Pembatalan Liga Belanda musim ini akibat wabah Covid-19 membuat liga berakhir tanpa adanya tim juara, tim promosi, ataupun tim degradasi. Pemuncak klasemen sementara, Ajax Amsterdam, kehilangan potensi juara.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·2 menit baca
AMSTERDAM, JUMAT — Liga Belanda atau Eredivisie musim 2019/2020 dibatalkan akibat pandemi Covid-19 yang tidak menunjukkan tanda mereda. Pembatalan musim membuat liga berakhir tanpa adanya tim juara, promosi, ataupun degradasi.
Hal itu membuat pemuncak klasemen sementara, hingga minggu ke-25, Ajax Amsterdam, kehilangan potensi gelarnya musim ini. Dengan 11 pertandingan tersisa, mereka menduduki peringkat pertama, 56 poin. Poin mereka sama dengan AZ Alkmaar.
Selain pembatalan tim juara, Eredivisie juga meniadakan degradasi. Yang artinya, ADO Den Haag dan RKC Waalwijk yang berada di zona degradasi akan tetap berada di divisi utama Liga Belanda tersebut.
Keputusan pembatalan liga terpaksa diambil oleh pihak liga. Hal tersebut dipastikan setelah pengumuman Perdana Menteri Belanda Mark Rutte yang melarang seluruh pertandingan sepak bola sampai setidaknya 1 September 2020. Adapun liga dijadwalkan selesai pada pertengahan tahun.
Kejadian langka ini, saat Eredivisie keluar tanpa juara, merupakan yang pertama kalinya terjadi sejak liga didirikan 64 tahun silam. Adapun sejak dimulai pada 1956, liga selalu memiliki juara di setiap musimnya.
Meski tidak mendapat gelar juara, Ajax diberikan tiket langsung untuk menuju babak utama Liga Champions musim depan. Sementara AZ Alkmaar harus berjuang terlebih dulu di babak kedua kualifikasi Liga Champions.
Peringkat ketiga, Feyenoord, akan melaju langsung ke babak grup Liga Europa. Sementara dua peringkat di bawah Feyenoord, PSV dan Willem II, akan terlebih dulu menghadapi kualifikasi Liga Europa.
Keputusan tim yang menuju kompetisi Eropa menjadi kontroversial karena sejumlah tim memainkan laga lebih banyak. Misalnya Willem II yang unggul tiga poin dari peringkat ke-6, FC Utrecht. Namun, Utrecht masih menyisakan satu laga lebih dibandingkan Willem II.
Sebenarnya, FC Utrecht bisa lolos ke Liga Europa melalui Piala KNVB. Mereka masuk ke final kompetisi tersebut. Namun, partai final mereka melawan Feyenoord dipastikan tidak akan dimainkan.
”FC Utrecht tidak menerima keputusan terkait distribusi kursi Liga Europa. Dari peringkat, kami berada di peringkat keenam, tetapi kami masih memiliki satu pertandingan lebih dibandingkan Willem II,” tulis pihak klub dalam situs resminya.
Sementara itu, tim dari divisi dua, yang seharusnya berhak lolos, Cambuur dan De Graafshcap, tidak mendapatkan promosi. Kepastian itu diambil setelah Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) bersama pihak klub memutuskan tidak menambah kuota liga dari 18 tim menjadi 20 tim.
Pelatih Cambuur, Jan de Jonge, menilai keputusan tidak adanya promosi sangat tidak adil. ”Ini terasa seperti aib terbesar dalam sejarah olahraga Belanda. Saya selalu melihat yang terbaik dalam diri orang-orang dan pilihan mereka, tetapi ini tidak laik untuk olahraga,” katanya, seperti dikutip Goal.com.