PBSI mengantisipasi berbagai skenario terkait penyelenggaraan kejuaraan Indonesia Terbuka 2020, termasuk jika harus digelar tanpa penonton. Sebelumnya, ajang berkategori BWF Super 1000 itu harus dimundurkan tiga bulan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PP PBSI masih menanti keputusan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) terkait penyelenggaraan turnamen bulu tangkis Indonesia Terbuka. Keputusan ini salah satunya jika kejuaraan berkategori BWF Super 1000 itu harus digelar tanpa penonton.
Semula, kejuaraan bulu tangkis terbesar di Indonesia itu akan digelar pada 16-21 Juni di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Namun, wabah Covid-19 yang belum juga reda membuat panitia harus memundurkan turnamen dengan hadiah total terbesar dalam kalender BWF itu.
BWF telah menyetujuinya, tetapi belum memberi tanggal baru meskipun PBSI telah mengusulkan bulan September. Ini karena terdapat beberapa turnamen besar lain yang pelaksanaannya juga dimundurkan, seperti kejuaraan beregu Piala Thomas Uber di Aarhus, Denmark, yang seharusnya berlangsung 16-24 Mei. Jika wabah Covid-19 mereda, sekitar empat bulan terakhir 2020 akan diwarnai padatnya turnamen.
Saya kira, kami harus siap dengan segala kemungkinan, termasuk pertandingan tanpa penonton seperti di (Kejuaraan Asia Beregu) Manila.
Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto mengatakan, Indonesia menanti jadwal dengan segala opsi untuk Indonesia Terbuka. ”Saya kira, kami harus siap dengan segala kemungkinan, termasuk pertandingan tanpa penonton seperti di Manila,” kata pria yang akrab disapa Budi itu di Jakarta, Jumat (24/4/2020).
Budi merujuk pada Kejuaraan Asia Beregu di Manila, Filipina, 11-16 Februari, lalu. Kejuaraan yang merupakan ajang kualifikasi Piala Thomas Uber Zona Asia itu digelar tanpa penonton untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19.
Meski nantinya Indonesia Terbuka harus diselenggarakan tanpa penonton, Budi mengatakan, semua protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus korona tipe baru akan dilakukan karena melibatkan ratusan orang. Selain pemain, pelatih, dan ofisial setiap negara peserta, terdapat pula wasit dan panitia.
Sebagai salah satu dari hanya tiga turnamen BWF Super 1000, selain All England dan China Terbuka, Indonesia Terbuka menjadi kejuaraan yang diprioritaskan PBSI untuk diselenggarakan. Untuk itu, mereka mengajukan pembatalan turnamen Indonesia Masters Super 100, 29 September-4 Oktober, di tempat yang belum ditentukan.
Turnamen lain, yaitu Victor Exist Jakarta Terbuka Junior International Series, pada 8-13 September, seperti disebut pada laman PBSI, dipastikan batal. Sementara Pembangunan Jaya Raya Junior Grand Prix (18-23 Agustus) dan Indonesia International Challenge (20-25 Oktober) masih tertera sesuai jadwal, meski kepastiannya masih menanti perkembangan situasi.
Budi sebelumnya menyampaikan, sambil menanti keputusan BWF, PBSI berkomunikasi dengan pihak manajemen Istora. Ini karena acara yang akan diselenggarakan di salah satu kawasan strategis di Jakarta, yaitu Senayan, itu cukup padat. Budi mengatakan, pihaknya meminta dibuatkan beberapa alternatif waktu dari September hingga Desember.
Thomas Uber Bisa Mundur Lagi
Semula, penundaan Piala Thomas Uber 2020, dari 16-24 Mei menjadi 15-23 Agustus, dimaksudkan agar kejuaraan beregu itu diupayakan bisa berjalan dengan kehadiran penonton. Namun, peraturan yang berlaku di Denmark, seiring wabah Covid-19, membuka kemungkinan penundaan untuk kedua kalinya dengan jumlah penonton sedikit.
Seperti diberitakan The Star, yang dikutip dari media-media di Denmark, Pemerintah Denmark membatasi pengumpulan massa, hingga 500 orang, sejak 10 Mei hingga 1 September. Jumlah itu meningkat dibandingkan peraturan sebelumnya yang hanya mengizinkan maksimal 10 orang. Hingga saat ini, Denmark memiliki 8.000 kasus Covid-19, 394 di antaranya meninggal.
”Itu menjadi tantangan, tetapi kami sudah siap dengan beberapa alternatif,” kata CEO Badminton Denmark Bo Jensen.
Alternatif yang disiapkan, di antaranya menyelenggarakan kejuaraan pada Agustus atau memundurkannya antara September hingga Desember. Jensen mengatakan, pihaknya bisa saja menyelenggarakan Piala Thomas Uber pada Agustus dengan jumlah penonton lebih sedikit dari harapan.
Akan tetapi, keputusan tak akan mudah diambil mengingat ada pemangku kepentingan lain dalam turnamen dua tahunan tersebut, yaitu sponsor dan stasiun televisi pemegang hak siar. ”Jadi, keputusan tak akan dibuat oleh saya sendiri. Itu akan ditentukan setelah berdiskusi dengan pihak lain,” kata Jensen.
Sementara itu, memindahkan kejuaraan menjadi 2021 tampaknya tak mungkin dilakukan mengingat banyaknya acara olahraga yang telah dipindahkan dari 2020 ke tahun tersebut. Ajang terbesar adalah Olimpiade Tokyo yang akan berlangsung 23 Juli-8 Agustus 2021 dari jadwal semula, 24 Juli-9 Agustus 2020.
Pada kalender BWF untuk 2021, juga tertera kejuaraan beregu campuran Piala Sudirman di Suzhou, China, 23-30 Mei, dan Kejuaraan Dunia di Huelva, Spanyol.