Pelatih Golden State Warriors Steve Kerr, rekan satu tim Michael ”Air” Jordan di Chicago Bulls, tidak sependapat soal Scottie Pippen yang menunda operasi kakinya. Apa yang dilakukan Pippen karena ada alasannya.
Oleh
korano nicolash lms
·5 menit baca
Pelatih Golden State Warriors, Steve Kerr, rekan satu tim Michael ”Air” Jordan, di Chicago Bulls, tidak sependapat dalam melihat kasus rekan mereka, Scottie Pippen, yang menunda operasi kakinya.
Hal itu bertolak dari film dokumenter The Last Dance yang mengisahkan musim terakhir bagi dinasti Michael ”Air” Jordan dan Chicago Bulls, pada musim 1997-1998, yang dibuat atas kerja sama NBA, ESPN, dan MJ panggilan akrab Michael ”Air” Jordan yang memberikan enam gelar NBA bagi Chicago Bulls.
Film dokumenter The Last Dance dibuat dalam 10 episode dan sudah diputar dua episode pada Minggu (19/4) malam waktu Amerika Serikat, atau Senin (20/4) siang WIB. Dalam episode kedua, MJ yang 17 Februari lalu berusia 57 tahun, memperlihatkan ketegasannya dalam mengomentari kasus Scottie Pippen ketika menunda operasi patah kaki saat memasuki musim 1997-1998.
”Scottie salah dalam skenario itu. Dia sebenarnya bisa menyelesaikan operasinya segera setelah musim 1996-1997 berakhir,” tutur MJ dalam film dokumenter episode ke-2 yang dikutip espn.com.
”Scottie akan siap untuk musim berikutnya. Apa yang coba Scottie lakukan adalah mencoba memaksa manajemen untuk mengubah kontraknya. Dan pemilik Chicago Bulls, Jerry Reinsdorf, tidak akan pernah melakukannya,” tambah Jordan.
Meski demikian, Steve Kerr yang dikenal sempat bertengkar dengan MJ di kamp pelatihan Bulls pada 1995 justru tidak setuju dengan komentar MJ.
Hal tersebut disampaikan dalam sebuah wawancara Steve Kerr dengan Rachel Nichols yang memandu acara The Jump dari ESPN yang disirkan Selasa (21/4/2020) malam waktu Amerika Serikat atau Rabu (22/4) siang WIB.
”Tidak. Tidak sama sekali,” ujar Kerr pada wawancara tersebut. Kerr ditanya apakah ada kebencian dari pemain Chicago Bulls lainnya atas keputusan Pippen baik sebagai pemain maupun sebagai anggota ”The Dream Team”.
”Semua orang sangat menghormati Scottie. Kami juga merasakan rasa frustrasinya,” kata Kerr, yang membawa Golden State Warriors memecahkan rekor Chicago Bulls dari 72 kali menang dengan kekalahan 10 kali pada musim 1995-1996 menjadi 73 kali menang dengan kekalahan 9 kali pada musim 2015-2016.
”Dia mungkin seharusnya menjadi orang bayaran tertinggi kedua di NBA atau pasti masuk dalam lima besar. Jadi, kami semua merasakannya. Tidak ada yang membencinya karena tidak menjalani operasi. Kemudian kami semua mengerti. Kami pun memberi ruang baginya. Dia akan berada di sana untuk musim kedua bagi kami,” tambah Kerr.
Scottie Pippen yang prestasinya berada di urutan kedua di Chicago Bulls setelah MJ mengakhiri musim 1997-1998 sebagai pemain dengan bayaran yang berada di urutan keenam tertinggi di timnya. Dengan gaji yang mencapai 33,14 juta dollar AS, MJ menjadi pemain dengan bayaran termahal di NBA saat itu.
Bisa dibandingkan dengan bayaran Scottie Pippen yang hanya mencapai 2,775 juta dollar AS yang di NBA berada di urutan 122. Sementara kepada media, MJ mengaku bahwa pada saat itu, ”Whenever they speak Michael Jordan. They should speak Scottie Pippen too.”
”Saya memutuskan untuk dioperasi terlambat karena saya seperti, kami tahu, saya tidak akan pergi musim panas nanti,” kata Pippen dalam film dokumenter The Last Dance tersebut.
Kerr juga mengomentari kisah kepergian MJ dari Bulls seusai memberikan gelar ketiga bagi Bulls tahun 1993. ”Saya selalu akan mempertahankan bahwa alasan dia pergi dan bermain bisbol adalah karena dia dipermainkan secara emosional,” ujarnya.
Dari 29 tim NBA saat itu, 25 tim menghabiskan kurang dari 40 juta dollar AS. Hanya Chicago Bulls, New York Knicks, Orlando Magic, dan Washington Wizards yang mengeluarkan dana untuk gaji yang lebih dari 40 juta dollar AS.
Jerry Krause ialah Manajer Umum Bulls saat itu yang tetap berkeyakinan teguh bahwa manajemen yang membuat tim memenangkan juara NBA, dan bukan pemain apalagi pelatih. Keyakinan itu kemudian menjadi penghancur dinasti MJ di Bulls.
Hanya berselang seminggu setelah Bulls menjadi juara NBA 1998 yang sekaligus menjadi gelar keenam serta terakhir bagi Bulls, Phil Jackson, sang pelatih, menjadi orang pertama yang harus meninggalkan Bulls. MJ yang sebelumnya secara terbuka kepada media menegaskan jika bukan Phil Jackson yang melatih, dirinya juga akan pensiun, akhirnya pada 13 Februari 1999 ”menggantung sepatu”.
Scottie Pippen yang memang seharusnya menjadi pemain dengan bayaran tertingi nomor 2 di NBA kemudian menandatangani kontrak lima tahun sebesar 79,5 juta dollar AS ketika memperkuat Houston Rockets. Adapun Dennis Rodman setuju dengan kontrak dua musim sebesar 1,8 juta dollar AS dengan Los Angeles Lakers. Toni Kukoc setelah bermain 66 pertandingan dengan Bulls kemudian dijual ke Philadelphia 76ers pada tahun 2000.
Pada musim 1998-1999, Chicago Bulls menjadi tim dengan pengeluaran gaji paling kecil di NBA karena hanya mencapai 29,1 juta dollar AS. Namun, kemudian Bulls terpuruk bahkan tidak bisa tampil lagi pada babak play off. Baru pada musim 2004-2005 Bulls bisa tampil lagi di play off. Namun, Bulls langsung kalah 2-4 dari Washington Wizards di babak pertama. Begitu juga pada musim berikutnya harus kalah 2-4 dari Miami Heat di babak pertama.
Chicago Bulls kini bukan tim yang menakutkan seperti di era dinasti MJ. Kini Bulls tengah melakukan perubahan pada staf manajemen karena masih belum memiliki pemain sedigdaya MJ maupun Pippen. (AP)
Daftar besar kontrak atau gaji pemain Chicago Bulls pada musim 1997-1998: