. Pada satu kesempatan, yaitu tahun 2012, turnamen digelar di lapangan tanah liat berwarna biru.
Kini, di tengah masa pandemi Covid-19, turnamen yang biasanya digelar di lapangan tanah liat Caja Magica ini akan menjadi turnamen tenis pertama yang berlangsung di lapangan virtual, yaitu Stadion Mantolo Santana.
Meski memperebutkan hadiah, Madrid Terbuka Virtual merupakan turnamen amal yang diselenggarakan untuk membantu meringankan dampak sosial karena Covid-19. Turnamen akan mendonasikan 50.000 euro (sekitar Rp 841 juta) untuk Bank Makanan Madrid.
Juara turnamen, masing-masing, akan mendapat hadiah Rp 2,5 miliar. Nilai itu sedikit lebih kecil dari hadiah perempat final pada turnamen sebenarnya. Sang juara akan mendonasikan hadiah, yang besarannya mereka tentukan sendiri, untuk petenis lain yang mengalami kesulitan ekonomi akibat ketiadaan turnamen nyata.
Berbeda dengan petenis top seperti Nadal, Roger Federer, Novak Djokovic, atau Serena Williams yang memiliki penghasilan dari sponsor selain dari hadiah turnamen, petenis-petenis di luar peringkat 100 besar dunia sangat bergantung pada partisipasi dalam kejuaraan. Kebutuhan hidup mereka dipenuhi dari hadiah yang didapat dari turnamen.
”Respons dari petenis sangat baik sejak muncul ide untuk membuat turnamen ini. Mereka bersedia membantu,” kata Feliciano Lopez, direktur turnamen.
Berdasarkan daftar peserta, CEO Madrid Terbuka Gerard Tsobanian menjanjikan persaingan level tinggi pada turnamen yang bisa disaksikan secara langsung melalui laman resmi turnamen dan www.tennis.com ini.
Namun, jangan lupa, kemampuan mereka, kali ini, tak akan ditentukan oleh taktik, jenis dan akurasi pukulan, serta kepiawaian menguasai lapangan dengan berseluncur di atas licinnya lapangan tanah liat, melainkan oleh kelincahan jari memainkan stik pengendali PS4.