Balapan MotoGP di Sirkuit KymiRing, Finlandia, menjadi seri ke-11 yang ditunda akibat pandemi Covid-19. Pemerintah Finlandia melarang kegiatan yang melibatkan lebih dari 500 orang digelar sebelum Agustus.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
HELSINKI, JUMAT — Langkah MotoGP untuk kembali ke Finlandia setelah 1982 tertunda karena pengetatan pembatasan sosial untuk meredam persebaran virus korona baru. Ini menjadi balapan ke-11 MotoGP yang ditunda dan membuat ajang balap motor paling terkenal itu semakin sulit diprediksi kapan akan bergulir.
Balapan di Sirkuit KymiRing, sekitar 100 kilometer dari Helsinki, awalnya dijadwalkan bergulir pada 12 Juli. Seri ini diharapkan menjadi awal balapan MotoGP musim ini setelah seri Jerman dan Belanda sulit digelar karena pengetatan aktivitas oleh pemerintah.
Pengelola Sirkuit Sachsenring, Jerman, telah mengajukan perubahan tanggal dari 21 Juni. Sedangkan pengelola Sirkuit Assen, Belanda, telah menyatakan balapan tidak bisa digelar hingga musim gugur atau bahkan musim depan. Pemerintah Belanda melarang kegiatan besar hingga akhir Agustus sehingga memastikan balapan pada 28 Juni tidak mungkin digelar.
Persebaran virus korona baru di Eropa masih tinggi, hingga Finlandia juga memperketat pembatasan aktivitas masyarakat. ”Pemerintah Finlandia telah merekomendasikan ajang-ajang yang melibatkan lebih dari 500 orang tidak digelar sebelum Agustus karena pandemi virus korona. Keputusan menunda balapan MotoGP Finlandia diambil oleh Dorna Sports dan pemilik sirkuit KymiRing mengikuti instruksi dari Pemerintah Finlandia,” tulis pernyataan pengelola KymiRing, Jumat (24/4/2020).
”Dorna Sports telah berjanji akan mengumumkan masa depan MotoGP di Finlandia sesegera mungkin,” ujar pernyataan itu.
Sirkuit KymiRing saat ini belum mendapat pengesahan dari FIM untuk menggelar balapan MotoGP karena proses homologasi belum bisa dilakukan. Sejumlah pakar penilai sirkuit tidak bisa melakukan perjalanan karena lockdown selama pandemi. Namun, sirkuit ini sudah pernah dilakukan tes oleh para pebalap dari enam tim pabrikan. Sebagian besar menilai sirkuit ini terlalu lambat di beberapa segmen sehingga membutuhkan penyesuaian. Proses pembenahan itu menunda pengujian resmi untuk balapan kelas elite.
Dengan penundaan balapan di Finlandia ini, maka seri berikutnya yang diharapkan bisa menjadi awal musim MotoGP adalah seri Ceko di Brno pada 9 Agustus. Namun, persebaran virus korona baru bisa memaksa balapan di Ceko juga ditunda. Jika balapan di Brno juga tidak bisa digelar sesuai jadwal, peluang terbaik yang dimiliki oleh Dorna sebagai pemegang hak komersial MotoGP adalah seri Austria di Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg, pada 16 Agustus.
Austria menjadi satu-satunya negara di Eropa yang mulai mengendurkan pembatasan dan perlahan mengembalikan aktivitas di sejumlah sektor ke kondisi normal. Dorna sebagai pemegang hak komersial MotoGP berharap bisa menggelar balapan tanpa penonton di Austria. Sirkuit ini juga memungkinkan menggelar dua balapan dalam sepekan ataupun dua balapan dalam dua pekan secara beruntun. Balapan berikutnya yang diharapkan bisa bergulir dengan lebih dari satu balapan adalah seri Inggris di Silverstone, pada 30 Agustus.
Tantangan besar
CEO Dorna Carmelo Ezpeleta sebelumnya menyatakan, dirinya akan sangat senang jika bisa menggelar 10 balapan pada musim ini. Dia juga menegaskan menggelar balapan hingga 2021 belum menjadi opsi. Langkah terkini yang dilakukan oleh Dorna adalah menggelar balapan tanpa penonton di sejumlah seri di Eropa. Namun, dia menegaskan, balapan hanya bisa berlangsung jika pemerintah setempat memberikan izin. Untuk meyakinkan pemerintah di tiap-tiap sirkuit, Dorna menyiapkan protokol kesehatan dan keselamatan.
Beberapa poin utama yang dilakukan adalah pembatasan jumlah personel tim, termasuk pebalap, dan mencari 10.000 alat tes cepat Covid-19 untuk memastikan semua orang yang terlibat di paddock bebas virus korona baru. Dorna membatasi jumlah personel tim-tim pabrikan MotoGP maksimal 40 orang dan tim-tim satelit maksimal 25 orang. Sedangkan tim-tim Moto2 dan Moto3 maksimal 12 orang. Dengan pembatasan itu, hanya akan ada 1.000 orang di paddock selama balapan.
Ezpeleta menyatakan, biasanya ada sekitar 2.000 personel di paddock. Namun, dalam skenario darurat kali ini, sejumlah personel dihilangkan, di antaranya tamu tim-tim, tenaga pemasaran dan komunikasi, tenaga hospitality, serta media. Namun, beberapa tim meminta tenaga hospitality tetap ada untuk menyediakan konsumsi bagi personel tim. Demikian juga media peliput diharapkan mendapat kuota supaya informasi ke para penggemar lebih beragam.
Terkait pembatasan jumlah teknisi dan mekanik, tim-tim balap rata-rata tidak ada masalah. Bahkan, beberapa bersedia mengurangi lagi jumlah personel, jika itu diperlukan supaya bisa menggelar balapan. ”Jika kami hanya dibolehkan membawa empat teknisi setiap pebalap ke balapan dalam situasi darurat ini, kami bisa memenuhi permintaan itu. Hal paling utama adalah kita bisa tetap mendapat beberapa balapan pada 2020,” ujar Direktur Motorsport KTM Racing Pit Beirer kepada Speedweek.
”Jika perlu, kami bisa dengan tiga teknisi setiap pebalap,” ujar Kepala Tim Intact GP Moto2 Juergen Lingg. Intact selama ini membawa 15 personel, termasuk para pebalap, di setiap seri Grand Prix.
Bagi tim-tim Moto3, pembatasan personel pun bukan masalah. ”Jika kami tidak boleh menerima tamu, kami bisa melayani tim Moto3 kami tanpa hospitality. Kami memiliki dua pebalap dan masing-masing dengan dua mekanik. Juga ada seorang kepala kru dan spesialis perekaman data setiap pebalap. Kemudian manajer tim,” ujar Manajer Tim Sterilgarda Max Racing Peter Oettl.
Masalah dengan operasional tim-tim balap relatif lebih mudah diselesaikan dibandingkan dengan tantangan penyelenggaraan balapan. Faktor eksternal, terutama persebaran virus korona baru dan kebijakan tiap-tiap negara, menjadi kendala terbesar yang bisa berubah dengan cepat. Spanyol, misalnya, berencana menutup seluruh kegiatan pariwisata hingga akhir 2020 meski sektor itu sejak 2018 menyumbang lebih dari 200 miliar dolar AS dalam produk domestik bruto mereka.
Rencana yang disampaikan oleh Menteri Tenaga Kerja Spanyol Yolanda Diaz itu menegaskan situasi darurat akibat Covid-19 di sana. Jika kebijakan menutup seluruh perbatasan dan syarat karantina 14 hari tidak dicabut hingga akhir tahun, balapan di Jerez, Catalunya, Aragon, dan Valencia terancam gagal berlangsung. Kondisi bisa semakin rumit jika Italia juga tidak mengendurkan protokol selama pandemi.
Masalah tidak berhenti di sana karena negara-negara lain juga bisa terus melarang orang dari Italia dan Spanyol masuk. Padahal, 56 persen tim-tim MotoGP, Moto2, dan Moto3 ada di Italia dan Spanyol. Lebih detail lagi, 16 dari 42 tim di semua kelas serta 24 pebalap tinggal di Italia. Tanpa mereka, balapan tidak akan bergulir. Oleh karena itu, jika ada negara yang mengizinkan balapan tertutup, sebisa mungkin di sirkuit itu akan digelar dua hingga tiga balapan. Saat ini, sirkuit Red Bull Ring di Austria dan Silverstone di Inggris menjadi target menggelar minimal dua balapan.
”Kami tahu bahwa akan sulit melakukan perjalanan dan ini juga akan sulit mencari negara dengan sirkuit yang telah disahkan yang akan mengizinkan balapan. Jadi, jika kami bisa melakukan itu dan kami bisa mengelola lebih dari satu balapan di sirkuit yang sama, bisa dua atau tiga (balapan), kami akan mendukung usulan itu,” ujar Herce Poncharal, Kepala Asosiasi Tim-tim Balap (IRTA), kepada GPOne.