Ketika kompetisi sedang dihentikan karena terjadi pandemi, para pemain sepak bola menghadapi tantangan yang lebih berat. Mereka melawan godaan untuk beraktivitas di luar rumah.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LONDON, KAMIS — Pelanggaran terhadap aturan pembatasan sosial selama pandemi Covid-19 terus dilakukan pemain di Liga Inggris. Klub memiliki tanggung jawab baru mengingatkan para pemainnya agar tetap memberi contoh yang baik.
Berdasarkan laporan The Sun, Kamis (23/4/2020), empat pemain Arsenal, yaitu Nicolas Pepe, Alexandre Lacazette, David Luiz, dan Granit Xhaka, kedapatan beraktivitas di luar rumah. Padahal, Inggris menerapkan penutupan wilayah dan mewajibkan warganya tetap berada di rumah untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
Nicolas Pepe, pemain yang dibeli Arsenal seharga Rp 1,8 triliun musim panas lalu, terekam bermain bola bersama lebih dari 10 orang di sebuah lapangan di London bagian utara. Rekaman itu kemudian menyebar di media sosial.
Luiz dan Xhaka juga terlihat beraktivitas bersama di sebuah taman di Southgate, London. Adapun Lacazette terpotret sedang berdekatan dengan seseorang yang sedang membersihkan mobilnya di depan rumah.
Sebagai pemain sepak bola profesional yang menjadi panutan banyak orang, mereka telah memberi contoh yang buruk. ”Mereka (Luiz dan Xhaka) tampaknya sangat bergembira, tidak peduli dengan orang lain. Mengapa aturan untuk mereka dan kami berbeda?” ujar seorang pejalan kaki yang melihat langsung kejadian itu.
Para pemain itu dinilai tidak bisa membedakan antara hal yang penting dan yang tidak perlu dilakukan. ”Saya terkejut melihat dia (Lacazette dan pencuci mobil) berdekatan. Memanggil orang untuk membersihkan mobil bukanlah hal yang penting saat ini. Kenapa Lacazette tidak mengerjakannya sendiri?” ujar seorang lainnya yang memergoki Lacazette.
Arsenal menyatakan bahwa mereka sangat serius menanggapi hal ini. ”Kami akan berbicara dengan para pemain,” kata juru bicara Arsenal.
Terkait Pepe, pihak Arsenal mengaku sudah memberikan peringatan kepada pemain timnas Pantai Gading itu. Klub mengatakan, Pepe saat ini tinggal bersama sejumlah kerabat di dalam rumah yang sama. Beberapa dari kerabat tersebut ikut bermain bola di taman. Pepe diminta tetap mengikuti peraturan pemerintah.
Para pemain mendadak harus menjalani isolasi, kehilangan rutinitas berlaga, dan menatap ketidakpastian masa depan.
Pelanggaran para pemain Arsenal itu terungkap setelah dua pemain Tottenham Hotspur, Serge Aurier dan Moussa Sissoko, melakukan pelanggaran serupa, Rabu (22/4/2020). Aurier dan Sissoko merekam aktivitas mereka berdua berlatih bersama di sebuah taman. Mereka sempat mengunggah rekaman itu di media sosial dan tidak lama kemudian menghapusnya.
”Kami meminta maaf karena memberikan contoh buruk. Kami sadar, sebagai pesepak bola profesional, kami punya tanggung jawab menjadi teladan bagi orang lain, khususnya selama masa yang penuh ketidakpastian ini,” ujar mereka dalam pernyataan bersama.
Kedua pemain itu kemudian merasa bersalah karena mereka seolah menutup mata ketika korban jiwa akibat Covid-19 terus meningkat. Mereka lalu mengucapkan terima kasih kepada para petugas medis dan menyampaikan rencana untuk berdonasi.
Tidak hanya pemain, Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho pun kedapatan melanggar pada awal April lalu. Ia diketahui berlatih bersama gelandangnya, Tanguy Ndombele. Spurs pun sudah memberi peringatan terhadap Mourinho.
Beberapa pekan sebelumnya, pelanggaran pembatasan sosial juga dilakukan kapten Aston Villa, Jack Grealish, dan bek Manchester City, Kyle Walker. Klub pun sudah memberi sanksi berupa denda.
Depresi meningkat
Kewajiban berdiam di rumah selama pandemi terbukti berpengaruh buruk pada kesehatan mental pemain. Kejenuhan muncul dan membuat mereka depresi karena kehilangan rutinitas. Para pemain lalu mudah tergoda untuk beraktivitas di luar rumah.
Survei yang dilakukan FIFpro menunjukkan, tingkat depresi yang dialami pemain meningkat tajam selama kompetisi terhenti. Dari 1.602 pemain sebagai responden dari 16 negara, 13 persen pemain putra dan 22 pemain putri menunjukkan gejala depresi. Mereka kehilangan minat, selera makan, mudah letih, dan sulit mengontrol emosi.
Jumlah ini meningkat dari data survei pada Desember dan Januari, yakni hanya 6 persen untuk pemain pria dan 11 persen untuk pemain putri. ”Para pemain mendadak harus menjalani isolasi, kehilangan rutinitas berlaga, dan menatap ketidakpastian masa depan,” kata Ketua Bidang Medis FIFpro Vincent Gouttebarge.
Oleh karena itu, klub tidak cukup hanya mencegah atau memperingatkan para pemain untuk tetap berdiam di rumah. Klub, seperti Arsenal, sebenarnya sudah memiliki para psikolog yang terus memantau para pemain. (AFP/REUTERS)